dihasilkan 1 perangkat pembelajaran matematika model TSTS berbasis konstruktivisme berbantuan CD pembelajaran untuk menumbuhkan komunikasi
matematis siswa yang valid dan efektif, 2 kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan
pendekatan pembelajaran yang berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis adalah pendekatan scientific. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Haeridin yang menyimpulkan bahwa pendekatan scientific berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis.
2.3 Kerangka Berfikir
Pembelajaran matematika di sekolah memiliki tujuan agar keterampilan dan kemampuan para siswa dapat berkembang dengan baik sebagaimana diharapkan,
yaitu menjadi SDM yang berkualitas. Salah satu ketrampilan dan kemampuan yang harus dimiliki siswa yaitu kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan
komunikasi matematis meliputi kemampuan komunikasi matematis secara lisan maupun tulisan.
Penguasaan kemampuan komunikasi matematis yang tinggi, akan membuat siswa mampu mengkomunikasikan ide matematis yang dimilikinya secara runtut
dan berkesinambungan dalam menyelesaikan masalah yang dipelajari serta dalam menyelesaikan masalah matematis di dalam kehidupan nyata. Tidak hanya secara
tulisan saja akan tetapi secara lisan juga. Agar kemampuan komunikasi matematis siswa dapat tercapai dengan
maksimal, maka diperlukan model dan pendekatan pembelajaran yang sesuai.
Dalam hal ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
scientific. Pendekatan scientific dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Model pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini bukan sembarang model, tetapi sesuai dengan penelitian yang telah dilaksanakan yang hasilnya menyatakan bahwa
pembelajaran menggunakan model TSTS dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Berdasarkan hal ini, maka peneliti ingin meneliti
bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran model TSTS dengan pendekatan scientific khususnya siswa kelas
VIII SMP pada materi pembelajaran lingkaran. Sehingga nantinya mendapatkan gambaran yang jelas tentang kemampuan komunikasi matematis siswa beserta
faktor yang menghambatnya
47
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono 2012:13 penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Metode penelitian
kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
teknik pengumpulan dengan trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi Sugiyono,2013:16. Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam penelitian yaitu:
1. Menentukan fokus penelitian, yaitu analisis kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas VIII SMP N 16 Semarang pada materi lingkaran dalam pembelajaran model TSTS dengan pendekatan scientific.
2. Menentukan subjek penelitian, yaitu 6 siswa SMP N 16 Semarang kelas VIII-
G yang masing-masing diambil 2 siswa dari kelompok tinggi, sedang, dan rendah.