Attitudesikap Tahu Mengapa
SkillKeterampilan Tahu Bagaimana
Siswa Produktif
Inovatif Kreatif
Afektif Knowledge
Pengetahuan Tahu Apa
4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5.
Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berfikir siswa. 6.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.
7. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
2.1.7.2 Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific
Langkah pembelajaran pada pendekatan scientific ini menggamit beberapa ranah pencapaian hasil belajar yang tertuang dalam kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini Hosnan, 2013:31:
Gambar 2.5 Bagan ranah pencapaian hasil belajar
Langkah-langkah pendekatan scientific dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang meliputi: menggali informasi melalui
pengamatan, bertanya, mencoba, kemudian mengelola datainformasi, menyajika data atau informasi, dilanjutkan dengan menalar, kemudian menyimpulkan, dan
menciptakan serta membentuk jaringan. Hosnan 2013:38 mengatakan bahwa pendekatan scientific berdeba dengan
pendekatan pembelajaran kurikulum sebelumnya. Pada setiap langkah inti proses pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pemmbelajaran sesuai
dengan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah mempunyai kriteria proses pembelajaran sebagai berikut.
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbatas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berfikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berfikir serta kritis, analisis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengimplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi sswa mampu berfikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan , dan
mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan. 7.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Sedangkan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah meliputi: menyediakan sumber belajar, mendorong siswa
berinteraksi dengan sumber belajara menugaskan, mengajukan pertanyaan agar siswa memikirkan hasil interaksinya, memantau persepsi dan proses berfikir siswa
serta memberikan scaffolding, mendorong siswa berdialogberbagi hasil pemikirannya, mengkonfirmasi pemahaman yang diperoleh, mendorong siswa
untuk merefleksikan pengalaman belajarnya. Adapun bentuk kegiatan pembelajaran melalui pendekatan scientific dapat dilihat seperti tabel berikut.
Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Scientific Kegiatan
Aktivitas Belajar
Mengamati observing
Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak tanpa dan dengan alat.
Menanya questioning
Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampei ke yang bersifat hipotesis; diawali dengan bimbingan guru sampai
dengan mandiri menjadi suatu kebiasaan.
Pengumpulan data Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang
diajukan, menentukan sumber data benda, dokumen,
experimenting buku, eksperimen, mengumpulkan data.
Mengasosiasi associating
Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan datakategori, menyimpulkan dari
hasil analisis data; dimulai dari unstructured-uni structure-multistructure-complicated structure.
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.
2.1.8 Kemampuan Komunikasi Matematis