Tabel Deskripsi Hasil Analisis Varian Latar Belakang Guru Pendidikan Anak Usia Dini

i d2 -31.15 9.794 .015 -57.99 -4.31 s1 -48.69 9.904 .000 -75.83 -21.54 sma smp 35.71 9.817 .004 8.80 62.62 d2 4.56 4.231 1.000 -7.04 16.16 s1 -12.98 4.481 .033 -25.26 -.70 d2 smp 31.15 9.794 .015 4.31 57.99 sma -4.56 4.231 1.000 -16.16 7.04 s1 -17.54 4.429 .001 -29.68 -5.40 s1 smp 48.69 9.904 .000 21.54 75.83 sma 12.98 4.481 .033 .70 25.26 d2 17.54 4.429 .001 5.40 29.68 Based on observed means. The error term is Mean SquareError = 174,390. . The mean difference is significant at the ,05 level. Hasil post hoc test di atas menunjukan bahwa perbedaan antara SMP dan SMA sebesar -35.71 dengan nilai signifikan 0.003, perbedaan antara SMA dan D2 sebesar 4.56 dengan nilai signifikan 0.704, perbedaan antara D2 dan S1 sebesar -17.54 dengan nilai signifikan 0.001. Kemudian perbedaan antara S1 dan SMP sebesar 48.69 dengan nilai signifikan 0.000 dan perbedaan antara S1 dan SMA sebesar 12.98 dengan nilai signifikan 0.033. Hasil penelelitian dalam post hoc test bahwa semakin jauh perbedaan pendidikan tertinggi guru, maka semakin tinggi pula nilai signifikasi yang dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan guru maka perbedaan nilai efikasi semakin jelas terlihat. Tabel 4.10 Tabel Deskripsi Hasil Analisis Varian Lama Mengajar Guru Pendidikan Anak Usia Dini Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:efikasidiri Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model 2976.462 a 4 744.116 3.254 .019 Intercept 559397.024 1 559397.024 2.446E3 .000 lamangajar 2976.462 4 744.116 3.254 .019 Error 11891.537 52 228.683 Total 1116165.000 57 Corrected Total 14868.000 56 a. R Squared = ,200 Adjusted R Squared = ,139 Tabel 4.9 di atas menunjukan bahwa nilai P=0.19, hal ini menunjukkan bahwa p 0,05 yang berarti dapat dsimpulkan bahwa variabel lama mengajar tidak signifikan dalam memberikan perbedaan terhadap efikasi guru. Besar nilai R Squared yaitu 0.139 yang berarti variabilitas lama mengajar hanya memberikan sumbangan sebesar 13,9. Tabel 4.11 Hasil Post Hoc Test Multiple Comparisons Dependent Variable:efikasidiri I lamanga jar J lamanga jar Mean Difference I-J Std. Error Sig. 95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Tukey HSD 1-6 7-12 -4.30 4.681 .888 -17.53 8.92 13-18 -16.07 7.305 .196 -36.71 4.58 19-24 -21.20 9.157 .157 -47.08 4.68 25-30 -21.53 9.157 .145 -47.41 4.34 7-12 1-6 4.30 4.681 .888 -8.92 17.53 13-18 -11.76 7.748 .556 -33.66 10.13 19-24 -16.90 9.514 .398 -43.78 9.99 25-30 -17.23 9.514 .378 -44.11 9.66 13-18 1-6 16.07 7.305 .196 -4.58 36.71 7-12 11.76 7.748 .556 -10.13 33.66 19-24 -5.13 11.044 .990 -36.34 26.07 25-30 -5.47 11.044 .987 -36.67 25.74 19-24 1-6 21.20 9.157 .157 -4.68 47.08 7-12 16.90 9.514 .398 -9.99 43.78 13-18 5.13 11.044 .990 -26.07 36.34 25-30 -.33 12.347 1.000 -35.22 34.56 25-30 1-6 21.53 9.157 .145 -4.34 47.41 7-12 17.23 9.514 .378 -9.66 44.11 13-18 5.47 11.044 .987 -25.74 36.67 19-24 .33 12.347 1.000 -34.56 35.22 Bonferroni 1-6 7-12 -4.30 4.681 1.000 -18.03 9.42 13-18 -16.07 7.305 .323 -37.48 5.35 19-24 -21.20 9.157 .246 -48.05 5.65 25-30 -21.53 9.157 .225 -48.38 5.31 7-12 1-6 4.30 4.681 1.000 -9.42 18.03 13-18 -11.76 7.748 1.000 -34.48 10.95 19-24 -16.90 9.514 .816 -44.79 11.00 25-30 -17.23 9.514 .759 -45.12 10.66 13-18 1-6 16.07 7.305 .323 -5.35 37.48 7-12 11.76 7.748 1.000 -10.95 34.48 19-24 -5.13 11.044 1.000 -37.51 27.24 25-30 -5.47 11.044 1.000 -37.84 26.91 19-24 1-6 21.20 9.157 .246 -5.65 48.05 7-12 16.90 9.514 .816 -11.00 44.79 13-18 5.13 11.044 1.000 -27.24 37.51 25-30 -.33 12.347 1.000 -36.53 35.87 25-30 1-6 21.53 9.157 .225 -5.31 48.38 7-12 17.23 9.514 .759 -10.66 45.12 13-18 5.47 11.044 1.000 -26.91 37.84 19-24 .33 12.347 1.000 -35.87 36.53 Based on observed means. The error term is Mean SquareError = 228,683. Berdasarkan tabel 4.11 hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan antara 1-6 tahun dan 7- 12 tahun sebesar -4.30 dengan nilai signifikan 0.888, perbedaan lama mengajar 13-18 tahun dan 19-24 sebesar -11.76 dengan nilai signifikan 0.556, sedangkan lama mengajar 25-30 dan 1-6 sebesar 21.53 dengan nilai signifikan 0.145. Hasil dari post hoc test tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai mean difference tidak menunjukkan adanya nilai yang signifikan, begitu pula dalam hasil F tes, sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan nilai efikasi guru ditinjau dari lama mengajar.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Efikasi Diri Guru Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Pendidikan Inklusi

Efikasi didasarkan pada teori kognitif bandura 1997 yang menyatakan bahwa orang-orang menjalankan kontrol atas apa yang mereka lakukan dan perilaku mereka dipengaruhi oleh banyak faktor penentu yang saling bergantung seperti personal kontrol atas tindakan, regulassi diri dan proses befikir, motivasi, avektif atau fisiologis. Dimopulou 2012 dalam jurnal Literacy Information and Computer Education Journal LICEJ, Volume 3, Issue 1, March 2012 yang berjudul Self Efficacy and Collective Efficacy Beliefs Of Teacher For Children With Autism menyebutkan bahwa efikasi diri harus melakukan dengan self perception dari kompetensi dari pada level kompetensi yang sesungguhnya. Teori self efikasi mempertahankan proses psikologis mengubah jalan melalui perubahan individu. Efikasi adalah kemampuan generatif di mana kognitif, subskills sosial, emosional dan perilaku harus diorganisir dan efektif diatur untuk melayani tujuan yang tak terhitung ada perbedaan yang ditandai antara memiliki subskills dan mampu mengintegrasikan kemudian ke program telah sesuai tindakan dan mengeksekusinya maka baik dalam keadaan sulit Bandura, 1997:36. Woodcoock 2012 dalam Australian Journal Of Teacher Education Volume 37 Issue 6 yang berjudul Does Study of an Inclusive Education Subject Influence Pre-Service teachers Concerns and Self-Efficacy about Inclusion? Mengungkapkan bahwa guru dapat menambah pengalaman dan pengetahuan melalui bekerja sama dengan siswa dengan pendidikan khusus dalam ruang kelas yang bisa memberikan pengaruh besar terhadap sikap dan efikasi, hal itu memberikan hubungan kuat anatara efikasi diri guru dan kemampuan guru. Ungkapan tersebut kaitanya dalam penelitian ini bahwa untuk membangun efikasi diri, guru memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan anak berkebutuhan khusus. Efikasi guru sebagai keyakinan guru terhadap kemampuannya dalam mengajar, untuk mengatur dan mempengaruhi para siswa saat proses pembelajaran, sehingga guru mampu memprediksi perkembangan prestasi belajar siswa. Efikasi guru telah terbukti menjadi variabel penting dalam efektifitas guru. Penelitian juga memberikan bukti bahwa ini juga berhubungan pada pencapaian siswa. Efikasi yang rendah mengarahkan kepada rendahnya efikasi dan prestassi siswa Dimopulou, 2012. Penelitian juga menunjukkan efikasi diri guru mempengaruhi prestasi siswa, dan level sekolah dalam membangun operasional sekolah. Efikasi diri menjadi karakteristik penting bagi siswa dan hasil guru Shaughnessy, 2004. Sumber-sumber yang dapat memepengaruhi efikasi diri yaitu menguasai suatu kompetensi, pengalaman vikarius, persuasi sosial dan keadaan emosi. Pengembangan pengetauan diri adalah stuktur kognitif bukan hanya audit teknis pertunjukan, melainkan gagasan tentang diri mereka sendiri atau lingkungan mereka Bandura, 1997:80 . Bandura 1997:42 menyatakan terdapat tiga aspek penting dalam menetukan efikasi diri yaitu generality, level, strenght dengan indikator sebagi berikut: 1. Memotivasi diri untuk melakukan sesuatu 2. Mempunyai keyakinan tinggi terhadap kemampuannya 3. Selalu merasa optimis 4. Mempunyai kemampuan dalam mengatasi berbagai hambatan 5. Keyakinan dalam melaksanakan tugas 6. Meyakini kemampuanya dalam berbagai situasi Berdasarkan indikator dari ketiga aspek tersebut maka identifikasi hasil penelitian efikasi diri guru pendidikan anak usia dini terhadap pendidikan inklusi yang menunjukan mempunyai efikasi tinggi sebesar 50,9 dan disusul urutan guru yang mempunyai efikasi sedang yaitu 36,8 dan diurutan terakhir guru dengan efikasi rendah hanya 12,3 . Meskipun mayoritas lama mengajar 1-6 tahun dengan latar belakang pendidikan responden D2 dan S1 nilai efikasi guru dalam pendidikan tidaklah buruk, level efikasi berada di level tingkat sedang. Melby dalam santrock 2008:524 menyatakan bahwa efikasi diri guru akan berpengaruh besar terhadap kualitas pembelajaran. Akan tetapi kondisi ini lantas tidak membuat para guru dengan jam terbang terbatas dan usia masih muda menjadi minder, mereka masih punya cukup keyakinan untuk menjadi lebih baik dan hal ini khususnya dalam pendidikan inklusi masih punya banyak harapan untuk mengembangkan pendidikan inklusi. Efikasi diri guru yang tinggi akan menjadi modal dalam upaya pengembangan pendidikan inklusi. Seperti apa yang diungkapkan Feist 2012:212 manusia yang