Bahasa Matematis Model Matematis

Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan No. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis 1 1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan. 2. Kemampuan mendemonstrasikan ide-ide matematis secara lisan. 3. Kemampuan menggambarkan ide-ide matematis secara visual. 2 1. Kemampuan menginterpretasikan ide-ide matematis secara lisan. 2. Mengevaluasi ide-ide matematis secara lisan. 3 Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika, dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide 2.1.8.1.2. Kemampuan Komunikasi Matematis Tulisan Kemampuan komunikasi matematis tertulis tidak kalah penting dengan kemampuan komunikasi matematis lisan. Kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Berikut ini merupakan indikator kemampuan komunikasi matematis tulisan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Tulisan No. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis 1 1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan. 2. Kemampuan mendemonstrasikan ide-ide matematis secara tulisan. 3. Kemampuan menggambarkan ide-ide matematis secara visual. 2 1. Kemampuan menginterpretasikan ide-ide matematis secara tulisan. 2. Mengevaluasi ide-ide matematis secara tulisan. 3 Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika, dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide

2.1.8.2 Bahasa Matematis

Bahasa merupakan suatu media komunikasi. Menurut Fathoni 2005 bahasa merupakan suatu sistem yang terdiri dari lambang-lambang, kata-kata, dan kalimat yang disusun menurut aturan-aturan tertentu dan digunakan oleh sekelompok orang untuk berkomunikasi. Bahasa memiliki dua fungsi yaitu sebagai alat melakukan komunikasi dan sebagai media menyatakan ide, gagasan dan pikiran. Berdasarkan dua fungsi tersebut, bahasa dirasakan sangat penting dalam kehidupan manusia. Sehingga mustahil jika seorang manusia dapat berkomunikasi tanpa melibatkan bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat mengirimkan dan menerima pesan yang dibangun berdasarkan penyususnan kode atau simbol bahasa oleh pengirim dan penerima ide atau simbol bahasa oleh penerima. Matematika tidak terlepas dari simbol-simbol, lambang-lambang, dan kode- kode yang khusus. Sehingga berdasarkan definisi bahasa di atas, dapat dikatakan matematika sebagai suatu bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Kelebihan dari bahasa matematika salah satunya yaitu dalam bahasa matematika setiap kalimat sudah terdefinisi dengan jelas sehingga sangat kecil terjadi kerancuan makna. Kelebihan yang lainnya yaitu bahasa matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan penyelesaian masalah secara lebih cepat dan cermat. Bahasa matematika juga bersifat ekonomis, yaitu dalam penyampaikan informasinya tidak hanya jelas dan tepat, melainkan juga cukup singkat dengan menuliskan model yang sederhana sekali.

2.1.8.3 Model Matematis

Menurut Labmath Indonesia 2005, model matematika adalah abstraksi suatu masalah nyata berdasarkan asumsi tertentu ke dalam simbol-simbol matematika. Dengan kata lain, model matematika merupakan terjemahan ide atau gagasan matematika dari suatu masalah nyata yang diungkapkan melalui lambang atau simbol matematika dalam pemecahan masalah. Model matematika sangat erat sekali hubungannya dengan masalah kehidupan nyata. Model matematika dibuat agar dapat memudahkan dalam menyelesaikan masalah nyata terkait matematika. Fathoni 2005 menyebutkan bahwa dalam menyelesaikan masalah matematika tersebut, terdapat langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi masalah Masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari biasanya timbul dalam bentuk gejala-gejala yang belum jelas hakikatnya. Faktor-faktor dalam masalah yang penting harus disimpan, sedangkan yang tidak atau kurang penting itu diabaikan. Untuk menemukan hakikat masalah sesungguhnya, perlu dicari data-data dari informasi tambahan. 2. Pemodelan Matematika Pemodelan matematika merupakan penerjemahan masalah nyata yang telah diidentifikasikan ke dalam lambang atau bahasa matematika. Pemodelan inilah yang menjadi kunci dalam penerapan matematika. Dengan demikian, kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan yang meliputi persoalan penggunaan simbol dengan tepat dan penyusunan argumen suatu pernyataan secara logis.

2.2 Kajian Pustaka

Komunikasi matematis tidak hanya mutlak dimiliki siswa saja, akan tetapi seorang gurupun harus memiliki kemampuan komunikasi matematis. Seperti yang disebutkan oleh Brendefur dan Frykholm 2000. Given this emphasis on mathematical communication in the reform literature, it is important for teacher educators to a be aware of teachers’conceptions of communication as a vehicle for developing learners’ mathematical understanding, and b understand how they can help teachers develop practices that foster mathematical communication. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis sangat penting bagi guru untuk: 1. memberikan pemahaman guru tentang seberapa paham siswa tentang konsep matematika yang telah diberikan. 2. memahami bahwa komunikasi membantu guru untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis lebih lanjut. Penelitian yang berikutnya meneliti tentang “Open-ended Tasks in the Promotion of Classroom Communication in Mathematics” yang dilakukan oleh Viseu dan Oliveira2012. Mereka menemukan bahwa: Of importance to the translation of the methodological guidelines of the current school syllabuses are the nature of the tasks that teachers should adapt for their classes, and particularly the attention to be given to student activities, as this gives an understanding of the way others think. The conceptions that teachers develops in their professional career about the teaching of mathematics tend to hamper the implementation of these guidelines. Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa seorang guru harus dapat menyesuaikan kegiatan yang dirancang sesuai dengan panduan metodologi silabus yang digunakan. Dalam hal ini Indonesia telah menetapkan kurikulum KTSP yang

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa

0 3 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dalam Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Komunikasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII Semes

0 3 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI

0 0 16