5
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut salah satunya adalah revegetasi atau penanaman kembali hutan yang terganggu.
Gambar 1 Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian Revegetasi yang dilakukan pertahun diharapkan dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas kesuburan tanah termasuk bahan organik tanah, serta meningkatnya aktivitas biotik dan keragaman spesies fauna tanah termasuk
kelimpahan Collembola tanah sebagai dekomposer. Collembola merupakan salah satu kelompok mesofauna tanah potensial. Kelompok mesofauna dan makrofauna
lebih berperan penting dalam transformasi bahan organik Hanafiah et al. 2007.
Collembola juga dapat meningkatkan sumber makanan secara langsung di dalam pembusukan akar atau secara tidak langsung di dalam pembentukan hifa fungi
dekomposer Sinka et al. 2007. Collembola tanah merupakan salah satu bagian dari kelompok
invertebrata. Menurut Bisevac Majer 1998 pemanfaatan kelompok invertebrata sebagai pemantauan keberhasilan revegetasi memiliki keunggulan
tersendiri, diantaranya lebih hemat biaya dan menghasilkan informasi kondisi lingkungan yang lebih tinggi dibanding kelompok vertebrata dan tanaman.
HUTAN ALAM SIKLUS HARA
AKTIFITAS PERTAMBANGAN
DEGRADASI LAHAN KESUBURAN
TANAH
REVEGETASI: t1 INDIKATOR:
KELIMPAHAN COLLEMBOLA
FAKTOR BIOTIK FAKTOR ABIOTIK
REVEGETASI: t..
REVEGETASI: tn
6
Penggunaan Collembola tanah sebagai salah satu indikator pemantau keberhasilan revegetasi merupakan hal yang sangat menarik, mengingat peranan Collembola
tanah yang besar dalam membantu kesuburan tanah serta mudah dalam pengambilan sample dan identifikasi. Pemanfaatan Collembola tanah diharapkan
dapat memperkaya parameter keberhasilan revegetasi, terlebih memadukannya dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis SIG, yang saat ini
tengah berkembang sehingga dihasilkan model-model spasial yang praktis, cepat dan akurat.
1.6. Hipotesis
Kesuburan suatu ekosistem yang bervegetasi sangat erat hubungannya dengan kelimpahan Collembola tanah, dimana kelimpahannya sangat berkaitan
dengan indikator dan peubah kunci sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, komposisi vegetasi, ketebalan serasah dan predator.
1.7. Kebaruan Novelty Penelitian:
1. Fokus Focus dari penelitian ini adalah kajian terhadap kelimpahan Collembola tanah di area pasca tambang hasil revegetasi, dimana populasi
Collembola tanah dijadikan sebagai salah satu parameter kesuburan tanah di area tambang yang di revegetasi.
2. Terdepan di bidang ilmu Advance karena di Indonesia penelitian mengenai permodelan dan distribusi spasial kelimpahan Collembola tanah di areal
tambang yang di revegetasi belum pernah ada. 3. Ilmiah Scholar terletak pada pendekatan yang berbasis spasial kuantitatif
untuk menghasilkan model terbaik, dimana modelnya dibangun secara empiris terukur dan dievaluasi secara kuantitatif.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Reklamasi dan Revegetasi Lahan Tambang
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya energi dan mineral, baik berupa minyak dan gas bumi, emas, tembaga, nikel, dan
lain-lain. Pertambangan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat
penting sehingga pengembangannya secara berkelanjutan perlu dilakukan karena berhubungan dengan pendapatan nasional dan daerah serta memberikan manfaat
bagi masyarakat di sekitar tambang. Perubahan lingkungan di sekitar pertambangan dapat terjadi setiap saat, sehingga manajemen pengelolaan yang
efektif menjadi indikator keberlanjutan pertambangan. Menurut Sumantri et al. 2008 pengelolaan limbah pertambangan mineral emas dan tembaga yang telah
dilakukan oleh perusahaan pertambangan masih belum mampu mengatasi degradasi kualitas lingkungan bio-fisik dan masalah sosial kemasyarakatan,
meskipun beberapa kegiatan pertambangan telah berorientasi pada industri bersih yang berwawasan lingkungan.
Kegiatan penambangan di Indonesia umumnya dilakukan dengan teknik penambangan di permukaan darat. Penambangan seperti ini menerapkan teknik
penambangan terbuka open pit mining yang diawali dengan pembukaan lahan, pengikisan lapisan tanah atas, pengerukan dan penimbunan. Aktivitas ini dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap fungsi hutan terutama hutan lindung. Dampak yang ditimbulkan terhadap fungsi hutan lindung adalah menghancurkan
ekosistem hutan termasuk penghilangan vegetasi, meningkatnya laju erosi, aliran permukaan run-off, sedimentasi dan rusaknya wilayah penangkap air
watershed areas serta terganggunya tingkat stabilitas lahan dan berubahnya iklim mikro. Dampak lainnya berupa gangguan terhadap status biodiversity jenis-
jenis tanaman lokal, habitat satwa dan rusaknya bentang alam yang asli fragmentasi habitat Setiadi
2006. Menurut As‟ad 2005 kegiatan penambangan dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia serta biologi tanah melalui
pengupasan tanah lapisan atas, penambangan, pencucian serta pembuangan tailing. Penambangan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan akan
menyebabkan terancamnya daerah sekitarnya dengan bahaya erosi dan tanah