7.5. Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Berbasis Sektor Unggulan BahariMaritim dan Prospeknya di Wilayah Kepulauan Provinsi
Maluku
Pengembangan kawasan sentra produksi KSP berbasis sektor unggulan merupakan suatu keharusan dari upaya strategis pengembangan wilayah
kepulauan. Karakteristik wilayah kepulauan archipelago yang berbeda heterogen dengan wilayah daratan continental yang homogen tentunya
memiliki potensi atau kapasitas atau potensi lokal wilayah yang berbeda pula. Dengan demikian pengembangan kawasan sentra produksi wilayah kepulauan
akan menciptakan prime mover bagi sektor-sektor ekonomi wilayah terunggul disekitarnya periphery. Sehingga percepatan pembangunan di era otonomi
dengan berbasis pada sektor unggulan wilayah mampu mendorong percepatan penciptaan pusat-pusat pertumbuhan baru new growth poles.
Atas dasar pemahaman diatas menurut Abe 2001, adanya pengakuan keberagaman atau pluralitas dan keunikan suatu wilayah daerah maka suatu
kebijakan pembangunan tidak harus dibuat sama secara universal. Keberagaman suatu wilayah harus berpijak pada kapasitas atau potensi lokal local spesific
dan lingkup tantangan yang berbeda antarwilayah. Oleh sebab itu atas dasar berbagai potensi dan tantangan yang berbeda maka dibutuhkan suatu kebijakan
yang berbeda pada setiap wilayah pengembangan. Bank Indonesia 2001, menyimpulkan suatu daerah dapat meningkatkan
daya saing sektor unggulannya bila mampu meningkatkan peran sumberdaya alam, memahami secara mendalam dimana letak sektor-sektor terunggulnya untuk
dikembangkan secara berkelanjutan sustainable serta mampu membuat daerah mencapai tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi tidak terlena dengan
perkembangan yang telah dicapainya. Implikasi dari kemampuan suatu wilayah dapat mengidentifikasimenemukenali dan menentukan sektor-sektor unggulannya
mengindikasikan arah dan strategi kebijakan pengembangan wilayah perlu dilakukan sesegera mungkin oleh pemerintah daerah sehingga lebih fokus pada
target-target pengembangan ekonomi wilayah yang menjadi prioritas untuk dikembangkan atau dipacu serta yang perlu diperbaiki guna penciptaan pusat
pertumbuhan baru yang lebih banyak di setiap wilayah pengembangan. Penciptaan pusat-pusat pertumbuhan baru baik di tingkat
kabupatenkota merupakan
salahsatu upaya
memperkecil kesenjangan
antarwilayah regional disparity, dengan mengandalkan pengembangan sektor- sektor unggulannya yang bernilai ekonomi tinggi dan mampu diserap pangsa
pasar baik lokal domestic maupun nasionalinternasional. Kawasan sentra produksi pada wilayah kepulauan Provinsi Maluku seharusnya sudah menjadi
suatu perencanaan yang komprehensif dan terpadu tanpa adanya keegoisan wilayah otonomi, sehingga mampu mengakomodasikan serta menciptakan
sektor-sektor terunggulnya sebagai salah satu aspek kebutuhan atau tuntutan yang mendesak bagi pengembangan setiap wilayah di wilayah kepulauan
Provinsi Maluku. Pengembangan Kawasan Sentra Produksi KSP di Provinsi Maluku
perlu dipercepat untuk dikembangkan, sehingga implementasi dari menemukenali dan menetapkan sektor-sektor unggulan wilayah dapat diterapkan
pada wilayah-wilayah tersebut sesuai dengan kapasitas atau potensinya. Peran aktif pemerintah daerah provinsi, kabupatenkota sangat berpengaruh didalam
pelaksanaan pengembangan kawasan sentra produksi. Dengan demikian
pemerintah daerah perlu menetapkan skala prioritas yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi daerah atas dasar keunggulan dari sektor-sektor
unggulan wilayahnya.
VIII. ANALISIS KEMAMPUAN FASILITAS PELAYANAN DAN HIRARKI PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH
DI WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 8.1. Kemampuan Fasilitas Pelayanan Pusat Pengembangan
Analisis kemampuan fasilitas pelayanan pusat pengembangan wilayah merupakan salah satu bagian analisis dengan pendekatan regional. Pendekatan ini
mengkaji pusat-pusat pengembangan wilayah secara fungsional terhadap berbagai fasilitas yang ada di pusat pengembangan dan memiliki keterkaitan dengan
pengembangan sektor-sektor unggulan wilayah yang berbasis karakteristik wilayah kepulauan. Kemampuan fasilitas pelayanan pusat pengembangan wilayah
meliputi kemampuan fasilitas di sektor ekonomi, transportasi dan komunikasi serta jasa pendidikan dan pelayanan sosial lainnya.
Kemampuan dan hirarki pusat pengembangan wilayah dilakukan dengan metode skalogram berdasarkan kedekatan hubungan spatial wilayah kepulauan
antar kabupatenkota di Provinsi Maluku. Analisis dengan metode analisis skalogram digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan fasilitas
pelayanan yang ada di pusat-pusat pengembangan mampu menunjang sektor- sektor unggulan ekonomi wilayah yang berbasis baharimaritim. Akita 2002,
melalui kajian yang dilakukan di Jepang melihat peran pemerintah cukup besar untuk menyediakan fasilitas pelayanan di daerah kajiannya. Dengan demikian
kemampuan fasilitas pelayanan tidak bisa diserahkan pada pemerintah setempat tetapi perlu intervensi dari pemerintah pusat bila ingin memajukan wilayah-
wilayah yang sulit dan jauh dari pusat pengembangan.
8.2. Analisis Kemampuan Fasilitas Pelayanan dan Hirarki Pusat Pengembangan Wilayah
Berdasarkan karakteristik wilayah kepulauan yang terdiri dari pulau- pulau sehingga pendekatan penilaian kemampuan fasilitas dan hirarki pusat
pengembangan perlu dilakukan. Pendekatan analisis ini digunakan untuk: 1. Penilaian terhadap hirarki pusat-pusat pengembangan wilayah berdasarkan
kemampuan fasilitas pelayanan yang terdapat di pusat-pusat pengembangan wilayah. Kelengkapan fasilitas pelayanan merupakan salah satu indikator
bahwa pusat pengembangan wilayah tersebut lebih baikmaju atau lambat dalam penyediaan kelengkapan fasilitas pelayanan di wilayahnya. Ketidak
mampuan penyediaan fasilitas pelayanan biasanya memperlambat laju perkembangan wilayah baik di tingkat hirarki kabupatenkota maupun
provinsi. Sebaliknya bila suatu pusat pengembangan wilayah mampu menyediakan berbagai fasiltas pelayanan maka menunjukkan bahwa hirarki
pusat pengembangan wilayah tersebut sangat baik atau semakin tinggi sehingga mampu mempercepat laju perkembangan wilayah dengan basis
sektor unggulannya. Provinsi Maluku sebagai wilayah kepulauan dengan berbasis bahari atau maritim tentunya memiliki kemampuan dalam
infrastruktur yang berkaitan dengan sektor-sektor berbasis karakteristik wilayah kepulauan. Dengan penilaian kemampuan fasilitas pelayanan di pusat-
pusat pengembangan dapat kita ketahui keterkaitan antara kemampuan penyediaan fasilitas pelayanan dengan perkembangan sektor unggulan wilayah
Glasson, 1978.
2. Penentuan pusat-pusat pengembangan yang kemudian akan menentukan pusat pengembangan utamapusat pertumbuhan growth pole berdasarkan hasil
penilaian kemampuan fasilitas pelayanan yang tersedia di Provinsi Maluku. Untuk pusat-pusat pengembangan yang dapat dijadikan sebagai pusat
pengembangan utamapusat pertumbuhan growth pole adalah pusat pengembangan wilayah yang memiliki ordehirarki I dan II.
8.2.1. Penilaian Kemampuan Fasilitas Pelayanan Dengan Metode Skalogram Guttman
Penilaian kemampuan fasilitas pelayanan di pusat-pusat pengembangan wilayah berdasarkan metode skalogram Guttman pada dasarnya memperlihatkan
kemampuan dari pusat-pusat pengembangan untuk menyediakan fasilitas pelayanan di wilayahnya. Berbagai fasilitas yang tersedia dengan kemampuannya
akan menunjukkan keterbatasan atau maju tidaknya suatu wilayah dengan berbagai pertimbangan karakteristik wilayah tersebut Rondinelli, 1985.
Analisis skalogram pada dasarnya memberikan gambaran bahwa pada pusat-pusat pengembangan wilayah biasanya terjadi pengelompokkan pusat-pusat
pengembangan. Pengelompokkan wilayah dilakukan berdasakan kelengkapan kemampuan fasilitas fungsi pelayanan di pusat-pusat pengembangan wilayah
tersebut. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada Tahun 2000-2002 dan 2008-2009 dapat di lihat terbentuknya sistem perwilayahan pengembngan
berdasarkan fungsional. Perwilayahan fungsional disini dimaksudkan dengan berfungsinya setiap wilayah sebagai pusat pengembangan berdasarkan hirarki
kelengkapan fasilitas
yang mempunyai
pengaruh pelayanan
tertinggi dibandingkan dengan pusat pengembangan lainnya.
Hasil perhitungan analisis dengan metode skalogram Guttman di wilayah kepulauan Provinsi Maluku memperlihatkan terjadinya pengelompokkan wilayah
atas 7 kelompok pusat pengembangan seperti terlihat pada Tabel 41. Secara spasial pengelompokkan wilayah pusat pengembangan di Provinsi Maluku
terbentuk berdasarkan potensi kemampuan fasilitas pelayanan yang ada di wilayahnya.
Berdasarkan hasil analisis skalogram Tahun 2000 – 2009 maka pusat-
pusat pengembangan wilayah yang terbentuk di Provinsi Maluku adalah sebagai berikut:
1. Kota Ambon sebagai pusat pengembangan utama I. 2. Kabupaten Maluku Tengah sebagai sub wilayah pengembangan II.
3. Kabupaten Buru sebagai sub wilayah pengembangan III. 4. Kabupaten Maluku Tenggara sebagai sub wilayah pengembanga IV.
5. Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai sub wilayah pengembangan V. 6. Kabupaten Maluku Tenggara Barat sebagai sub wilayah pengembangan VI.
7. Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai sub wilayah pengembangan VII. 8. Kabupaten Kepulauan Aru sebagai sub wilayah pengembangan VII.
8.2.1.1. Kota Ambon
Hasil analisis menunjukkan bahwa Kota Ambon sebagai pusat pengembangan wilayah utama karena berada pada hirarki I atau pusat
pertumbuhan growth pole di Provinsi Maluku. Dengan memiliki kemampuan dalam penyediaan fasilitas pelayanan wilayah menunjukkan bahwa Kota Ambon
mampu menjadi. pusat pengembangan utama atau pusat pertumbuhan growth pole di Provinsi Maluku. Sebagai pusat pengembangan utama yang memiliki