Pemodelan Spasial Sistem Informasi Geografis
23
yang sama dengan SIG, perbedaannya adalah bahwa pemodelan mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit dibandingkan dengan analisis. Pemodelan
merupakan suatu proses yang dapat berupa simulasi, prediksi maupun deskripsi. Pemodelan spasial adalah suatu proses untuk melihat karakteristik dari sejumlah
layer untuk setiap lokasi dalam rangka memecahkan masalah. Nilai dari masing- masing grid saling tumpang tindih dengan nilai dari cover lainnya yang
menggambarkan atribut dari masing-masing lokasi Jaya 2006. Tujuan dari pembuatan model adalah membantu dalam pengambilan
keputusan ataupun
analisis untuk
memahami, menggambarkan
dan memperkirakan bagaimana suatu proses bekerja dalam dunia nyata melalui
penyederhanaan fenomena maupun feature. Hasil dari permodelan ini dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, melakukan kegiatan ilmiah atau
memberi informasi umum Jaya 2006. Aplikasi pemodelam spasial sudah banyak dilakukan dalam kaitannya
dengan pengelolaan sumberdaya alam diantaranya untuk mengetahui tingkat keberhasilan reforestrasi dan menentukan indikator kunci tingkat keberhasilan
reforestrasi Puspaningsih, 2011, memprediksi umur dan luas area panen atau produksi panen tanaman padi sawah irigasi Sitanggang et al. 2006, menyusun
model perubahan penggunaan lahan dan arah arah penggunaan lahan yang berwawasan lingkungan Munihab, 2008 dan mendapatkan faktor-faktor utama
yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan Samsuri, 2008; Kayoman, 2010.
Ada 3 kategori fungsi pemodelan data spasial yang diterapkan pada obyek- obyek data geografis dalam SIG, berdasarkan prosedur analisisnya, yaitu:
1. Model geometrik geometric model: membuat buffer, menghitung luas area, keliling perimeter dan menghitung jarak Euclidean antar obyek.
2. Model koinsidensi coincidence model: overlay poligon identity, union dan intersection, clipping dan pengurangan erasing serta updating.
3. Model kedekatan adjacently model: pathtonding, redistriciting dan alokasi Berdasarkan prosesteknik analisisnya, pemodelan dikelompokkan atas :
1. Pemodelan kartografi cartographic modeling. Pada pemodelan ini disarankan untuk membuat diagram alir flow chart yang detail dan
24
perencanaan yang teliti untuk menderivasi data-data yang diharapkan dan bagaimana cara menggunakannya.
2. Pemodelan simulasi. Pemakai mencoba untuk melakukan simulasi terhadap fenomena yang kompleks menggunakan kombinasi informasi spasial dan non-
spasial. Aspek ini memerlukan keahlian bagaimana suatu model dibangun sebagai contoh adalah evaluasi kesesuaian habitat satwa liar. Para ahli dapat
menggunakan layer spasial yang mencakup informasi tentang vegetasi, elevasi, aspek, slope, kepemilikan, jalan dan aliran sungai, selanjutnya
dilakukan pembobotan prioritas layer. Model tersebut dapat digunakan untuk menentukan areal yang baik untuk habitat atau areal yang perlu diperbaiki.
3. Pemodelan prediktif Predictive modeling. Pada pemodelan ini biasanya menggunakan tehnik statistik, umumnya analisis regresi untuk menyusun
suatu model. Tahap pertama adalah mengumpulkan informasi tentang penomena yang diamati, selanjutnya satu set informasi tersebut digunakan
untuk membangun suatu model dengan melihat masing-masing layer dari informasi spasial dan masing-masing komponen dari informasi non-spasial.
25