Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

26 menjadi absah. Asumsi itu menuntut hubungan fungsional dalam masalah itu adalah linear dan additif, dapat dibagi dan deterministik. 1. Linearity Asumsi ini menginginkan agar perbandingan antara input yang satu dengan input yang lain besarnya tetap dan tidak tergantung pada tingkat produksi. 2. Proporsionalitas Asumsi ini menyatakan bahwa jika variabel pengambilan keputusan x j berubah, maka dampak perubahannya menyebar dalam proporsi yang sama terhadap fungsi tujuan c j x j dan juga fungsi kendala a ij x j . 3. Additivitas Asumsi mensyaratkan bahwa untuk setiap tingkat kegiatan tertentu x j nilai total fungsi sasaran z dan pemakaian total dari setiap sumberdaya sama dengan jumlah kontribusi atau penggunaan sumberdaya oleh setiap kegiatan yang dilakukan. 4. Divisibilitas Setiap kegiatan pemrograman linier dapat mengambil sembarang nilai fraksional. Jadi suatu kegiatan dapat dibagi ke dalam tingkat-tingkat fraksional. Dengan kata lain, nilai x j boleh integer dan non-integer. 5. Deterministik Semua parameter model c j , a ij , dan b i diasumsikan diketahui konstan. Secara tidak langsung mengasumsikan masalah keputusan dalam satu rangka statis dimana semua parameter diketahui dengan kepastian.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Kelompok Bina Usahatani Muslim merupakan usaha peternakan ayam ras pedaging komersil yang mempunyai tujuan utama untuk memaksimumkan 27 keuntungan. Keuntungan maksimum dapat dicapai jika alokasi sumberdaya yang dimiliki digunakan dengan efisien. Selain harga jual ayam ras pedaging yang berfluktuasi, peternakan KBTM juga menghadapi kendala sulitnya mendapatkan DOC yang berkualitas baik. DOC yang berkualitas tidak baik dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, meningkatnya mortalitas dan nilai konversi pakan. Penggunaan faktor-faktor produksi yang lain seperti tenaga kerja, obat-obatan dan pemanas tergantung jumlah produksi. Kelangkaan DOC terjadi akibat KBTM tidak terikat kontrak dengan perusahaan breeder. Keputusan itu diambil karena ada kecenderungan perusahaan breeder lebih mengutamakan memasok DOC pada peternakan berskala perusahaan, sedangkan KBTM merupakan peternak berskala sedang dengan kapasitas produksi 200 000 ekor per periode. Pada umumnya satu anak kandang mampu memelihara ayam 3 500 sampai dengan 4 000 ekor ayam ras pedaging per periode. Tetapi kondisi yang berbeda terjadi di KBTM. Satu anak kandang hanya memelihara 2 000 ekor ayam ras pedaging per periode. Hal tersebut memperlihatkan adanya kelebihan penggunaan tenaga kerja. Oleh karena itu diperlukan penyelesaian untuk mengoptimalkan alokasi penggunaan sumberdaya sehingga tercapai kondisi optimal. Pemecahan masalah optimalisasi produksi dilakukan dengan menggunakan model program linear. Model program linear digunakan untuk mencari keuntungan maksimum yang mungkin dicapai jika perusahaan melakukan pola produksi dengan optimal. Model ini akan menghasilkan pola produksi optimal yang paling memungkinkan untuk dilakukan perusahaan. Tahap berikutnya adalah analisis post optimal untuk melihat pengaruh dari perubahan-perubahan yang terjadi pada parameter-parameter yang dianalisis. 28 Analisis post optimal dilakukan dengan merubah harga jual ayam ras pedaging dan ketersediaan pakan. Penurunan harga jual ayam ras pedaging didasarkan pada nilai tingkat inflasi yang terjadi pada tahun 2007. Sedangkan nilai penurunan ketersediaan pakan didasarkan pada konversi pakan yang tinggi. Kemudian hasil analisis post optimal dibandingkan dengan kondisi optimal awal. Hasil dari analisis-analisis tersebut merupakan dasar bagi perusahaan dalam menerapkan kebijakan. 29 Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional - Kontribusi produksi daging ayam terhadap produksi daging nasional - Konsumsi daging ayam ras tinggi - Peluang bagi peternakan ayam ras pedaging untuk mengembangkan usahanya - Fluktuasi harga jual ayam ras pedaging - Kelangkaan DOC - Penggunaan tenaga kerja berlebih Linear Programming Fungsi tujuan : Memaksimumkan Keuntungan Fungsi Kendala : DOC, pakan, vaksin dan obat- obatan, sekam, minyak tanah, gas, kapasitas kandang, tenaga kerja Produksi Optimal Analisis Primal Analisis Dual Analisis Sensivitas Analisis Post Optimal Keputusan Tingkat Produksi 30

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Peternakan Kelompok Bina Usahatani Muslim KBTM. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja atau purposive dengan pertimbangan bahwa KBTM merupakan salah satu peternakan yang bergerak dibidang usaha ternak ayam ras pedaging yang terletak di Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei sampai September 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamat langsung di lapangan dan wawancara langsung dengan pihak manajemen perusahaan dan petugas lapangan. Data sekunder diperoleh dari laporan perusahaan, laporan penjualan, pembelian dan lapora keuangan, hasil penelitian terdahulu serta literatur yang relevan. Peubah yang diukur dan dianalisis dalam penelitian ini adalah keuntungan Rp, penerimaan total Rp, biaya produksi total Rp selama sepuluh periode dari lima lokasi kandang yang dimiliki KBTM. Selain itu penelitian ini juga mengukur dan menganalisis jumlah atau alokasi penggunaan input-input produksi ayam ras pedaging pada lima lokasi kandang selama sepuluh periode. Input-input produksi dibagi menjadi input tetap dan input variabel. Input-input tetap terdiri dari biaya penggunaan lahan dan kandang Rp serta biaya penggunaan peralatan kandang Rp. Sedangkan yang termasuk input-input variabel adalah biaya DOC Rp, pakan Rp, tenaga kerja Hari kerja Pria atau HKP, biaya vaksin, obat-obatan dan desinfektan Rp, biaya sekam