Lingkungan Abiotik dan Biotik Collembola Tanah
14
mempengaruhi komunitas Collembola tanah. Setiap kenaikan suhu lebih dari 4
o
C di hutan pinus Latvia utara kekayaan spesies Collembola tanah mengalami
penurunan Jucevica Meleis 2005. Menurut Christiansen 1964 dalam Suhardjono 1992 pertumbuhan Collembola dipengaruhi oleh faktor luar yaitu
suhu. Kelembaban tanah memainkan peranan penting dalam penyebaran
Collembola tanah. Menurut Holt 1985 kelembaban merupakan penyebab utama rendahnya tingkat populasi Collembola pada bulan-bulan kering. Beberapa
spesies Collembola peka terhadap kelembaban tanah sehingga variasi komposisi spesies dan populasi berbeda Imler 2004. Isotomurus palustris Muller dan
Tomocerus minor Lubbock banyak terdapat dalam keadan kelembaban tinggi basah, sedangkan Hypogastrura armata Nicolet dan Folsomia quadrioculata
Tullberg lebih menyukai keadaan kering Widyawati 2008. Dalam hubungannya dengan kelembaban Collembola tanah dimungkinkan untuk menjadi indikator
keadaan air tanah. Kandungan air tanah akan mempengaruhi komposisi jenis tertentu dari komunitas Collembola dalam tanah Ananthakrisna 1978 dalam
Suhardjono 1992. Menurut Takeda 1981 jika terjadi kekeringan atau kebanjiran, beberapa jenis Collembola melakukan migrasi ke lapisan tanah yang
lebih dalam. Tekstur merupakan sifat fisik tanah yang turut mempengaruhi kelimpahan
Collembola tanah. Tekstur tanah berhubungan dengan persentase pasir, debu dan liat. Tektur tanah berpengaruh pada jumlah ruang pori di dalam tanah termasuk
kadar air tanah. Kadar air di dalam tanah berpengaruh pada aktivitas dan distribusi fauna tanah Brown 1980. Pertumbuhan Collembola tanah juga meningkat
sejalan dengan naiknya proporsi tanah dan pasir di hutan, hal ini dapat dilihat dari jumlah N biomassa, total C dan total N, respirasi tanah dan bahan C organik
Kaneda dan Kaneko 2004. Faktor sifat kimia tanah seperti pH tanah, bahan organik, nitrat dan
kandungan bahan kimia mempengaruhi keberadaan Collembola. Menurut Hazra Choudhuri 1983 konsentrasi nitrat dan bahan organik tanah mempunyai
korelasi positif terhadap sebaran populasi Collembola. Penurunan populasi dan keanekaragamn taksa Collembola juga terjadi pada tanah-tanah masam. Penyebab
15
banyaknya Collembola yang mati pada tanah yang masam dikarenakan teracuni oleh kation-kation yang larut dalam air tanah Van Gestel Mol 2003.
Penelitian Huston 1978 dalam Agus 2007 bahwa pH 5,3 menghasilkan fekuiditas terbaik dan lama hidup individu dewasa Collembola terpanjang.
Menurut Loranger et al. 2001 Collembola yang hidup di dataran tinggi umumnya toleran terhadap pH yang rendah. Suhardjono et al. 2000 menyatakan
bahwa saluran pencernaan Collembola 23 bagian depan ususnya mempunyai pH 5,4
– 6,9 yang memungkinkan Collembola dapat mengakumulasi logam berat dalam tubuhnya. Geissen et al. 1997 mengungkapkan bahwa meningkatnya pH
tanah yang diakibatkan oleh pemupukan dan pengapuran berdampak menurunkan keanekaragaman Collembola. Penggunaan pestisida dilaporkan oleh Framton
1997 berdampak negatif terhadap kelimpahan Collembola. Lingkungan biotik seperti komposisi vegetasi berpengaruh secara tidak
langsung terhadap Collembola. Menurut Rahmadi et al. 2004 keanekaragaman vegetasi secara tidak langsung berpengaruh pada keanekaragaman Collembola
karena semakin tinggi keanekaragaman vegetasi akan semakin bervariasi pakan yang tersedia. Semakin tinggi variasi pakan semakin beragam organisme yang
mengkonsumsi. Menurut Materna 2004 keanekaragaman dan kerapatan vegetasi penutup tanah yang tinggi berpengaruh meningkatkan jumlah pori makro tanah
yang dapat dimanfaatkan oleh Collembola untuk tempat bersembunyi dari pemangsa. Disamping itu, keanekaragaman vegetasi penutup permukaan tanah
dan kerapatannya dapat mengurangi terjadinya fluktuasi suhu dan kelembaban tanah yang ekstrim, sehingga merupakan relung yang disukai oleh Collembola
Hartzberg et al. 1994. Hagvar 1982 menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara keanekaragaman vegetasi dan Collembola yang hidup di bawahnya.
Ketebalan serasah merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberadaan Collembola tanah. Serasah merupakan sumber
makanan dan tempat hidup bagi Collembola. Menurut Wallwork 1970 dalam Widyawati 2008 akumulasi serasah di permukaan tanah merupakan sumber
makanan untuk berbagai organisme terutama organisme yang berperan dalam mendegradasi serasah. Disamping itu, kondisi serasah yang tebal dan lembab
16
menyediakan mikro habitat yang sesuai bagi Collembola tanah Rahmadi et al. 2004.
Adanya predator turut mempengaruhi kelimpahan Collembola. Acarina atau Tungau merupakan kelompok predator penting yang menentukan ukuran
populasi Collembola. Dilaporkan bahwa Acarina mampu memakan Collembola paling banyak 14 ekorhari, tatapi pada umumnya paling sedikit 2 ekorhari
Suhardjono 1992. Kelompok predator kedua adalah Pseudoscorpion, Staphylinidae, Carabidae dan Centipedes. Kelompok predator ketiga adalah
semut, laba-laba dan hemiptera predator Hopkin 1997. Populasi Collembola dan pemangsanya selalu berada dalam keadaan seimbang. Apabila tampak terjadi
perubahan keseimbangan populasi Collembola dan pemangsanya berarti terjadi perubahan atau gangguan keadaan tanah Suhardjono 1985.