Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

experimenting buku, eksperimen, mengumpulkan data. Mengasosiasi associating Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan datakategori, menyimpulkan dari hasil analisis data; dimulai dari unstructured-uni structure-multistructure-complicated structure. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.

2.1.8 Kemampuan Komunikasi Matematis

2.1.8.1 Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa dalam menggunakan matematika sebagai alat komunikasi bahasa matematika, dan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan matematika yang dipelajarinya sebagai isi pesan yang harus disampaikan. Students who have opportunities, encouragement, and sup-port for speaking, writing, reading, and listening in mathematics classes reap dual benefits: they communicate to learn mathematics, and they learn to communicate mathematically NCTM, 2000:60. Menurut Sukendar 2014 Kemampuan komunikasi matematik adalah kemampuan siswa yang meliputi kegiatan : mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram dan ekspresi matematik untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematik dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu perhatian, dan minat mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Sedangkan menurut Ramdani 2012 kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk berkomunikasi yang meliputi kegiatan penggunaan keahlian menulis, menyimak, menelaah, menginerpretasikan, dan mengevaluasi ide, simbol, istilah, serta informasi matematika yang diamati melalui proses mendengarkan, mempresentasi, dan diskusi. Pada dasarnya kemampuan komunikasi matematis siswa meliputi kemampuan atau ketrampilan menulis, membaca, discussing and assessing, dan wacana discourse. Sehingga dengan adanya kemampuan komunikasi matematika tersebut guru dapat lebih memahami kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan mengekspresikan pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari. Suderadjat 2004: 44 berpendapat bahwa komunikasi matematika memegang peranan penting dalam membantu siswa membangun hubungan antara aspek-aspek informal dan intuitif dengan bahasa matematika yang abstrak, yang terdiri atas simbol-simbol matematika, serta antara uraian dengan gambaran mental dari gagasan matematika. Dalam bagian lain Husna 2013 menyatakan bahwa melalui kemampuan komunikasi matematis siswa dapat mengembangkan pemahaman matematika bila menggunakanbahasa matematika yang benar untuk menulis tentang matematika, mengklarifikasi ide-ide dan belajar membuat argument serta merepresentasikan ide-ide matematika secara lisan, gambar dan simbol. Komunikasi matematika bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih juga mencakup kemampuan siswa dalam hal bercakap, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan, bekerja sama ,menulis, dan melaporkan apa yang telah dipelajari. Kemampuan komunikasi matematis meupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh siswa. Sesuai dengan yang terdapat dalam The National Council Of Teachers of Mathematics 2000 yang menjelaskan bahwa Communication is an essential part of mathematics and mathematics education. It is a way of sharing ideas and clarifying understanding. Through communication, ideas become objects of reflection, refine-ment, discussion, and amendment. Pendapat ini secara tidak langsung menjelaskan betapa pentingnya kemampuan komunikasi matematis harus dimiliki oleh siswa. Melalui komunikasi matematis, siswa dapat menyampaikan ide-idenya dan pemahamannya tentang konsep matematika kepada guru dan siswa lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa untuk dapat menyatakan dan menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan maupun tulisan sebagai suatu isi pesan yang harus disampaikan. Melakukan komunikasi matematis merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran matematika yang indikatornya untuk siswa kemampuan siswa untuk dapat menyatakan dan menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan maupun tulisan sebagai suatu isi pesan yang harus disampaikan setingkat SMP adalah sebagai berikut: 1. Membuat model dari suatu situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkret, gambar, grafik, dan metode-metode aljabar. 2. Menyusun refleksi dan membuat klarifikasi tentang ide-ide matematika. 3. Mengembangkan pemahaman dasar matematika termasuk aturan-aturan definisi matematika. 4. Menggunakan kemampuan membaca, menyimak, dan mengamati untuk menginterpretasi dan mengevaluasi suatu ide matematika. 5. Mendiskusikan ide-ide, membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi. 6. Mengapresiasi nilai-nilai dari suatu notasi matematis termasuk aturan- aturannya dalam mengembangkan ide matematika. Students having the ability to communicate mathematically should provide evidence that theycan: 1. express mathematical ideas by speaking, writing, demonstrating, and depicting them visually, 2. understand, interpret, and evaluate mathematical ideas that are presented in written, oral, or visual form, 3. use mathematical vocabulary, notation, and structure to represent ideas, describe relationship, and model situations NCTM, 1989:214 2.1.8.1.1. Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan Kemampuan komunikasi matematis lisan sangat penting dimiliki oleh siswa. Hal ini karena dengan kemampuan komunikasi lisan, siswa dapat menggambarkan ide matematis yang telah dimiliki sehingga dapat menyampaikan dan menjelaskan secara detail kepada orang lain. Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis lisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi. Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan No. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis 1 1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan. 2. Kemampuan mendemonstrasikan ide-ide matematis secara lisan. 3. Kemampuan menggambarkan ide-ide matematis secara visual. 2 1. Kemampuan menginterpretasikan ide-ide matematis secara lisan. 2. Mengevaluasi ide-ide matematis secara lisan. 3 Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika, dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide 2.1.8.1.2. Kemampuan Komunikasi Matematis Tulisan Kemampuan komunikasi matematis tertulis tidak kalah penting dengan kemampuan komunikasi matematis lisan. Kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Berikut ini merupakan indikator kemampuan komunikasi matematis tulisan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Tulisan No. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis 1 1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan. 2. Kemampuan mendemonstrasikan ide-ide matematis secara tulisan. 3. Kemampuan menggambarkan ide-ide matematis secara visual. 2 1. Kemampuan menginterpretasikan ide-ide matematis secara tulisan. 2. Mengevaluasi ide-ide matematis secara tulisan. 3 Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika, dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide

2.1.8.2 Bahasa Matematis

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa

0 3 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dalam Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Komunikasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII Semes

0 3 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI

0 0 16