133
Bab 5 Asal-Usul dan Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia
Bangsa Melayu ini telah mendiami Indonesia bagian barat dan Semenanjung Melayu Malaysia sejak dulu. Para ahli membagi
dua bangsa Melayu ini: Proto Melayu atau Melayu Tua dan Deutro Melayu
atau Melayu Muda.
1. Melayu Tua
Proto Melayu
Bangsa Melayu Tua ini memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM. Mereka masuk melalui dua rute: jalan barat
dan jalan timur. Jalan barat adalah melalui Semenanjung Melayu kemudian terus ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke seluruh
Indonesia. Sementara jalan timur adalah melalui Kepulauan Filipina terus ke Sulawesi dan kemudian tersebar ke seluruh Indonesia. Para
ahli memperkirakan bahwa bangsa Melayu Tua ini peradabannya satu tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan manusia purba yang
ada di Indonesia. Orang-orang Melayu Tua ini berkebudayaan Batu Muda Neolitikum. Benda-benda buatan mereka masih
menggunakan batu namun telah sangat halus. Kebudayaan kapak persegi dibawa bangsa Proto Melayu melalui jalan barat, sedangkan
kebudayaan kapak lonjong melalui jalan timur. Sebagian dari mereka ada yang bercampur dengan ras kulit hitam.
Pada perkembangan selanjutnya, mereka terdesak ke arah timur karena kedatangan bangsa Melayu Muda. Keturunan Proto
Melayu ini sampai kini masih berdiam di Indonesia bagian timur, seperti di Dayak, Toraja, Mentawai, Nias, dan Papua. Sementara
itu, bangsa kulit hitam Ras Negrito yang tidak mau bercampur dengan bangsa Proto Melayu lalu berpindah ke pedalaman atau
pulau terpencil agar terhindar dari pertemuan dengan suku atau bangsa lain yang mereka anggap sebagai “peganggu”. Keturunan
mereka hingga kini masih dapat dilihat meski populasinya sedikit, antara lain orang Sakai di Siak, orang Kubu di Palembang, dan
orang Semang di Malaka.
2. Melayu Muda
Deutro Melayu
Bangsa Melayu Muda memasuki kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara bergelombang. Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu
melalui daerah Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke wilayah Indonesia yang lain. Kebudayaan mereka lebih
maju daripada bangsa Proto Melayu. Mereka telah pandai membuat benda-benda logam perunggu. Kepandaian ini lalu
berkembang menjadi membuat besi. Kebudayaan Melayu Muda ini sering disebut kebudayaan Dong Son. Nama Dong Son ini
disesuaikan dengan nama daerah di sekitar Teluk Tonkin Vietnam yang banyak ditemukan benda-benda peninggalan dari
logam. Daerah Dong Son ini ditafsir sebagai tempat asal bangsa Melayu Muda sebelum pergi menuju Indonesia. Hasil-hasil
kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia di antaranya
Gambar 5.6 Orang Mentawai di Pulau Siberut, Kepulauan
Mentawai, sebelah selatan Sumatera. Diduga orang
Mentawai dan Nias merupakan penduduk yang lebih dahulu
mendiami wilayah Indonesia dibanding masyarakat
Indonesia lain.
Sumber: National Geographic
Di unduh dari : Bukupaket.com
134
Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X
adalah kapak corong kapak sepatu, nekara, dan bejana perunggu. Benda-benda logam ini umumnya terbuat dari tuangan cetakan.
Keturunan bangsa Deutro Melayu ini selanjutnya berkembang menjadi suku-suku tersendiri, misalnya Melayu,
Jawa, Sunda, Bugis, Minang, dan lain-lain. Kern menyimpulkan hasil penelitian bahasa yang tersebar di Nusantara adalah
serumpun karena berasal dari bahasa Austronesia Perbedaan bahasa yang terjadi di daerah-daerah Nusantara seperti bahasa
Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, dan lain- lainnya, merupakan akibat dari keadaan alam Indonesia sendiri
yang dipisahkan oleh laut dan selat.
Di samping dipisahkan oleh selat dan samudera, perbedaan bahasa pun disebabkan karena setiap pulau di Indonesia memiliki
karakteristik alam yang berbeda-beda. Semula bahasa bangsa Deutro Melayu ini sama, namun setelah menetap di tempat
masing-masing mereka pun mengembangkan bahasa tersendiri. Kosakata yang dulu dipakai dan masih diingat tetap digunakan,
sedangkan untuk menamai benda-benda yang baru dilihat di tempat tinggal yang baru Indonesia mereka membuat kata-kata
mereka sendiri. Jadi, jangan heran, bila ada sejumlah kata yang terkadang sama bunyinya di antara dua suku namun memiliki
arti yang berbeda sama sekali, tak ada hubungan. Ada pula kata yang memiliki arti yang masih berhubungan meski tak identik,
seperti kata “awak”. Kata awak bagi orang Minang berarti “saya”, sedangkan menurut orang Sunda berarti “badan”.
Selanjutnya, bangsa Melayu Muda inilah yang berhasil mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang lebih maju
daripada bangsa Proto Melayu dan bangsa Negrito yang menjadi penduduk di pedalaman. Hingga sekarang keturunan bangsa
Proto Melayu dan Negrito masih bermasyarakat secara sederhana, mengikuti pola moyang mereka, dan kurang bersentuhan dengan
budaya luar seperti India, Islam, dan Eropa. Sedangkan bangsa Deutero Melayu mampu berasimilasi dengan kebudayaan Hindu-
Budha, Islam, dan Barat.
Gambar 5.7 Nekara Moko dari perunggu dari Alor.
Sumber Indonesian Heritage: Sejarah Awal
KEGIATAN 5.2
Untuk lebih mempertebal rasa kemanusiaan dan kecintaan terhadap tanah air, lakukan kegiatan berikut secara per seorangan. Carilah olehmu lima kata Indonesia yang berbeda. Lalu carilah
lima kata dari bahasa daerah kamu bebas menentukan daerahnya yang bunyinya sama dengan kelima kata Indonesia tersebut namun maknanya tidak sama meski hampir sama. Tanyakan
makna kata daerah tersebut kepada orang yang memang berasal dari daerah provinsi bersangkutan. Buatkanlah kalimat dengan kata-kata tersebut Indonesia dan daerah,
kumpulkan kepada guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
135
Bab 5 Asal-Usul dan Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia
C. HUBUNGAN KEBUDAYAAN PURBAKALA DI