Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Guru

Bandura 1997: 779-115 dan teman-teman yang relevan dengan faktor yang mempengaruhi efikasi guru, maka diperoleh tiga kelomok faktor yang memengaruhi efikasi guru yaitu a. Faktor demografi Menurut bandura 1997 ada beberapa faktor yang mempengaruhi efikasi diri guru, yaitu usia, pendidikan tertinggi dan lama pengalaman mengajar. Kondisi-kondisi yang menguntungkan dalam faktor demografi, memiliki pengalaman instruksional yang beragam, dan kualitas afektif yang positif akan meningkatkan efikasi guru. Sebaliknya, guru yang skornya lebih rendah dalam aspek status sosial ekonomi, usia, pengalaman, religiusitas, etnisitas, persepsi terhadap kompetensi, persepsi terhadap kesejahteraan, persepsi terhadap sertifikasi guru, dan indeks prestasinya, maka cenderung kurang efikasinya dalam menjalankan tugas. b. Pengalaman instruksional instriksional bersifat pengajaran, jadi pengalaman instruksional merupakan pengalaman mengajar. Bandura 1977 dalam Santrock 2008: 524 menyebutkan pengalaman instruksianal mencakup kemampuan dalam mengelola kelas menjadi tempat yang menyenangkan untuk brelajardan bisa mengajak orang tua ikut dalam proses pembelajaran. c. Personal tingkah laku dalam situsi personal tergantung pada lingkungan dan kognitif. Bandura dalam Santrock 2008: 285 faktor person mencakup ekspektassi, keyakinan, setrategi, pemikiran, dan kecerdasan. Kesimpulan yang dapat diambil peneliti dari uraian di atas bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya efikasi guru antara lain faktor pengalaman instrusional, personal dan faktor demografi yang terdiri dari usia, pengalaman mengajar, pendidikan tertinggi. 2.2 Pendidikan Inklusi 2.2.1 Pengertian Pendidikan Inklusi Inklusi dari kata bahasa inggris inclusion merupakan istilah terbaru yang dipergunakan untuk mendeskripsikan penyatuan bagi anak berkelainan dalam program sekolah. Bagi sebagian pendidik istilah ini dillihat sebagai deskripsi yanng lebih positif dalam usaha-usaha menyatukan anak-anak yang memiliki hambatan dengan cara-cara yang realistis dan komperhensif dalam kehidupan pendidikan yang menyeluruh. Inklusi juga dapat diartikan bahwa tujuan pendidikan bagi siswa yang memilliki hambatan adalah, keterlibatan yang dari tiap anak dalam kehidupan sekolah menyeluruh Smith, 2012:45. Inklusi dalam pendidikan merupakan proses peningkatan partisipasi siswa dan mengurangi keterpisahanya dari budaya kurikulum dan komunitas sekolah setempat Sue Stubbs, 2002:39. UNESCO, dalam kajianya terhadap aktivitasnya selama lima tahun setelah konferensi Salamnca menggambarkan inklusi sebagai gerakan, dan mengkaitkanya langsung dengan peningkatan mutu sekolah sue stubbs, 2002: 40. Sue Stubbs 2002: 37 pendidikan inklusi dalam arti sempit atau didasarkan pada asumsi “ anak sebagai masalah”. Cartwright dalam Elisa 2013: 3 pendidikan inklusi merupakan praktek yang bertujuan untuk pemenuhan hak azasi manusia atas pendidikan, tanpa adanya diskriminasi, dengan memberi kesempatan pendidikan yang berkualitas kepada semua anak tanpa perkecualian, sehingga semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk secara aktif mengembangkan potensi pribadinya dalam lingkungan yang sama. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusi merupakan sistem pendidikan yang menyeluruh dalam arti bahwa pendidikan sebagai pemenuhan hak asasi manusia tanpa adanya diskriminasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tanda dari pendidikan inklusi adalah kesediaan guru untuk menerima siswa yang berkebutuhan khusus. Inklusi menunjukkan pada semua siswa dihargai, diterima, dan menghormati tanpa memperhatikan etnik dan latar belakang budaya, kemampuan, jenis kelamin, umur, agama, kepercayaan dan perilaku Das Asim, 2012:149. Indeks for inclusion dalam sue tubbs 2002: 38 inklusi atau pendidikan inklusi bukan nama lain untuk pendidikan khusus. Pendidikan inklusi menurut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindugan Anak Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 tentang kebijakan penanganan anak berkebutuhan khusus adalah pendidikan reguler yang disesuaikan dengan kebuutuhan peserta didik yang memiliki kelainan danatau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada sekolah reguler dalam satu kesatuan yang sistematik. Pendidikan inklusi merupakan suatu sistem layanan pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani disekolah terdekat di kelas biasa bersama teman teman seusianya. Untuk itu perlu adanya restrukturisasi di sekolah sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan bagi setiap anak Pratiningsih, 2010: 34.