Pengganda Pendapatan Struktur Perekonomian Provinsi Maluku Dalam Kajian Analisis

pendapatan terbesar. Dengan demikian bila pengganda pendapatan mejadi sasaran atau target maka pemerintah daerah harus mengoptimalkan peningkatan pendapatan terhadap perekonomian wilayah di Provinsi Maluku.

6.3.3. Pengganda Tenaga Kerja Sektoral

Pengganda tenaga kerja sektoral merupakan analisis yang di gunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat kebutuhan tenaga kerja sektoral dalam perekonomian suatu wilayah. Berdasarkan angka pengganda tenaga kerja tipe I maka kebutuhan tenaga kerja Provinsi Maluku pada masing-masing sektor dapat di lihat pada Tabel 21. Tabel 21. Sepuluh Sektor Pengganda Tenaga Kerja Sektoral Terbesar Menurut Sektor Ekonomi Provinsi Maluku, Tahun 2007 No Kode Uraian Sektor Nilai 1. 44 Perdagangan besar dan eceran 16.5893 2. 34 Industri penggergajian kayu 14.7396 3. 54 Sewa bangunan 14.7065 4. 33 Industri kayu lapis 12.7934 5. 49 Angkutan udara 5.5557 6. 28 Industri roti, biskuit dan sejenisnya 4.9105 7. 30 Industri makanan dan minuman lainnya 4.1120 8. 57 Jasa sosial kemanusiaan 3.6553 9. 25 Industri penggilingan padi 3.4125 10. 35 Industri barang lain dari kayu dan hasil hutan lainnya 3.0219 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Updating, Tahun 2007. Data Diolah Tabel 21 di atas memperlihatkan bahwa kebutuhan tenaga kerja sektoral dari ke sepuluh sektor pengganda tenaga kerja sektoral terbesar di Provinsi Maluku masih di dominasi oleh sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh sektor-sektor tersebut. Sektor perdagangan besar dan eceran merupakan sektor yang mempunyai nilai pengganda tenaga kerja terbesar yaitu sebesar 26.0317 yang mengandung arti sektor tersebut akan menciptakan lapangan kerja untuk 26.0317 orang 26 orang tenaga kerja di semua sektor ekonomi bila output sektor pedagang besar eceran meningkat sebesar satu juta rupiah. Sektor-sektor lain yang berperan besar dalam menciptakan tenaga kerja pada sektor ekonomi Provinsi Maluku seperti terlihat pada tabel di atas adalah sektor Industri penggergajian kayu mampu menciptakan kebutuhan tenaga kerja sebesar 17 orang, industri kayu lapis sebesar 16 orang, sewa bangunan sebesar 16 orang, angkutan udara sebesar 9 orang, industri roti, biskuit dan sejenisnya sebesar 6 orang, Industri makanan dan minuman lainnya sebesar 4 orang, Jasa sosial kemanusiaan sebesar 4 orang, industri penggilingan padi sebesar 4 orang dan sektor industri barang lain dari kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 3 orang. Sektor-sektor yang dipengaruhi oleh ke sepuluh sektor terbesar di atas pada dasarnya merupakan sektor yang sama dalam memperoleh efek penciptaan tenaga kerja. Oleh karena itu sektor-sektor yang menciptakan penambahan tenaga kerja atau peningkatan kesempatan kerja seluruh sektor ekonomi perlu menjadi perhatian pemerintah Provinsi Maluku dengan tidak meninggalkan tujuan menciptakan sektor-sektor unggulan yang berbasis potensi atau kapasitas wilayah kepulauan.

6.4. Keterkaitan Antarsektor

Analisis keterkaitan antarsektor intersectoral linkage analysis merupakan salah satu analisis umum yang digunakan dengan model input-output. Analisis ini pada dasarnya melihat dampak terhadap output dari suatu kenyataan bahwa, pada dasarnya sektor-sektor dalam struktur perekonomian wilayah saling berpengaruh satu dengan lainnya pengaruh-mempengaruhi. Keterkaitan antarsektor dapat berupa keterkaitan ke depan forward linkage dan keterkaitan ke belakang backward linkage. Keterkaitan ke depan merupakan hubungan sektor dengan penjualan barang jadi sedangkan keterkaitan ke belakang merupakan keterkaitan hubungan dengan bahan mentah atau bahan baku. Indeks keterkaitan ke depan forward linkage mengindikasikan bahwa sektor-sektor yang mempunyai indeks daya penyebaran sektor lebih besar dari satu, mengindikasikan sektor tersebut memiliki daya penyebaran di atas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan. Begitu pula mengenai indeks keterkaitan ke belakang backward linkage mengandung pengertian yang sama dengan indeks keterkaitan ke depan yang mengindikasikan bahwa, bila indeks keterkaitan ke belakang memiliki nilai lebih besar satu mengindikasikan sektor tersebut memiliki derajat kepekaan di atas derajat kepekaan rata-rata secara keseluruhan. Daryanto 2010, mendefenisikan keterkaitan antarsektor merupakan hubungan saling ketergantungan antar sektor satu dengan lainnya, dimana output dari suatu sektor produksi merupakan input bagi sektor produksi lainnya begitu pula sebaliknya. Keterkaitan hubungan antar sektor ini mengakibatkan perubahan output suatu sektor produksi akan mempengaruhi pula output dari sektor produksi yang lain. Keterkaitan antarsektor dirinci sebagai berikut, 1 keterkaitan langsung ke depan 2 keterkaitan langsung ke belakang 3 daya sebar ke depan 4 daya sebar ke belakang. Dengan demikian menurut Jhingan 1993 dikatakan bahwa, pemerintah daerah pembuat kebijakan dapat menyusun dan menentukan suatu rencana yang sesuai dengan analisis keterkaitan antarsektor berdasarkan pengaruh dari suatu perubahan pada satu sektor terhadap sektor lainnya dalam struktur perekonomian wilayah.

6.4.1. Keterkaitan ke Depan dan Penyebaran ke Depan

Berdasarkan klasifikasi 60 sektor ekonomi Provinsi Maluku, terlihat 10 sektor yang memiliki indeks keterkaitan ke depan forward linkage diatas rata- rata sektor lainnya dan indeks penyebaran ke depannya seperti terlihat pada Tabel 22. Tabel 22. Sepuluh Sektor Tingkat Keterkaitan ke Depan Tertinggi dengan Tingkat Penyebarannya Provinsi Maluku, Tahun 2007 No Kode Sektor Kaitan ke Depan Penyebaran ke Depan 1. 44 Perdagangan besar dan eceran 2.5302 0.6010 2. 24 Industri pengilangan minyak bumi 2.4422 0.5682 3. 19 Kayu gelondongan 2.3962 1.2094 4. 39 Industri semen dan bahan galian bukan logam 2.2711 1.4348 5. 1 Padi 2.2355 1.6785 6. 36 Industri kerang-kerangan 2.0655 0.8953 7. 38 Industri pupuk kimia dan barang dari karet 1.9076 1.2137 8. 37 Industri kertas dan barang cetakan 1.8402 0.9185 9. 42 Air bersih 1.6708 0.7785 10. 31 Industri kain tenun 1.3305 0.9135 Sumber: Tabel Input-Output Provinsi Maluku Updating, Tahun 2007. Data Diolah Sektor-sektor yang termasuk dalam kategori 10 besar sektor yang memiliki indeks keterkaitan ke depan tertinggi adalah sektor perdagangan besar dan eceran 44 yaitu sebesar 2.5302 dengan indeks tingkat penyebaran ke depan sebesar 0.6010, hal ini mengidikasikan bahwa sektor perdagangan besar dan eceran memperlihatkan adanya peningkatan output di sektornya. Dengan demikian dapat dikatakan peningkatan output dari sektor pedagang besar dan eceran dapat mencapai nilai sebesar 2.5302 kali lipat dibandingkan dengan rata- rata peningkatan output di sektor lain apabila seluruh sektor ekonomi masing- masing mengalami kenaikan permintaan akhir sebesar 1 unit. Bila melihat indeks penyebaran ke depan dari sektor pedagang besar dan eceran yang menunjukkan nilai sebesar 0.6010 maka dapat diindikasikan bahwa sektor ini mempengaruhi