31
3.4.3.3. Pengumpulan Sampel Acarina dan Collembola Tanah
Pengambilan sampel Acarina dan Collembola tanah dilakukan menggunakan metode ekstraksi Corong Barlese yang sudah dimodifikasi.
Pencuplikan tanah dan serasah untuk ekstraksi dilakukan dengan cara mengumpulkan serasah yang ada di permukaan tanah dengan kuadran sampel
yang berukuran 25 cm x 25 cm. Sedangkan untuk contoh tanah dilakukan dengan cara menggali tanah sampai kedalaman 20 cm, sesuai dengan ukuran kuadran
sample serasah. Selanjutnya sample serasah dan tanah tersebut dimasukan ke dalam kantung belacu yang berukuran 35 cm x 30 cm dan diberi label di dalam
serta di luar kantungnya. Penggunaan kantung belacu dimaksudkan agar selama pengangkutan atau pengiriman masih dapat terjadi proses pertukaran udara dan
evaporasi tanah. Sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tanah karena proses penguapan tanah di dalam kantung. Kenaikan suhu dalam kantung dapat
mematikan fauna tanah, sehingga menyulitkan proses pemilahan. Diharapkan fauna tanah dalam Corong Barlese masih dapat bertahan hidup. Proses ekstraksi
biasanya dilakukan selama 4-7 hari tergantug pada banyaknya contoh tanah dan fauna tanah yang diekstraksi Suhardjono 1992.
3.4.3.4. Pemilihan dan Identifikasi Acarina dan Collembola Tanah
Sortasi dan identifikasi sampel Collembola dan Acarina tanah dilakukan di laboratorium. Identifikasi Collembola tanah dilakukan sampai morfospesies dan
atau jika memungkinkan sampai tahap spesies. Sedangkan untuk Acarina tidak dilakukan identifikasi jenis hanya dihitung kelimpahan individunya saja. Kunci
identifikasi yang digunakan adalah Greenslade 1991, Greenslade Vaughan. 2003, Yoshii 1959, 1982a, 1982b, 1983; Suhardjono 1989; Yoshii
Suhardjono 1989, 1992a, 1992b.
3.4.4. Digitasi Interpolasi, Peta Digital dan Overlay
Data hasil survei lapangan yang dilengkapi dengan koordinat geografis yang diperoleh dari GPS digunakan sebagai input data SIG yaitu dengan cara
menginterpolasi data tersebut. Interpolasi adalah suatu proses estimasi nilai pada
32
daerah yang tidak disampel berdasarkan data yang ada di sekitarnya. Selanjutnya dari hasil interpolasi tersebut dibuat peta digital. Seluruh peta digital tadi di
overlay atau penggabungan informasi beberapa peta untuk menghasilkan satu informasi baru.
3.4.5. Analisis Data
1. Sifat fisik dan kimia tanah Sifat fisik tanah yang dianalisis meliputi suhu tanah, kelembaban tanah,
dan tektur tanah. Sedangkan analisis sifat kimia tanah meliputi pH tanah, kadar bahan organik tanah dan KTK tanah.
2. Komposisi Vegetasi Data komposisi vegetasi bisa diperoleh dari menghitung kerapatan
density dan jumlah jenis. Kerapatan density dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Kerapatan x 100
3. Kelimpahan Collembola tanah Data kelimpahan Collembola tanah diperoleh berdasarkan perhitungan
jumlah individu Collembola tanah pada masing-masing titik plot pengambilan sample di setiap lokasi penelitian.
3.4.6. Pengujian Hubungan antar Peubah
Pengujian hubungan antar peubah penyusun model dilakukan untuk menghindari terjadinya korelasi antar peubah yang dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan model. Pengujian ini dilakukan berdasarkan analisis korelasi, kemudian disusun dalam bentuk matriks.
3.4.7. Penentuan Skor dan Bobot
Salah satu tahap penting dalam membangun model keberhasilan revegetasi ini adalah untuk membangun nilai skor yang terstandarisasi standardized score,
melalui pembuatan skor dengan pendekatan fuzzy. Fungsi-fungsi fuzzy diturunkan