43 Purnama Farm. Kedelapan peternakan ini sama seperti KBTM berbentuk usaha
tradisional. Seluruh unit bisnis di KBTM sebagian besar ditangani oleh keluarga dan
warga sekitar tempat usaha KBTM. KBTM dimiliki oleh keluarga besar Haji Ade Mahmud. Adapun bagan struktur organisasi KBTM dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 8. Bagan Organisasi Kelompok Bina Usahatani Muslim
5.2. Manajemen dan Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Ras Pedaging
Berdasarkan jumlah ayam yang dipelihara per periodenya, maka KBTM termasuk dalam kelompok peternakan berskala besar. Jumlah DOC yang
dipelihara per periodenya di setiap lokasi kandang mulai dari 1 500 ekor lokasi kandang Ciluar sampai 49 500 ekor lokasi kandang Cilodong.
Pemeliharaan ayam ras pedaging dilakukan dengan sistem all in all out. Sistem ini selain mempermudah pengelolaan juga dapat mengurangi stres pada
ayam. Kegiatan pemeliharaan ayam pedaging dimulai dengan melakukan persiapan kandang yaitu pengeluaran pupuk kandang, penyapuan lantai
kandang kemudian dilanjutkan dengan pencucian kandang dengan air bertekanan tinggi. Tindakan selanjutnya mencuci lantai dengan detergen.
Setelah lantai kering dilakukan pengapuran dan fumigasi awal dengan iodin. Selain itu lokasi di sekitar kandang juga dibersihkan serta membersihkan alat-alat
Founder Owner
Direktur Eksekutif
Direktur Pemasaran
Direktur Produksi
Kepala Kandang
Tenga Ahli
Anak Kandang
44 seperti brooder guard, tempat pakan, tempat minum, drum serta layar. Setelah
kandang dibersihkan, yang harus dilakukan adalah mendiamkan kandang selama dua minggu.
5.3. Penggunaan Input-input Produksi
Secara garis besar input-input produksi yang digunakan KBTM dalam proses produksi ayam ras pedaging terdiri dari input produksi tetap dan input
produksi variable.
5.3.1. Input Produksi Tetap
Input produksi tetap terdiri dari peralatan produksi dan sewa lahan beserta kandang di masing-masing lokasi. Peralatan yang digunakan dalam
proses produksi diantaranya induk pemanas semawar, lingkar pembatas brooder guad, tempat pakan dan tempat minum.
Induk pemanas semawar adalah induk buatan yang dipakai oleh KBTM untuk memelihara DOC sampai umur 14 hari. Induk pemanas yang
digunakan menggunakan bahan bakar batu bara. Satu induk pemanas dapat digunakan dapat digunakan untuk 250 ekor ayam. Jumlah induk pemanas
yang digunakan di setiap lokasi kandang berbeda tergantung pada jumlah ayam yang dipelihara dan iklim lokasi kandang tersebut. Harga satu buah
induk pemanas pada tahun 2007 adalah Rp 60 000 dengan daya tahan lebih kurang tiga tahun.
Penggunaan induk pemanas terbanyak terdapat pada lokasi kandang Cilodong, dengan koefisien teknis penggunaannya satu buah induk pemanas
untuk 175 ekor ayam. Penggunaan induk pemanas yang paling sedikit terdapat pada lokasi kandang Ciluar. Penggunaan induk pemanas yang
berlebihan akan mempengaruhi pembiayaan perusahaan. Akibatnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan meningkat, sehingga keuntungan yang
45 diperoleh tidak optimal. Jumlah penggunaan induk pemanas untuk masing-
masing lokasi kandang dapat dilihat pada Tabel 4. Koefisien teknis penggunaan induk pemanas dapat dilihat pada Tabel 5.
Lingkar pembatas brooder guard merupakan alat pembatas bagi DOC yang dipelihara antara umur satu sampai tujuh hari. Penggunaan
pembatas bersamaan dengan induk pemanas sehingga DOC memperoleh panas yang merata. Pembatas yang digunakan terbuat dari seng. Lingkaran
pembatas dibuat dengan tinggi 45 sampai 50 centimeter dengan diameter 2,75 sampai 4 meter. Diameter lingkaran pembatas dibuat berdasarkan
kapasitas pemanas dan jumlah DOC yang dipelihara. Satu unit lingkar pembatas dapat digunakan untuk 750 ekor ayam.
Harga satu unit lingkar pembatas pada tahun 2007 adalah Rp 129 000 dengan daya tahan pemakaian kurang lebih tiga tahun.
Kapasitas penggunaan lingkar pembatas rata-rata 938 ekor per satu unit. Koefisien penggunaan lingkar pembatas dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4. Penggunaan Peralatan Kandang di Masing-masing Lokasi Kandang Selama Sepuluh Periode
Lokasi Kandang
Jumlah Peralatan Kandang yang Digunakan di Setiap Lokasi Kandang
Semawar buah
Pembatas buah
Tempat Pakan buah
Tempat Air Minum
buah
Cilodong 175
50 450
450 Kelapa Dua
35 10
145 145
Cilebut 30
10 100
100 Pemda
135 42
530 530
Ciluar 111
38 466
466 Jumlah
481 150
1 691 2 014
Tempat pakan yang digunakan di setiap lokasi kandang terbuat dari bahan plastik dengan volume kurang lebih lima liter. Harga satu unit tempat
46 pakan Rp 15 000 dan memiliki daya tahan kurang lebih tiga tahun. Satu
tempat pakan mempunya kapasitas untuk 77 ekor ayam. Penggunaan tempat pakan terbanyak terdapat dilokasi kandang Pemda yaitu sebanyak 530 unit
untuk 10 000 ekor ayam ras pedaging. Rata-rata koefisien pengunaan tempat pakan di semua lokasi sama yaitu 83 ekor DOC per unit seperti terlihat pada
Tabel 5. Tempat air minum yang digunakan di setiap lokasi kandang terbuat
dari bahan plastik sama seperti tempat pakan. Harga tempat air minum sama dengan tempat pakan yaitu Rp 15 000 per unit dan mempunyai daya
tahan kurang lebih tiga tahun. Koefisien penggunaan tempat air minum sama dengan tempat pakan yaitu 77 ekor per unit. Penggunaan tempat pakan dan
minum di setiap lokasi kandang mempunyai perbandingan satu banding satu seperti dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 5. Koefisien Penggunaan Peralatan Kandang di Masing-masing Lokasi Kandang Selama Sepuluh Periode
Lokasi Kandang
Koefisien Penggunaan Peralatan Kandang Semawar
DOC buah
Pembatas DOC
buah Tempat
Pakan DOC
buah Tempat Air
Minum DOC
buah
Cilodong 283
990 110
100 Kelapa Dua
286 1000
69 69
Cilebut 333
1000 100
100 Pemda
281 869
69 69
Ciluar 284
829 68
68 Rata-rata
293 938
83 83
Lahan dan kandang yang digunakan KBTM merupakan lahan yang disewa dari seseorang atau pihak tertentu. Lama kontrak dilakukan
berdasarkan periode produksi. Pada Tabel 6 dapat dilihat jumlah dan luas kandang yang dikontrak. Setiap satu meter persegi luas kandang dapat diisi
47 8-9 ekor ayam ras pedaging. Sewa kandang yang dikeluarkan oleh
perusahaan adalah Rp 325 sampai dengan Rp 375 per ekor. Tabel 6. Jumlah dan Luas Penggunaan Kandang di Masing-masing Lokasi
Kandang Selama Sepuluh Periode
Lokasi Kandang
Jumlah Kandang
buah Luas Kandang
m
2
Kepadatan Ternak ekorm
2
Cilodong 17
6 188 8
Kelapa Dua 4
1 111 9
Cilebut 4
1 250 8
Pemda 13
4 056 9
Ciluar 11
3 938 8
Jumlah 49
16 542 -
Rata-rata -
3 308 8
5.3.2. Input Produksi Variabel
Input produksi variabel yang digunakan meliputi biaya pakan, DOC, vaksin, obat-obatan, desinfektan, tenaga kerja, sekam dan batu bara. Jumlah
penggunaan input produksi variabel tergantung pada jumlah ayam ras pedaging yang dipelihara.
Pakan yang digunakan oleh KBTM tidak dibedakan menjadi pakan starter dan finisher. Penggunaan jumlah pakan di setiap lokasi kandang
berbeda tergantung dari jumlah populasi ayam di lokasi kandang tersebut. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa penggunaan pakan terbanyak selama
sepuluh periode terdapat di lokasi kandang Cilodong yaitu 999 400 kilogram. Sedangkan penggunaan pakan yang paling sedikit selama sepuluh periode
terdapat di lokasi kandang Kelapa Dua dan Cilebut masing-masing 220 050 kilogram dan 255 600 kilogram. Jumlah total penggunaan pakan di lima
lokasi kandang selama sepuluh periode mencapai 2 910 435 kilogram. Pihak KBTM memperoleh pakan yang diperlukannya dari PT Japfa Comfeed, PT
Charoen Pokphand dan PT Samsung.
48 Tabel 7. Koefisien Penggunaan Pakan dan DOC di Masing-masing Lokasi
Kandang Selama Sepuluh periode.
Lokasi Kandang
Penggunaan Pakan dan DOC
Koefisien Penggunaan Pakan per DOC
Pakan kg
DOC ekor
PakanDOC kgekor
Konversi Pakan
Cilodong 999 400
444 287 2,249
1,679 Kelapa Dua
220 050 94 016
2,341 1,637
Cilebut 255 600
93 654 2,729
1,922 Pemda
729 400 301 328
2,421 1,754
Ciluar 705 985
284 651 2,480
1,676 Jumlah
2 910 435 1 217 936
12,220 -
Rata-rata 582 087
243 587 2,444
1,733 Tabel 7 memperlihatkan nilai konversi pakan masing-masing lokasi
kandang selama sepuluh periode. Nilai konversi pakan disebut juga Feed Convertion Ratio FCR adalah banyaknya kilogram pakan yang dikonsumsi
untuk menghasilkan satu kilogram berat ayam hidup. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa konversi pakan tertinggi
terdapat di lokasi kandang Cilebut yaitu 1,922, sedangkan konversi pakan terendah terdapat di lokasi kandang Kelapa Dua sebesar 1,637. Tinggi
rendahnya nilai konversi pakan sangat dipengaruhi oleh kualitas DOC serta mortalitas ayam selama periode pemeliharaan. Tingginya konversi pakan
akan menyebabkan peningkatan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Bibit ternak atau DOC yang dipelihara di masing-masing lokasi
kandang jumlahnya berbeda untuk setiap periode produksi. DOC yang digunakan biasanya diperoleh dari PT Charoen Pokphand, PT Samsung, PT
Cipendawa, PT Wonokoyo, dan PT MBAI Multi Brider Adi Rama. Jumlah DOC yang dipelihara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi
lingkungan yang terdapat pada lokasi kandang, kapasitas kandang, musim dan target produksi. Kualitas DOC yang baik akan sangat mempengaruhi
49 kelancaran proses produksi dan dapat menurunkan tingkat kematian ayam
selama periode pemeliharaan. Tenaga Kerja yang terdapat di KBTM terdiri dari beberapa bagian,
yaitu bagian keuangan, pemasaran serta bagian produksi. Bagian produksi terdiri bagian tenaga ahli vaksinator, kepala kandang dan anak kandang.
Penggunaan tenaga kerja anak kandang di setiap lokasi kandang berbeda. Jumlah tenaga kerja anak kandang yang menangani secara langsung
pemeliharaan ayam disesuaikan dengan jumlah ayam yang dipelihara dan luas kandang. Seorang tenaga kerja anak kandang di KBTM mampu
menangani ayam ras pedaging di satu kandang dengan kapasitas 2 000 sampai 10 000 ekor ayam.
Tabel 8. Penggunaan Tenaga Kerja di Masing-masing Lokasi Kandang Selama Sepuluh Periode
Lokasi Kandang Penggunaan Tenaga Kerja HKPlokasisepuluh
periode Anak Kandang
Tenaga Ahli
Cilodong 3 000
100 Kelapa Dua
580 20
Cilebut 600
18 Pemda
2 000 70
Ciluar 1 980
65 Jumlah
8 160 273
Tenaga kerja ahli vaksinator merupakan orang yang bertanggung jawab memberi vaksinasi suntik. Peternakan KBTM memiliki seorang
vaksinator yang bertugas melakukan vaksinasi ke seluruh lokasi kandang yang membutuhkan vaksinasi suntik. Vaksinasi secara oral dan minum dapat
dilakukan sendiri oleh tenaga kerja anak kandang. Pada Tabel 8 dapat dilihat penggunaan tenaga kerja yang bertanggung jawab pada masing-masing
bagian.
50 Penggunaan obat-obatan tidak mutlak dilakukan di setiap periode
pemeliharaan. Jenis vaksin yang biasa digunakan adalah ND IB, ND Emulsion dan Gumboro A. Antibiotik yang biasa digunakan adalah Therapy,
Bactrin Forte dan Enrosol-10. Vitamin yang digunakan adalah Vitra-Doc dan Vitralit.
Obat-obatan yang digunakan terdiri dari vaksinasi, feed additive, dan obat untuk pengobatan penyakit. Penggunaan desinfektan, kapur dan cuci
kandang termasuk dalam biaya perawatan kandang dan sanitasi. Vaksinasi yang rutin dilakukan adalah vaksinasi ND Newcastle Dieases sebanyak dua
kali setiap periodenya. Vaksinasi ND pertama diberikan pada saat ayam berumur empat hari
melalui tetes mata, dengan dosis 0,5 cc per ekor. Vaksin ND kedua diberikan pada saat ayam berumur lima hari dengan cara suntik bawah kulit
Subcutaneous dengan dosis 0,2 cc per ekor. Penyuntikan dilakukan di sekitar leher. Sedangkan Vaksin Gumboro diberikan pada saat ayam
berumur sembilan hari. Pemberian dilakukan melalui mulut atau cekok oral dengan dosis 0,2 cc per ekor.
Perawatan kandang terdiri dari kegiatan cuci kandang dan pemberian kapur. Pencucian kandang sangat dipengaruhi kondisi kesehatan lingkungan
di sekitar kandang. Apabila kondisi lingkungan sekitar kandang sehat maka biaya cuci kandang yang dikeluarkan kecil, sebaliknya kondisi lingkungan
yang tidak sehat, biaya cuci kandang yang dikeluarkan besar. Biaya pemakaian desinfektan dan fumigasi untuk sterilisasi kandang serta
pengapuran termasuk dalam biaya VOD vaksin, obat-obatan dan desinfektan.
Sekam digunakan sebagai alas kandang litter. Tebal litter yang digunakan tergantung pada jenis kandang. Kandang panggung memerlukan
51 ketebalan litter lima centimeter, sedangkan untuk kandang lantai diperlukan
litter dengan ketebalan sepuluh centimeter. Kebutuhan sekam untuk 1000 ekor ayam sebesar 50 karung per periode dengan harga Rp 2 500 per
karung. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar pemanas. Kebutuhan batu
bara tergantung pada jumlah ayam yang dipelihara dan suhu dalam kandang. Pada saat musim hujan kebutuhan batu bara meningkat. Untuk 1 000 ekor
ayam memerlukan batu bara sebanyak 340 kilogram per periode. Harga batu bara Rp 1 050 per kilogram. Besarnya biaya obat-obatan, sekam, batu bara
yang dikeluarkan oleh KBTM dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penggunaan Obat-obatan, Batu bara, Sekam di Masing-masing Lokasi
Kandang Selama Sepuluh Periode.
Lokasi Kandang
Penggunaan Input-input Produksi Obat-obatan Rp
Batu Bara Rp Sekam Rp
Cilodong 142 629 051
60 537 500 122 043 600
Kelapa Dua 29 545 009
12 450 000 33 465 600
Cilebut 29 663 664
12 500 000 33 600 000
Pemda 97 771 436
41 200 000 110 745 600
Ciluar 88 170 887
37 912 500 101 908 800
Jumlah 387 780 047
164 600 000 401 763 600
5.4. Biaya
Biaya yang dihitung dalam penelitian ini adalah seluruh biaya produksi yang dikeluarkan oleh KBTM yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya pemasaran tidak termasuk dalam struktur biaya dalam KBTM, karena KBTM tidak melakukan pemasaran sendiri. Pemasaran dilakukan melalui
tengkulak penangkap yang datang langsung kandang. Besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh KBTM di masing-masing
lokasi kandang selama sepuluh periode dapat dilihat pada Tabel 10. Biaya
52 produksi variabel yang dikeluarkan pada masing-masing lokasi kandang jauh
lebih besar dari pada biaya produksi tetap. Persentase biaya produksi variabel yang dikeluarkan sebesar 97 persen, sedangkan biaya tetapnya hanya tiga
persen dari total seluruh biaya produksi. Distribusi biaya produksi pada KBTM adalah sebagai berikut : 21,86 persen biaya DOC, 67,26 persen biaya pakan,
dan 2,47 persen biaya obat-obatan. Tabel 10. Total Produksi, Biaya Tetap, Biaya Variabel dan Biaya per Ekor di
Masing-masing Lokasi Kandang Selama sepuluh Periode
Lokasi Kandang
Total Produksi
ekor Biaya Tetap
Rp Biaya Variabel
Rp Biaya
per Ekor Rpekor
Cilodong 444 287
171 897 500 5 323 161 051
12 368 Kelapa Dua
94 016 41 035 714
1 172 947 559 12 913
Cilebut 93 654
35 400 000 1 286 326 964
14 113 Pemda
301 328 137 465 714
3 797 376 386 13 058
Ciluar 284 651
125 900 357 3 626 201 512
13 181 Total
1 217 936 511 699 286
15 206 013 472 -
Penggunan biaya produksi tertinggi selama sepuluh periode terdapat di lokasi kandang Cilebut, dengan jumlah biaya tetap yang dikeluarkan sebasar
Rp 171 897 500 dan biaya variabel sebesar Rp 5 323 161 051. Besarnya biaya produksi tetap dan variabel yang telah dikeluarkan oleh KBTM untuk kelima
lokasi kandang selama sepuluh periode adalah sebesar Rp 511 699 286 dan Rp 15 717 712 757.
Selain itu Tabel 10 juga memperlihatkan biaya per ekor terbesar terdapat di lokasi kandang Cilebut yaitu Rp 14 113, hal tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan faktor-faktor produksi di lokasi kandang Cilebut tidak efisien. Sedangkan biaya terkecil terdapat di lokasi kandang Cilodong yaitu Rp 12 368
per ekor, artinya efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi lokasi kandang Cilodong lebih baik dibandingkan lokasi kandang lainnya.
53
5.5. Penerimaan