Tabel 25. Sepuluh Sektor Tingkat Penyebaran ke Belakang Tertinggi dengan Tingkat Keterkaitan ke Belakangnya Provinsi Maluku, Tahun 2007
No Kode
Sektor Kaitan ke
Belakang Penyebaran ke
Belakang
1. 36
Industri kerang-kerangan 2.0398
1.8600 2.
27 Industri minyak hewan dan nabati
1.9783 1.7922
3. 10
Buah-buahan lainnya 0.2329
1.7819 4.
9 Pisang
0.2075 1.7743
5. 15
Pala 0.2723
1.7646 6.
25 Industri penggilingan padi
1.9391 1.7470
7. 12
Kelapa 0.2389
1.6565 8.
3 Ubi kayu
0.2163 1.5115
9. 14
Kakao 0.3945
1.4955 10.
5 Kacang-kacangan
0.2297 1.4278
Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Updating, Tahun 2007. Data Diolah
Sesuai tabel diatas terlihat sepuluh sektor dengan tingkat penyebaran ke
belakang tertinggi, tetapi ada tiga sektor yang memiliki tingkat penyebaran dan keterkaitan ke belakang yang tinggi berbeda dengan ke tujuh sektor lainnya
sektor-sektor tersebut yaitu, sektor industri kerang-kerangan 36, industri minyak hewan dan nabati 27 dan industri penggilingan padi 25. Sektor-sektor yang
memiliki tingkat penyebaran ke belakang tertinggi namun memiliki tingkat keterkaitan ke belakang yang rendah adalah, sektor buah-buahan 10, pisang 9,
pala 15, kelapa 12, ubi kayu 3, kakao 14, dan kacang-kacangan 5. Sektor- sektor yang memiliki tingkat penyebaran tertinggi tetapi memiliki nilai keterkaitan
ke belakang yang rendah biasanya di indentifikasikan sebagai sektor yang kenaikan permintaannya kurang berpengaruh terhadap kenaikan output
perekonomian wilayah Provinsi Maluku. Sebagai wilayah kepulauan dengan potensi sumberdaya alam yang melimpah tentunya sektor-sektor yang memiliki
tingkat penyebaran tertinggi ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah, apalagi sektor-sektor tersebut merupakan sektor-sektor local spesific. Kelima
sektor dengan tingkat penyebaran ke belakang tertinggi ini sejak jaman penjajahan
merupakan sektor unggulan wilayah dengan demikian pemerintah daerah harus mampu mengelola sumberdaya alam potensial local spesific tersebut menjadi
sektor unggulan di wilayah kepulauan Provinsi Maluku.
VII. KONEKTIVITAS SEKTOR-SEKTOR EKONOMI UNGGULAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU
7.1. Potensi Lokal Wilayah Kepulauan Provinsi Maluku
Provinsi Maluku sebagai wilayah kepulauan memiliki potensi sumberdaya alam yang heterogen dan berlimpah namun dari sisi percepatan
pembangunan wilayah ini masih jauh tertinggal dari wilayah-wilayah lain di Indonesia. Keterbatasan dalam mengidentifikasimenentukan sektor-sektor
unggulan wilayah ini sangat tergantung dari arah dan strategi kebijakan serta tujuan pembangunan dan pengembangan wilayah Provinsi Maluku. Tujuan
pembangunan pengembangan wilayah yang tidak terpusat pada satu pusat pertumbuhan dan pengembangan sektor-sektor unggulan wilayah kabupatenkota
belum menjadi prioritas utama dari tujuan pembangunan Provinsi Maluku. Dengan adanya tujuan pembangunan yang ingin dicapai dalam meningkatkan
ekonomi wilayah dan menjadikan wilayah lain sebagai pusat pertumbuhan baru new growth poles maka pengembangan pembangunan wilayah sebaiknya di
arahkan pada kapasitas wilayah yang berbasis baharimaritim sebagai kekuatan potensi terbesar.
Penentuan arah dan strategi kebijakan pembangunan wilayah yang berbasis pada kapasistas atau potensi lokal local spesific wilayah harus mampu
mengidentifikasi menemukenali dan mengembangkan sektor-sektor unggulan selain memiliki nilai tambah dan mampu memberikan efek pengganda multiplier
effect yang memiliki keterkaitan ke depan maupun ke belakang linkages terhadap sektornya sendiri dan sektor-sektor lainnya. Percepatan dan
pengembangan sektor-sektor unggulan menjadi dasar untuk meningkatkan PDRB.
Meningkatnya PDRB tidak dilihat dari sisi struktur output yang besar, nilai tambah bruto tetapi mampu meningkatkan nilai pengganda dari output,
pendapatan, tenaga kerja dan memberikan keterkaitan linkages dengan sektor lainnya sebagai sektor pendorong utama prime mover. Selain itu sektor
unggulan tidak hanya didasarkan pada posisi relatifnya yang kuat karena hasil perhitungan mengindentifikasikan posisi unggul namun harus memperhatikan
posisi relatif sektor yang lemah tetapi memiliki nilai strategis dengan mempertimbangkan kapasitas atau potensi lokal local spesific wilayah yang
belum tergarap atau yang sudah tetapi belum dikelola secara optimal. Hasil
indentifikasi sektor-sektor
ekonomi Provinsi
Maluku memperlihatkan beberapa sektor yang sangat berpengaruh dalam penentuan
ekonomi wilayah. Sektor-sektor unggulan dimaksud dalam analisis penelitian dipahami sebagai sektor yang dapat berkembang serta mampu menggerakkan
sistem perekonomian wilayah domestiknya maupun di luar wilayah tersebut. Dengan pemikiran di atas maka arah dan strategi kebijakan pembangunan
Provinsi Maluku harus dikembangkan atas dasar kemampuan setiap wilayah atau pusat pengmebangan dalam mengembangkan sektor-sektor unggulan berbasis
local spesific. Berkaitan dengan pemahaman tersebut pengembangan kawasan sentra
produksi wilayah kepulauan Provinsi Maluku harus mampu memberi makna pada pengertian pengembangan kawasan itu sendiri. Bappeda Provinsi Maluku 1999
mendefenisikan kawasan sentra produksi sebagai wilayah yang dikembangkan atas dasar potensi wilayah tersebut yang secara geografis memiliki hubungan satu
dengan lainnya sehingga secara keseluruhan dapat mempercepat akselerasi atau aksesbilitas pembangunan wilayahnya Pengembangan kawasan sentra produksi
yang di dasarkan pada potensi wilayah adalah bagian dari strategi kebijakan untuk menjawab berbagai tantangan seperti, letak geografis yang jauh atau relatif
terpencil dan sulit dijangkau, potensi sumberdaya yang belum tergarap dan dikelola dengan baik, kualitas sumberdaya manusia yang relatif rendah, kegiatan
investasi dan produksi yang rendah serta kondisi fasilitas pelayanan atau infrastruktur sosial ekonomi yang kurang memadai. Untuk itu dengan
mengidentifikasimenemukenali sektor-sektor unggulan berbasis potensi lokal local spesific akan mendorong percepatan pembangunan wilayah khususnya
pada wilayah-wilayah yang karakteristik geografisnya adalah wilayah kepulauan archipelago.
Pemanfaatan kapasitas atau potensi lokal wilayah harus mampu dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan di
Provinsi Maluku. Berdasarkan hasil analisis maka perlu adanya percepatan pengembangan sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan wilayah. Berdasarkan
studi tipologi kabupatenkota 1999, dikatakan bahwa sektor unggulan adalah sektor yang mampu menggambarkan posisi relatif sektor tersebut terhadap
perekonomian wilayah maupun nasional dengan kemampuannya sebagai sektor ungggulan dan mampu mendorong percepatan pembangunan wilayah. Untuk itu
percepatan pengembangan sektor unggulan harus mampu menggerakkan roda perekonomian dan mempercepat proses penciptaan pusat pertumbuhan baru new
growth poles diwilayahnya dan tidak terpusat pada satu pusat pertumbuhan growth pole saja.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa penentuan sektor unggulan harus didasari pada kapasitas dan potensi lokal local spesific wilayah
sehingga menjadi acuan didalam penentuan tujuan perencanaan pembangunan
dengan arah dan strategi kebijakan pemerintah selain hasil analisis yang telah dilakukan saat ini. Perencanaan pembangunan wilayah yang sesuai dengan
kapasitas atau potensi lokal wilayah dan menemukenali sektor unggulannya akan mampu dalam pengembangan wilayah kawasan sentra produksi. Didalam
menunjang proses pembangunan berdasarkan konteks wilayah kepulauan seperti Provinsi Maluku, kawasan sentra produksi akan meningkatkan interaksi atau
keterkaitan satu wilayah dengan wilayah lain baik secara spasial maupun fungsional. Arah dan strategi kebijakan pengembangan sektor-sektor ekonomi
wilayah melalui identifikasimenemukan sektor unggulannya dan dapat meningkatkan kawasan sentra produksinya akan menciptakan fungsi pusat
pengembangan atau pertumbuhan baru di wilayah kepulauan Provinsi Maluku.
7.1.1. Konektivitas Keunggulan Sektoral Berdasarkan Kriteria Analisis
Struktur Output dengan Nilai Tambah Bruto
Berdasarkan klasifikasi sepuluh sektor terbesar dari struktur output
dengan nilai tambah bruto maka diperoleh sektor-sektor unggulan key sector dan leading sector. Key sector merupakan sektor unggulan yang memiliki nilai
struktur output maupun nilai tambah bruto tertinggi sedangkan leading sector adalah sektor pemimpin yang memiliki salah satu nilai tertinggi dari ke dua nilai
tersebut yakni struktur output atau nilai tambah bruto dapat dilihat pada Tabel 26 di bawah ini: