Test of Homogeneity of Variances
nilaiefikasi Levene Statistic
df1 df2
Sig. .073
2 54
.930
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil dari nilai p 0,05 maka sebaran distribusinya
normal, dengan nilai 0,930 sehingga sebaranya homogen atau sama.
4.1.4.2 Uji Hipotesis
Hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa data yang terkumpul memenuhi syarat untuk analisis selanjutnya, yaitu menggunakan uji f
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil analisis hipotesis menggunakan cara uji f untuk melihat perbandingan latar belakang pendidikan dan lama mengajar
guru. Analisis dengan menggunakan One Way ANOVA untuk melihat seberapa besar perbedaan yang terjadi pada efikasi diri guru dalam pendidikan inklusi jika
ditinjau dari latar belakang pendidikan dan lama mengajar. Berdasarkan perhitungan one way ANOVA dengan bantuan SPSS 16 for Windows maka dapat
diperoleh hasil sebagai berikut:
4.8 Tabel Deskripsi Hasil Analisis Varian Latar Belakang Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:nilaiefikasi
Source Type III Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig.
Corrected Model 5625.355
a
3 1875.118
10.752 .000
Intercept 415257.276
1 415257.276
2.381E3 .000
latrpendidikan 5625.355
3 1875.118
10.752 .000
Error 9242.645
53 174.390
Total 1116165.000
57 Corrected Total
14868.000 56
a. R Squared = ,378 Adjusted R Squared = ,343
Tabel 4.8 menunjukan bahwa variabel latar belakang pendidikan signifikan pada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan
mempengaruhi efikasi diri guru. Besar nilai adjusted R squared 0,343 mempunyai arti bahwa variabilitas latar belakang pendidikan memberikan sumbangan sebesar
34,3 .
Tabel 4.9 Hasil Post Hoc Test
Multiple Comparisons
Dependent Variable:nilaiefikasi I
latrpendidik an
J latrpen
didikan Mean
Difference I-J Std. Error Sig.
95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD
smp sma
-35.71 9.817
.003 -61.75
-9.67 d2
-31.15 9.794
.013 -57.13
-5.17 s1
-48.69 9.904
.000 -74.96
-22.42 sma
smp 35.71
9.817 .003
9.67 61.75
d2 4.56
4.231 .704
-6.66 15.78
s1 -12.98
4.481 .027
-24.86 -1.09
d2 smp
31.15 9.794
.013 5.17
57.13 sma
-4.56 4.231
.704 -15.78
6.66 s1
-17.54 4.429
.001 -29.29
-5.79 s1
smp 48.69
9.904 .000
22.42 74.96
sma 12.98
4.481 .027
1.09 24.86
d2 17.54
4.429 .001
5.79 29.29
Bonferron smp sma
-35.71 9.817
.004 -62.62
-8.80
i d2
-31.15 9.794
.015 -57.99
-4.31 s1
-48.69 9.904
.000 -75.83
-21.54 sma
smp 35.71
9.817 .004
8.80 62.62
d2 4.56
4.231 1.000
-7.04 16.16
s1 -12.98
4.481 .033
-25.26 -.70
d2 smp
31.15 9.794
.015 4.31
57.99 sma
-4.56 4.231
1.000 -16.16
7.04 s1
-17.54 4.429
.001 -29.68
-5.40 s1
smp 48.69
9.904 .000
21.54 75.83
sma 12.98
4.481 .033
.70 25.26
d2 17.54
4.429 .001
5.40 29.68
Based on observed means. The error term is Mean SquareError = 174,390.
. The mean difference is significant at the ,05 level.
Hasil post hoc test di atas menunjukan bahwa perbedaan antara SMP dan SMA sebesar -35.71 dengan nilai signifikan 0.003, perbedaan antara SMA dan
D2 sebesar 4.56 dengan nilai signifikan 0.704, perbedaan antara D2 dan S1 sebesar -17.54 dengan nilai signifikan 0.001. Kemudian perbedaan antara S1
dan SMP sebesar 48.69 dengan nilai signifikan 0.000 dan perbedaan antara S1 dan SMA sebesar 12.98 dengan nilai signifikan 0.033. Hasil penelelitian dalam
post hoc test bahwa semakin jauh perbedaan pendidikan tertinggi guru, maka semakin tinggi pula nilai signifikasi yang dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan guru maka perbedaan nilai efikasi semakin jelas terlihat.