14
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Teori Produksi
Produksi merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam operasi perusahaan. Produksi didefinisikan sebagai kegiatan
untuk mengubah input atau sumberdaya menjadi output barang dan jasa. Lipsey et al. 1995 mengungkapkan bahwa perusahaan mengkombinasikan
bauran berbagai input untuk menghasilkan output disebut sebagai fungsi produksi. Menurut Herlambang 2002 fungsi produksi menunjukkan
hubungan teknis antara jumlah ouput maksimum yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input.
Perusahaan hanya dapat berproduksi pada batasan tertentu batas kemungkinan produksi. Menurut Nicholson 2002, batas kemungkinan
produksi production possibility frontier menunjukkan berbagai variasi jumlah dua barang atau lebih yang dapat diproduksi dari sumberdaya yang
terbatas. Batas kemungkinan produksi merupakan pengingat kenyataan ekonomi yang mendasar, bahwa dengan jumlah sumberdaya yang terbatas
tidak mungkin memproduksi seluruh jenis barang yang kita inginkan. Selain itu batas kemungkinan produksi menunjukkan adanya biaya imbangan
opportunity cost. Opportunity cost merupakan keputusan memproduksi satu barang lebih sedikit agar dapat memproduksi barang lain dalam jumlah
yang banyak. Lipsey et al. 1995 menyatakan bahwa batas kemungkinan produksi
menggambarkan tiga konsep, yaitu kelangkaan, pilihan choise dan biaya imbangan opportunity cost. Kelangkaan bermakna bahwa perusahaan
15 harus menetapkan pilihan berapa banyak barang yang diproduksi untuk
setiap jenisnya. Pilihan ditunjukkan oleh kebutuhan untuk memilih dari beberapa titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas. Biaya
imbangan merupakan biaya dari barang yang diukur dengan hilangnya alternatif penggunaan yang dikorbankan karena memproduksi suatu barang.
Kelangkaan mengharuskan perusahaan membuat pilihan, dan pilihan tersebut merupakan biaya. Kurva batas kemungkinan produksi dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Kurva Kemungkinan Produksi dan Isorevenue
Sumber : Lipsey et al. 1995
Sepanjang garis kurva pada Gambar 1 menunjukkan kombinasi- kombinasi produksi yang dapat dicapai, jika perusahaan memanfaatkan
sumberdaya secara efisien ditunjukkan oleh daerah OAEB. Batas kemungkinan produksi yang membatasi antara kombinasi produk yang dapat
dicapai dengan yang tidak dapat dicapai, diperlihatkan oleh kurva AEB. Kombinasi produksi X dan Y yang menghasilkan penerimaan yang
sama digambarkan dengan kurva isorevenue, ditunjukkan oleh kurva TR
1
dan TR
2
. Penerimaan maksimum perusahaan dicapai pada titik E. Jika
X
a A
E
B b
O
TR
1
TR
2
Y
16 perusahaan berproduksi pada titik a dan b, maka kombinasi X dan Y
menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pada titik E dengan jumlah output yang sama. Dengan demikian penerimaan tertinggi dicapai ketika
kurva isorevenue bersinggungan dengan batas kemungkinan produksi. Hubungan antara output dengan input digambarkan dalam fungsi
produksi seperti pada Gambar 2. Menurut Doll and Orazem 1984 fungsi produksi dibedakan menjadi tiga daerah berdasarkan elastisitas produksi
dari faktor-faktor produksi. Kurva ini memperlihatkan produk total yang naik secara stabil dengan laju yang semakin meningkat, kemudian semakin
berkurang. Titik produktivitas tertinggi tenaga kerja dalam menghasilkan output dicapai pada saat q. Produksi rata-rata pada titik ini sama dengan
produksi marjinal. Jika perusahaan berproduksi lebih kecil dari q q
1
, tambahan unit tenaga kerja mengakibatkan penambahan jumlah produksi
yang lebih besar elastisitas produksi lebih besar satu. Sedangkan penambahan tenaga kerja akan menghasilkan tambahan produksi yang lebih
sedikit, jika perusahaan berproduksi lebih besar dari q q
2
. Pada saat q perusahaan mencapai tingkat produksi tertinggi.
17 Gambar 2. Kurva Produksi
Sumber : Lipsey et al. 1995
3.1.2. Biaya Produksi