Kajian Pustaka LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.2 Kajian Pustaka

Komunikasi matematis tidak hanya mutlak dimiliki siswa saja, akan tetapi seorang gurupun harus memiliki kemampuan komunikasi matematis. Seperti yang disebutkan oleh Brendefur dan Frykholm 2000. Given this emphasis on mathematical communication in the reform literature, it is important for teacher educators to a be aware of teachers’conceptions of communication as a vehicle for developing learners’ mathematical understanding, and b understand how they can help teachers develop practices that foster mathematical communication. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis sangat penting bagi guru untuk: 1. memberikan pemahaman guru tentang seberapa paham siswa tentang konsep matematika yang telah diberikan. 2. memahami bahwa komunikasi membantu guru untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis lebih lanjut. Penelitian yang berikutnya meneliti tentang “Open-ended Tasks in the Promotion of Classroom Communication in Mathematics” yang dilakukan oleh Viseu dan Oliveira2012. Mereka menemukan bahwa: Of importance to the translation of the methodological guidelines of the current school syllabuses are the nature of the tasks that teachers should adapt for their classes, and particularly the attention to be given to student activities, as this gives an understanding of the way others think. The conceptions that teachers develops in their professional career about the teaching of mathematics tend to hamper the implementation of these guidelines. Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa seorang guru harus dapat menyesuaikan kegiatan yang dirancang sesuai dengan panduan metodologi silabus yang digunakan. Dalam hal ini Indonesia telah menetapkan kurikulum KTSP yang digunakan sebagai panduan memberikan pembelajaran. Kurikulum KTSP belum menetapkan secara pasti seorang guru harus menggunakan pendekatan tertentu. Namun, sebagai seorang guru harus dapat memilih pendekatan yang tepat dalam pembelajaran salah satunya yaitu pendekatan scientific. Berdasarkan beberapa penelitian diatas, jelas bahwa komunikasi matematis dirasakan sangat penting, tidak hanya dimiliki oleh siswa saja tetapi juga harus dimiliki oleh guru serta penguasaan guru terhadap panduan silabus dirasakan sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa. Kemampuan komunikasi yang dimiliki guru dan siswa tersebut sangat berkaitan seperti halnya yang dikatakan oleh Brendefur dan Frykholm 2000. Reflective communication is like contributive communication in that students share their ideas, strategies, and solutions with peers and teachers. In reflective communication, however, teacher and students use mathematical conversations with each other as springboards for deeper investigations and explorations. Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa selain guru, pendekatan dan strategi pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Salah satu penerapan strategi pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa salah satunya yaitu model pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Yunus dkk. yang berjudul Pembelajaran TSTS Berbasis Konstruktivisme Berbantuan CD Pembelajaran Untuk Menumbuhkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Dari penelitian tersebut telah dihasilkan 1 perangkat pembelajaran matematika model TSTS berbasis konstruktivisme berbantuan CD pembelajaran untuk menumbuhkan komunikasi matematis siswa yang valid dan efektif, 2 kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis adalah pendekatan scientific. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haeridin yang menyimpulkan bahwa pendekatan scientific berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis.

2.3 Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa

0 3 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dalam Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Komunikasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII Semes

0 3 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI

0 0 16