Standar Skor Kelimpahan Collembola Tanah

54 Tabel 7 Nilai estimasi dan standar skor kelimpahan Collembola tanah dengan umur revegetasi Umur tahun Collembola estimasi 1 jumlah individukoloni Skor Collembola 2 1 2 10 2 3 12 2 3 12 2 3 12 2 3 12 2 3 12 3 8 17 3 8 17 3 8 17 3 8 17 4 15 26 4 15 26 4 15 26 4 15 26 5 26 39 5 26 39 5 26 39 5 26 39 6 39 56 7 55 76 7 55 76 7 55 76 7 55 76 7 55 76 8 75 100 8 75 100 min 2 10 max 75 100 1 dihitung menggunakan rumus Estimasi y = 1.489x2 - 3.001x + 3.407 2 dihitung menggunakan rumus Skor = {[x – Nmin] [N max – Nmin]} x 90 + 10 4.6.1. Skor indikator sifat fisik tanah Kelembaban Indikator Sifat fisik tanah diwakili oleh kelembaban tanah. Berdasarkan hasil verifikasi Lampiran 4 model terbaik hubungan antara kelembaban Rh dengan kelimpahan Collembola tanah mengikuti model polinomial dengan persamaan y = 0.023x 3 - 5.469x 2 + 432.3x - 11372. Berdasarkan persamaan tersebut kemudian digunakan untuk menghitung nilai estimasi dan standar skor kelimpahan Collembola tanah Tabel 8. 55 Tabel 8 Nilai estimasi dan standar skor kelembaban tanah Kelembaban RH Collembola estimasi 1 jumlah individukoloni Skor kelembaban 2 89 70 89 75 35 43 73 30 37 78 38 48 74 33 41 77 38 47 69 9 10 75 35 43 76 36 45 74 33 41 73 30 37 73 30 37 76 36 45 74 33 41 75 35 43 82 42 52 82 42 52 87 57 72 90 78 100 90 78 100 90 78 100 90 78 100 90 78 100 90 78 100 74 33 41 77 38 47 min 9 10 max 78 100 1 dihitung menggunakan rumus Estimasi y = 0.023x 3 - 5.469x 2 + 432.3x - 11372 2 dihitung menggunakan rumus Skor = {[x – Nmin] [N max – Nmin]} x 90 + 10 Pola hasil regresi Gambar 13 menunjukkan bahwa kelimpahan Collembola tanah meningkat dengan semakin bertambahnya kelembaban tanah. Hasil ini sejalan dengan penelitian Pfug Wolters 2002 yang menyatakan adanya korelasi positif antara meningkatnya kelembaban tanah dengan kelimpahan Collembola tanah. Kelembaban yang rendah menyebabkan Collembola tanah bermigrasi kelapisan yang lebih dalam Detsis 2000. Pada bulan-bulan kering dimana kelembaban tanah rendah, menyebabkan populasi Collembola akan berkurang jumlanya Holt 1985. 56 Gambar 13 Hasil analisis regresi antara kelimpahan Collembola tanah dengan kelembaban 4.6.2. Indikator Sifat Kimia C-Organik Gambar 14 Hasil analisis regresi antara kelimpahan Collembola tanah dengan C-Organik y = 0.023x 3 - 5.469x 2 + 432.3x - 11372 R² = 0.337 -10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 65 70 75 80 85 90 95 K e li m p ah an Co ll e m b o la Tan ah i n d iv id u Kelembaban Tanah y = -5188.x 3 + 14675x 2 - 13437x + 4016 R² = 0.787 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 K el im p ahan Coll em b ola tan ah i n d iv id u C-Organik 57 Tabel 9 Nilai estimasi dan standar skor C-organik C-organik Collembola estimasi 1 jumlah individukoloni Skor C-organik 2 0.90 27 46 0.80 2 10 0.80 2 10 0.80 2 10 0.80 2 10 0.80 2 10 0.80 2 10 0.80 2 10 0.80 2 10 0.80 2 10 0.70 21 37 0.70 21 37 0.70 21 37 0.70 21 37 0.90 27 46 0.90 27 46 0.90 27 46 0.90 27 46 0.90 27 46 1.20 57 89 1.20 57 89 1.20 57 89 1.20 57 89 1.20 57 89 1.00 65 100 1.00 65 100 min 2 10 max 65 100 1 dihitung menggunakan rumus Estimasi y = -5188.x 3 + 14675x 2 - 13437x + 4016 2 dihitung menggunakan rumus Skor = {[x – Nmin] [N max – Nmin]} x 90 + 10 Indikator sifat kimia tanah yang terpilih adalah C-organik. Hasil verifikasi Lampiran 5 menunjukan bahwa model terbaik hubungan antara C-organik dengan kelimpahan Collembola tanah adalah model polinomial dengan persamaan y = -5188.x 3 + 14675x 2 - 13437x + 4016. Persamaan yang diperoleh digunakan untuk membangun standar skor kelimpahan Collembola tanah berdasarkan nilai C-organik Tabel 9. Pola hubungan antara kelimpahan Collembola tanah dan C-Organik pada Gambar 14 menunjukan bahwa kelimpahan Collembola tanah berkurang pada nilai C-organik sebesar 0.8 . Kelimpahan Collembola tanah di 58 area revegetasi akan semakin meningkat dengan semakin bertambahnya nilai C-organik tanah sampai dengan 1 . Hasil ini sejalan dengan penelitian Subowo 1988; Pinto et al. 1997; Eaton et al. 2004 dan Agus 2007, dengan ada korelasi positif antara jumlah inidvidu Collembola tanah dengan kandungan C-organik tanah. Hal ini dimungkinkan karena dalam hidupnya Collembola memakan jamur, ganggang hijau dan mikrobajasad renik yang berasal dari bahan organik yang akan dan sedang mengalami perombakan Suhardjono 1985. 4.6.3. Indikator Komposisi Vegetasi Kerapatan vegetasi tingkat tiang Hasil verifikasi kerapatan vegetasi pada Lampiran 6 terlihat bahwa model regresi terbaik adalah polinomial dengan persamaan y = 8E-05x 3 - 0.024x 2 + 1.815x + 7.312. Berdasarkan persamaan tersebut dibangun standar skor pada Tabel 10. Pola regresi dari model tersebut dapat dilihat pada Gambar 15. Awalnya kelimpahan Collembola tanah akan semakin bertambah dengan semakin meningkatnya kerapatan vegetasi tingkat tiang, sampai pada kerapatan vegetasi tertentu, kemudian kelimpahan Collembola tanah berkurang dengan semakin bertambahnya kerapatan vegetasi. Hal ini diduga karena pada saat kerapatan vegetasi tingkat tiang bertambah vegetasi yang berperan berikutnya adalah vegetasi tingkat pohon, sehingga semakin bertambah kerapatan vegetasi tingkat tiang kelimpahan Collembola tanah akan berkurang. Gambar 15 Hasil analisis regresi antara kelimpahan Collembola tanah dan kerapatan vegetasi tingkat tiang y = 8E-05x 3 - 0.024x 2 + 1.815x + 7.312 R² = 0.343 10 20 30 40 50 60 70 80 90 20 40 60 80 100 120 140 K el im p ahan Coll em b ola Ta n ah i n d iv id u Kerapatan Vegetasi Tingkat Tiang individu 59 Tabel 10 Nilai estimasi dan standar skor kerapatan vegetasi tingkat tiang Kerapatan vegetasi individu Collembola estimasi 1 jumlah individukoloni Skor kerapatan vegetasi 2 7 10 7 10 170 15 28 7 10 7 10 7 10 7 10 60 47 98 100 29 57 150 10 15 110 23 45 110 23 45 120 18 33 110 23 45 20 35 70 20 35 70 10 23 45 40 47 97 30 42 87 80 40 82 50 48 100 50 48 100 20 35 70 30 42 87 130 13 23 30 42 87 min 7 10 max 48 100 1 dihitung menggunakan rumus Estimasi y = 8E-05x 3 - 0.024x 2 + 1.815x + 7.312 2 dihitung menggunakan rumus Skor ={[x – Nmin] [N max – Nmin]} x 90 + 10 Kerapatan vegetasi menyebabkan jatuhan dan ketebalan serasah lebih tinggi, menyebabkan ketersediaan sumber pakan bagi Artropoda maupun Collembola akan semakin baik serta dapat mempertinggi kandungan bahan organik tanah Sebayang et al. 2000. Kerapatan vegetasi juga secara tidak langsung menguntungkan bagi organisme tanah sebagai penghalang sinar matahari langsung ke lantai hutan atau sebagai naungan bagi organisme tanah Szujecki 1987. Menurut Materna 2004 kerapatan vegetasi penutup tanah dapat 60 mengurangi terjadinya fluktuasi suhu dan kelembaban tanah yang ekstrim sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh pada keberadaan Collembola. 4.6.4. Indikator Serasah Gambar 16 Hasil analisis regresi kelimpahan Collembola tanah dan ketebalan serasah Indikator serasah dengan peubah yang diukur adalah ketebalan serasah. Berdasarkan hasil verifikasi Lampiran 7, persamaan model terbaik adalah polinomial dengan persamaan y = 0.173x 3 + 3.144x 2 - 7.503x + 19.98. Persamaan tersebut menjadi dasar untuk membuat standar skor ketebalan serasah Tabel 10. Pola hubungan antara kelimpahan Collembola tanah dan ketebalan serasah menunjukan hubungan positif antara meningkatnya jumlah individu Collembola tanah dengan meningkatnya ketebalan serasah Gambar 16. Menurut Takeda 1978 dalam Suhardjono 1992 ketebalan serasah dan ketersediaan bahan organik berpengaruh terhadap kelimpahan Collembola tanah. Serasah yang tebal dan lembab menyediakan mikrohabitat yang cocok bagi Collembola Rahmadi et al. 2004. Menurut Wallwork 1970 dalam Widyawati 2008 akumulasi serasah y = 0.173x 3 + 3.144x 2 - 7.503x + 19.98 R² = 0.411 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0.6 1.6 2.6 3.6 4.6 5.6 K e li m p ah an Co ll e m b o la Tan ah in d iv id u Ketebalan Serasah cm 61 di permukaan tanah merupakan sumber makanan untuk berbagai organisme, terutama organisme yang berperan dalam mendegradasi serasah. Tabel 11 Nilai estimasi dan standar skor ketebalan serasah Serasah cm Collembola estimasi 1 jumlah individukoloni Skor serasah 2 2 19 14 2 19 14 1 16 10 1.75 17 12 2.5 24 21 1.5 16 11 1.5 16 11 1.1 16 10 1 16 10 1.05 16 10 1.6 17 11 0.25 18 13 0.35 18 13 1.5 16 11 2.5 24 21 3 30 30 1 16 10 1.5 16 11 4 51 58 4 51 58 1.5 16 11 4 51 58 1.5 16 11 3.5 40 42 3.5 40 42 5 83 100 min 16 10 max 83 100 1 dihitung menggunakan rumus Estimasi y = 0.173x 3 + 3.144x 2 - 7.503x + 19.98. 2 dihitung menggunakan rumus Skor = {[x – Nmin] [N max – Nmin]} x 90 + 10 62 4.6.5. Indikator Predator Gambar 17 Hasil analisis regresi antara kelimpahan Collembola tanah dan jumlah Acarina Indikator predator dengan peubah jumlah individu Acarina, menghasilkan model polinomial sebagai model terbaik berdasarkan hasil verifikasi Lampiran 8. Persamaan model regresinya yaitu y = -2E-08x 3 + 3E-05x 2 + 0.036x + 5.399. Berdasarkan persamaan tersebut disusun standar skor kelimpahan Collembola tanah pada Tabel 12. Pola hubungan antara kelimpahan Collembola tanah dengan jumlah Acarina Gambar 17 menunjukan bahwa kelimpahan Collembola tanah akan semakin meningkat dengan semakin bertambahnya jumlah individu Acarina. Kelimpahan Collembola tanah akan berkurang saat jumlah individu Acarina mencapai lebih dari 1515 individu. Acarina merupakan faktor utama dalam menetukan ukuran populasi Collembola. Penurunan populasi Acarina akan meyebabkan kenaikan populasi Collembola Sebayang 2000. Menurut Suhardjono 1985 Collembola dan pemangsanya Acarina selalu berada dalam keadaan berimbang, jika terjadi perubahan keseimbangan antara Collembola dengan pemangsanya berarti terjadi perubahan atau gangguan keadaan sifat tanah. y = -2E-08x 3 + 3E-05x 2 + 0.036x + 5.399 R² = 0.618 10 20 30 40 50 60 70 80 90 15 515 1015 1515 2015 2515 K e li m p ah an Co ll e m b o la Tan ah in d iv id u Jumlah Acarina individu 63 Tabel 12 Nilai estimasi dan standar skor jumlah individu Acarina Acarina jumlah individukoloni Collembola estimasi 1 jumlah individukoloni Skor Acarina 2 182 13 22 253 16 28 40 7 12 95 9 16 62 8 14 4 6 10 21 6 11 197 14 24 289 18 31 347 21 36 98 9 16 36 7 12 357 21 37 36 7 12 255 16 28 370 22 38 1229 58 100 590 33 57 2118 26 45 1596 58 100 206 14 24 2105 28 48 1086 54 94 1165 56 97 1229 58 100 1048 53 92 min 6 10 max 58 100 1 dihitung menggunakan rumus Estimasi y = -2E-08x 3 + 3E-05x 2 + 0.036x + 5.399 2 dihitung menggunakan rumus Skor = {[x – Nmin] [N max – Nmin]} x 90 + 10

4.7. Perumusan Model Keberhasilan Revegetasi

Model keberhasilan revegetasi dari aspek kesuburan tanah diperoleh dari standar skor masing-masing peubah terpilih yang kemudian diberi bobot. Nilai bobot diperoleh dari hasil analisis regresi ganda standar skor kelimpahan Collembola tanah dengan standar skor peubah-peubah lingkungan yang mempengaruhinya. Metode pembobotan dengan menjumlahkan semua peubah yang digunakan pada model sama dengan 1. Berdasarkan standar skor peubah 64 lingkungan yang terpilih kemudian dihitung bobot masing – masing peubah bobot Tabel 13. Nilai bobot yang diperoleh menjadi dasar penyusunan model keberhasilan revegetasi dari aspek kesuburan tanah. Hasil analisis regresi bobot dapat dilihat pada Lampiran 9. Tabel 13 Bobot makro masing-masing indikator keberhasilan revegetasi dari aspek kesuburan tanah di area revegetasi tambang PT NNT Indikator model 1 Koefisien regresi Bobot Sifat fisik F 0.103 0.088 Sifat kimia K 0.691 0.587 Komposisi vegetasi V 0.113 0.096 Predator P 0.141 0.120 Ketebalan serasah S 0.129 0.110 Jumlah 0.177 1.000 Indikator model 2 Koefisien regresi Bobot Sifat kimia K 0.634 0.645 Komposisi vegetasi V 0.059 0.059 Predator P 0.121 0.123 Ketebalan serasah S 0.170 0.173 Jumlah 0.984 1.000 Indikator model 3 Koefisien regresi Bobot Sifat kimia K 0.685 0.696 Predator P 0.125 0.127 Ketebalan serasah S 0.174 0.177 Jumlah 0.984 1.000 Indikator model 4 Koefisien regresi Bobot Sifat kimia K 0.782 0.750 Ketebalan serasah S 0.202 0.250 Jumlah 0.984 1.000 Indikator model 5 Koefisien regresi Bobot Sifat kimia K 0.879 1.000 Jumlah 0.879 1.000 Model 1 merupakan model yang dibangun berdasarkan seluruh nilai bobot makro. Model 2 dibangun berdasarkan pengurangan satu indikator yang memiliki nilai bobot makro paling rendah yaitu indikator sifat fisik tanah. Model 3 dibangun tanpa indikator komposisi vegetasi karena memiliki nilai bobot makro paling rendah. Model 4 dibangun berdasarkan indikator sifat kimia tanah dan