Kompetensi Guru Khusus KAJIAN PUSTAKA

2. Kemampuan Dasar basic ability Kemampuan dasar guru pendidikan khusus dalam Pedoman Khusus Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif 2007: 15 diharapkan guru dapat memiliki beberapa kemampuan diantaranya: a. memahami dan mampu mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus. b. Memahami konsep dan mampu mengembangkan alat asesmen serta c. Melakukan asesmen anak berkebutuhan khusus. d. Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. e. Mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program bimbingan dan konseling anak berkebutuhan khusus. f. Mampu melaksanakan menajemen pendidikan khusus g. Mampu mengembangkan kurikulum Pendidikan Khusus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus serta dinamika masyarakat. h. Memiliki pengetahuan tentang aspek-aspek medis dan implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan khusus i. Memiliki pengetahuan tentang aspek-aspek psikologis dan implikasi nya terhadap penyelenggaraan pendidikan khusus j. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan khusus. k. Memiliki sikap dan perilaku empati terhadap anak berkebutuhan khusus. l. Memiliki sikap professional di bidang pendidikan khusus m. Mampu merancang dan melaksanakan program kampanye kepeduliasn PLB di masyarakat. n. Mampu merancang program advokasi. 3. Kemampuan Khusus specific ability Kemampuan khusus merupakan kemampuan keahlian yang dipilih sesuai dengan minat masing-masing tenaga kependidikan. Pada umumnya masing- masing guru memiliki satu kemampuan khusus specific ability. Kemampuan khusus yang harus dimiliki guru berdasarkan Pedoman Khusus Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif 2007: 16 antara lain: a. Mampu melakukan modifikasi perilaku. b. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang mengalami gangguankelainan penglihatan. c. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang mengalami gangguankelainan pendengarankomunikasi. d. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang mengalami gangguankelainan intelektual. e. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang mengalami gangguankelainan anggota tubuh dan gerakan. f. Menguasai konsep dan keterampilan pemnbelajaran bagi anak yang mengalami gangguankelainan perilaku sosial. g. Menguasai konsep dan keterampilan pemnbelajaran bagi anak yang mengalami kesulitan belajar. Uraian di atas menunjukan bahwa betapa pentingnya kompetensi guru dalam pendidikan inklusi. Beberapa kompeensi yang harus dimiliki guru dalam pendidikan inklusi antara lain kompetensi guru secara umum yang meliputi kompetensi pedagogik, sosial, pribadi seta kompetensi profesional dan kompetensi guru khusus yang meliputi kemampuan umum, kemampuan dasar dan kemampuan khusus.

2.3 Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian sebelumnya oleh Oneyda M. Paneque , dkk dalam judul “A study of teacher efficacy of special education teachers of engllish language leaners with disabilities ” menunjukkan bahwa Variabel guru yang merupakan prediktor keberhasilan guru dan salah satu yang statistik signifikan berhubungan dengan efikasi guru adalah kemahiran dalam bahasa siswa sasaran. Hasil penelitian lain dari Elizabeth S Hartmann, PhD yang berjudul “understanding teachers self efficacy to support children with deaf and blindness” dari hasil penelitianya menyebutkan bahwa terdapat tiga tingkatan efikasi yaitu efikasi sangat rendah, efikasi cukup tinggi, efikasi sangat tinggi. Hasil tersebut mengungkapkakn bahwa dengan efikasi yang rendah guru tidak memiliki pelatihan formal dan pengalaman mengajar terhadap anak-anak yang mengalami kebutaan dan tuli. Sedangkan guru dengan efikasi tinggi dipengaruhi faktor keinginan yang kuat dan mempunyai pengetahuan yang luas.

2.4 Kerangka Berpikir

Efikasi guru murupakan keyakinan guru dalam kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan program tindakan untuk berhasil menyelesaikan tugas instruksi terrtentu kapasitasnya untuk mempengaruhi kinerja siswa. Hal-hal yang mempengaruhi efikasi diri guru yaitu pengalaman instruksional, personal dan faktor demografi. Dalam penelitian ini yang menjadi titik ukur tinggi rendahnya efikasi terbatas pada faktor demografi yaitu latar belakang pendidikan, dan lama mengajar. Sedangkan faktor personal dan pengalaman instruksional tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Selanjutnya hubungan ini akan berpengaruh terhadap efikasi guru pendidikan anak usia dini dalam pendidikan inklusi. Guru yang memiliki efikasi tinggi akan merasa yakin dalam melaksanakan dan mengembngkan pendidikan inklusi. Sedangkan guru dengan efikasi rendah akan merasa kesulitan dan menyerah dalam melaksanakan dan merintis pendidikan inklusi. Lama mengajar Latar belakang pendidikan Efikasi guru pendidikan anak usia dini dalam pendidikan inklusi