3. Melakukan pembelajaran model TSTS dengan pendekatan scientific.
Mengamati kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika model TSTS dengan pendekatan scientific.
4. Memberikan tes kemampuan komunikasi matematis tulisan dan lisan kepada
siswa. 5.
Menuliskan hasil tes dan pengamatan ke dalam bentuk tulisan. 6.
Melakukan wawancara terhadap subyek penelitian. 7.
Menganalisis data yang didapat. 8.
Menarik kesimpulan dari penelitian dan memberikan saran berdasarkan hasil penelitian.
3.2. Latar Penelitian
3.2.1. Lokasi
Penelitian akan dilaksanakan di SMP 16 Semarang, kota Semarang dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS dan pendekatan
pembelajaran scientific.
3.2.2. Rentang Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada bulan Januari-Februari 2015.
3.2.3. Subjek Penelitian
Pengambilan subjek penelitian dalam peneltian ini ditentukan melalui teknik purposive sampling. Menurut Afifudin dan Saebani 2012:90 menyatakan bahwa
dalam pendekatan kualitatif tidak menggunakan sampling acak, tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampel dipilih dengan jumlah
yang tidak ditentukan, melainkan dipilih dari segi representasinya tujuan penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono 2014:53 menyebutkan bahwa
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, subjek penelitian yang menjadi
sumber informasi adalah 6 siswa kelas VIII G di SMP 16 Semarang yang dirasakan cukup untuk memberikan gambaran kemampuan komunikasi
matematis. Subjek tersebut terdiri dari 2 siswa dari kelompok kemampuan komunikasi matematis tinggi, 2 siswa dari kelompok kemampuan komunikasi
matematis sedang, dan 2 siswa dari kelompok kemampuan komunikasi matematis rendah. Pemilihan subjek sebanyak 6 siswa tersebut dengan tujuan untuk
mendeskripsikan secara detail dan serinci mungkin tentang kemampuan komunikasi matematis 6 siswa tersebut yang berada pada kelompok tinggi,
sedang, dan rendah. Sesuai dengan pendapat Sugiyono 2014:50 menyatakan bahawa penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi
sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi di transferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan
situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Dengan demikian, penambilan subjek sebanyak 6 siswa tersebut tidak akan digeneralisasikan ke satu kelas, melainkan
ditranferkan ke tempat lain yang memiliki situasi yang memiliki kesamaan dengan situasi subjek.
Pemilihan 6 subjek tersebut juga bertujuan untuk menjaring sebanyak-
banyaknya informasi yang nantinya digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Seperti pendapat Moleong 2014:224 yang menyatakan bahwa
pengambilan sempel dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber dan bangunannya yang akan menjadi
dasar dari rancangan atau teori yang muncul. Kemudian, berikut ini akan lebih dijelaskan tujuan penentuan sampel yang
selanjutnya disebut subjek penelitian yang terdiri dari 6 siswa. 1.
Peneliti meyakini bahwa pencapaian indikator kemampuan komunikasi matematis siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah berbeda-
beda. 2.
Peneliti meyakini bahwa hambatan untuk mencapai kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki setiap siswa pada kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah berbeda-beda meskipun pada tingkat kemampuan yang samapun bisa terjadi perbedaan hambatan.
3. Secara umum, pemilihan subjek sebanyak 6 siswa yang terdiri dari tiga
kelompok tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kemampuan komunikasi matematis siswa beserta hambatan dalam pencapaiannya
berdasarkan tingkat kemampuan intelektual yang berbeda secara holistik.
3.3. Data dan Sumber Data Penelitian