Struktur Output dan Nilai Tambah Bruto

dan pertahanan sebesar Rp. 0.8 triliun atau sekitar 15.19 persen. Bila dilihat dari penciptaan peringkat output dan nilai tambah maka terlihat ketiga sektor ini berperan sangat dominan sebagai pencipta output terbesar dan nilai tambah terbesar di Provinsi Maluku. Tabel 16. Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Nilai Tambah Bruto Provinsi Maluku, Tahun 2007 No Kode Uraian Sektor Nilai Juta Rp Kontribusi 1 44 Perdagangan besar dan eceran 1.090.154 19.82 2 21 Perikanan 902.204 16.40 3 56 Pemerintahan umum dan pertahanan 835.498 15.19 4 3 Ubi kayu 181.755 3.30 5 13 Cengkih 170.270 3.10 6 54 Sewa bangunan 161.294 2.93 7 47 Angkutan darat 154.110 2.80 8 48 Angkutan air 143.136 2.60 9 49 Angkutan udara 141.396 2.57 10 12 Kelapa 137.255 2.50 Lainnya 1.582.960 28.78 Jumlah 5.500.032 100.00 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Updating, Tahun 2007. Data Diolah Sesuai dengan Tabel 16 dapat dirinci nilai tambah bruto berdasarkan 10 sektor terbesar dalam penciptaan nilai tambah bruto di Provinsi Maluku. Dari kesepuluh sektor terbesar tersebut teridentifikasi 3 sektor paling dominan dalam penciptaan nilai tambah bruto mampu menciptakan perannya sekitar 54.13 persen atau sebesar Rp. 2 97 triliun terhadap seluruh nilai tambah bruto yang terbentuk di Provinsi Maluku. Selain ketiga sektor dominan diatas terdapat 7 sektor lainnya yang termasuk kedalam sektor dominan yaitu: 1 Sektor tanaman pangan ubi kayu 3.30 persen 2 Sektor perkebunan 3.10 persen cengkih 3 Sektor sewa bangunan 2.93 persen 4 Sektor angkutan darat 2.78 persen 5 Sektor angkutan air 2.60 persen 6 Sektor angkutan udara 2.57 persen 7 Sektor perkebunan kelapa 2.50 persen, ketujuh sektor ini menciptakan kontribusiperannya secara keseluruhan sekitar 27.9 persen dari nilai tambah bruto Provinsi Maluku. Secara umum dapat digambarkan struktur nilai tambah bruto dalam Tabel I-O Provinsi Maluku Tahun 2007 dengan 3 pendekatan yaitu: 1 Menurut produksi sektor ekonomi 2 Pendapatan dan 3 Pengeluaran konsumsi. Berdasarkan struktur perekonomian Provinsi Maluku Tahun 2007 terlihat 9 sektor ekonomi yang berpengaruh terhadap perekonomian wilayah. Dari kesembilan sektor ekonomi wilayah ini terlihat adanya beberapa sektor yang sangat dominan dalam struktur perekonomian Provinsi Maluku. Sektor-sektor dominan tersebut antara lain: sektor pertanian dengan kontribusi sebesar Rp. 1 97 triliun atau sekitar 29.89 persen, diikuti oleh sektor sektor jasa-jasa sebesar Rp. 1. 30 triliun sekitar 24.69 persen dan sebesar perdagangan besar dan eceran Rp. 0.93 triliun sekitar 23.45 persen. Perkembangan yang cukup menonjol karena sektor-sektor tersebut berkontribusi terhadap struktur perekonomian Provinsi Maluku dibawah 10 persen. Bila melihat grafik struktur PDRB menurut sektor Ekonomi persen terlihat bahwa sektor pertambangan, listrik, gas dan air bersih kontribusinya sekitar 0.76 – 0.79 persen. Dengan demikian dapat dikatakan kedua sektor tersebut merupakan sektor yang kontribusinya paling rendah dari ketujuh sektor lainnya. Untuk itu diperlukan berbagai kebijakan pemerintah daerah didalam mengembangkan atau mempercepat peningkatan sektor-sektor tersebut sesuai kebutuhan dan potensi yang ada guna percepatan pembangunan wilayah. Komponen pendapatan berdasarkan nilai tambah bruto PDRB menunjukkan sebagian besar nilai tambah tersebut bersumber dari komponen surplus usaha. Dimana nilai surplus usaha dalam perekonomian Provinsi Maluku Tahun 2007 mencapai Rp. 3.23 triliun atau sekitar 59.0 persen. Sedangkan komponen upah dan gaji termasuk komponen yang cukup besar sekitar Rp. 1.65 triliun atau 30.0 persen dari keseluruhan nilai tambah dihasilkan di Provinsi Maluku. Komponen lainnya seperti penyusutan dan pajak tak langsung masing- masing memberikan nilai tambah yang tidak terlalu besar hanya sekitar 4 – 7 persen saja dari keseluruhan nilai tambah di wilayah ini. Tabel 17. Komposisi Nilai Tambah Bruto Menurut Komponen Pendapatan juta rupiah Provinsi Maluku, Tahun 2007 No Kode Komponen Nilai Rp Persen 1 2 3 4 5 1 201 Upah dan Gaji 1.657.215.67 30.13 2 202 Surplus Usaha 3.231.462.93 58.75 3 203 Penyusutan 362.477.43 6.59 4 204 Pajak tak langsung 248.876.17 4.52 PDRB 5.500.032.21 100.00 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Updating, Tahun 2007. Data Diolah Sesuai Tabel 17 dapat dikatakan bahwa, komponen upah dan gaji relatif masih rendah bila dibandingkan dengan surplus usaha. Ukuran masih rendah terhadap komponen upah dan gaji karena komponen ini merupakan salahsatu ukuran yang memperlihatkan komponen nilai tambah yang diterima secara langsung dan dibawa pulang oleh pekerja serta dapat dinikmati oleh masyarakat. Walaupun demikian dapat dikatakan surplus usaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerimaan pengusaha untuk digunakan sebagai modal usaha atau disimpan dalam bentuk laba yang ditahan di dalam perusahaan tersebut. Sehingga bila upah dan gaji merupakan komponen yang menjadi perhatian pemerintah daerah maka kebijakan penetapan UMP perlu memperhatikan komponen-komponen yang mempengaruhi nilai tambah struktur ekonomi Provinsi Maluku. Dengan demikian komponen upah dan gaji serta surplus usaha bagi pekerja dan pengusaha dapat memberikan nilai tambah secara langsung yang dapat dinikmati baik oleh pekerja dan laba bagi pengusaha demi pengembangan ekonomi wilayah kedepan.

6.2.3. Struktur Permintaan Akhir

Pada tabel Input-Output permintaan akhir atau pendapatan suatu wilayah ditentukan oleh beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut pada dasarnya memenuhi persamaan Y = C + I + G + X – M , komponen Y adalah pendapatan dalam konteks tabel I-O sama dengan PDRB dari sisi penggunaan atau total nilai tambah, C adalah konsumsi rumah tangga, G adalah konsumsi pemerintah sedangkan X - M adalah ekspor neto ekspor dikurangi impor. Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa, jumlah komponen permintaan akhir dikurangi dengan impor akan sama dengan jumlah penggunaan akhir barang dan jasa yang bersumber dari kegiatan faktor produksi domestik atau Produk Domestik Regional Bruto PDRB menurut penggunaannya. Pentingnya komponen permintaan akhir maka perkembangan komponen ekspor dan pembentukan modal tetap bruto harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Hal ini menjadi penting karena komponen ekspor merupakan salah satu sumber devisa dan komponen pembentukan modal tetap bruto merupakan salah satu komponen yang berkaitan langsung dengan peningkatan kapasitas produksi atau pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Komponen-komponen ini harus menjadi tujuan utama pemerintah daerah bila ingin meningkatkan kemampuan sektor-sektor unggulannya dan pengusaha di daerah mau mengkonsolidasi surplus usahanya terhadap potensi dari sektor-sektor unggulan daerah. Peningkatan permintaan terhadap ekspor dan penciptaan pembentukan modal tetap akibat dari surplus usaha yang tidak ditransfer keluar wilayah ini akan semakin meningkatkan dan memacu perkembangan wilayah serta meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dan pendapatan regional Provinsi Maluku. Untuk melihat komposisi nilai tambah bruto menurut komponen pengeluaran dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Komposisi Nilai Tambah Bruto Menurut Komponen Pengeluaran Provinsi Maluku, Tahun 2007 No Kode Komponen Nilai 1 301 Konsumsi Rumah Tangga 4.051.445.24 2 302 Konsumsi Pemerintah 901.171.37 3 303 Pembentukan Modal Tetap Bruto 325.461.25 4 304 Perubahan Stok 177.263.76 5 305 Ekspor 1.784.745.79 6 309 Jumlah Permintaan 7.240.087.41 7 409 Impor 1.740.054.31 PDRB 5.500.033.41 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Updating, Tahun 2007. Data Diolah Struktur nilai tambah bruto menurut komponen pengeluaran konsumsi Provinsi Maluku Tahun 2007 seperti terlihat pada Tabel 18 ternyata penyumbang terbesar dalam pembentukan aktivitas perekonomian di wilayah Provinsi Maluku adalah komponen konsumsi rumahtangga 301 yakni sebesar 55.96 persen. Selain komponen konsumsi rumahtangga beberapa komponen lain yang berpengaruh dalam pembentukan perekonomian daerah antara lain: komponen ekpor barang dan jasa sekitar 24.65 persen, konsumsi pemerintah sebesar 12.45 persen, pembentukkan modal tetap bruto sebesar 4.50 persen dan perubahan stok sekitar 2.45 persen. Dari komponen-komponen diatas Provinsi Maluku harus menutupi kekurangan dari persediaan domestik. Oleh sebab itu dibutuhkan besarnya impor sekitar 24.03 persen, bila dilihat dari neraca perdagangan Tahun 2007 terlihat bahwa Provinsi Maluku mengalami surplus perdagangan sebesar 44.69 miliar rupiah yaitu selisih dari nilai ekspor dan impor. 6.3. Analisis Pengganda Analisis angka pengganda multiplier analysis merupakan salah satu jenis analisis yang umum dilakukan untuk menilai perubahan terhadap varibel- variabel endogen tertentu apabila terjadi perubahan variabel-variabel eksogen seperti permintaan akhir dalam suatu struktur perekonomian. Perubahan variabel eksogen permintaan akhir suatu sektor dalam analisis angka pengganda meliputi tiga variabel yang menjadi perhatian utama antara lain: angka pengganda penciptaan output, pendapatan dan kesempatan kerja. Dalam analisis angka pengganda biasanya digunakan dua tipe pengganda seperti: pengganda tipe I Type I dan pengganda tipe II Type II.

6.3.1. Angka Pengganda Output

Analisis angka pengganda output secara sederhana dapat dikatakan sebagai nilai total dari output atau produksi yang dihasilkan oleh sistem perekonomian suatu wilayah guna memenuhi atau akibat dari adanya perubahan satu unit permintaan akhir suatu sektor. Hasil perhitungan angka pengganda output untuk 60 sektor ekonomi maka ditentukan 10 sektor yang memiliki nilai angka pengganda output terbesar dalam perekonomian wilayah Provinsi Maluku. Seperti terlihat pada Tabel 19 angka pengganda output dibawah ini memperlihatkan bahwa beberapa sektor yang memiliki nilai pengganda output tipe I terbesar. Tabel 19. Sepuluh Sektor Pengganda Output terbesar Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Maluku, Tahun 2007 No Kode Uraian Sektor Nilai 1 35 Industri barang lain dari kayu dan hasil hutan lainnya 2.0403 2 43 Bangunan 1.9565 3 33 Industri kayu lapis 1.8862 4 34 Industri penggergajian kayu 1.8311 5 28 Industri roti, biskuit dan sejenisnya 1.6962 6 31 Industri kain tenun 1.6314 7 40 Industri lainnya 1.6309 8 30 Industri makanan dan minuman lainnya 1.6121 9 37 Industri kertas dan barang cetakan 1.5537 10 25 Industri penggilingan padi 1.5377 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Updating, Tahun 2007. Data Diolah Sektor-sektor yang memiliki angka pengganda output terbesar di Provinsi Maluku sesuai Tabel 19 menunjukkan bahwa sektor industri barang lain dari kayu dan hasil hutan lainnya 35 memiliki nilai pengganda output tertinggi yaitu sebesar 2.0403 berada pada peringkat pertama. Angka pengganda dari sektor ini menggambarkan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap sektor industri barang lain dari kayu dan hasil hutan lainnya sebesar satu satuan maka akan meningkatkan output pada semua sektor ekonomi sebesar 2.0403 satuan Dapat dikatakan juga bahwa nilai pengganda output sektor industri barang lain dari kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 2.0403 mengandung arti bahwa jika terjadi kenaikan pada permintaan akhir terhadap sektor ini sebesar