Folklor JEJAK SEJARAH DALAM MITOLOGI, LEGENDA, FOLKLOR, UPACARA DAN LAGU DI BERBAGAI

31 Bab 2 Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum dan Sesudah Mengenal Aksara. tang perkawinan sumbang antara seorang laki-laki dengan ibu kandungnya mother incest prophecy dan pembunuhan ayah oleh putra kandungnya secara tidak sengaja. Di Indonesia dongeng yang setipe dengan Oedipus, yaitu dongeng Sangkuriang atau disebut juga ”Legenda Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu” dari Jawa Barat. Di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali terdapat mite ”Prabu Watu Gunung” dan dari Nanga Serawai Kalimantan Barat terdapat dongeng ”Bujang Munang”. Dongeng biasa lain- nya di Indonesia yang penyebarannya luas adalah yang bertipe Swan Maiden Gadis Burung Undan, yaitu dongeng atau legenda mengisahkan seorang putri yang berasal dari burung undan atau bidadari, yang terpaksa menjadi manusia karena kulit burungnya atau pakaian bidadarinya disembunyikan seseorang sewaktu ia sedang mandi. la kemudian menjadi istri laki-laki itu dan baru dapat kembali ke kayangan setelah menemukan kembali kulit, pakaian burung atau pakaian bidadarinya. Dongeng biasa seperti ini selain terdapat di Indonesia juga terdapat di India, Spanyol, Jerman, Perancis, Arab, Persia, Polinesia, Melanesia, Australia dan Eskimo. Beberapa contoh dari Indonesia adalah dongeng Raja Pala dari Bali, Joko Tarub dari Jawa Timur Tuban dan Pasir Kujang dari Pasundan, Jawa Barat. Tampaknya cerita rakyat Indonesia, khususnya yang bera- sal dari suku bangsa Jawa, Sunda, dan Bali banyak memperoleh pengaruh dari luar. Walaupun demikian, tidak berarti bahwa mereka telah mengambil alih begitu saja dari luar, melainkan telah mereka olah terlebih lanjut sesuai dengan kebudayaan mereka sehingga tidak terasa keasingannya. Keadaan demikian wajar, sebab sejarah bangsa Indonesia sejak dahulu kala memang bersentuhan dengan peradaban-peradaban besar seperti Hindu, Islam, Cina dan Ero-Amerika.

2. Folklor

Folklor adalah adat-istiadat tradisonal dan cerita rakyat yang di- wariskan secara turun-temurun, dan tidak dibukukan merupakan kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan turun menurun. Kata folklor merupakan pengindonesiaan dari bahasa Inggris. Kata tersebut merupakan kata majemuk yang berasal dari dua kata dasar yaitu folk dan lore. Menurut Alan Dundes kata berarti se- kelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok sosial lainnya. Ciri-ciri pengenal itu antara lain, berupa warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan, dan agama yang sama. Namun, yang lebih penting lagi adalah bahwa mereka telah memiliki suatu tradisi, yaitu kebudayaan yang telah mereka warisi secara turun-temurun, sedikitnya dua generasi, yang telah mereka akui sebagai milik bersama. Selain Di unduh dari : Bukupaket.com 32 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X itu, yang paling penting adalah bahwa mereka memiliki kesadaran akan identitas kelompok mereka sendiri. Kata lore merupakan tradisi dari folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan se- cara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat mnemonic device. Dengan demikian, pengertian folklor adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Perkembangan folklor tidak hanya terbatas pada golongan petani desa, tetapi juga nelayan, pedagang, peternak, pemain san- diwara, guru sekolah, mahasiswa, tukang becak, dan sebagainya. Demikian juga penelitian folklor bukan hanya terhadap orang Jawa, tetapi juga orang Sunda, orang Bugis, orang Menado, orang Ambon dan sebagainya. Bukan hanya untuk penduduk yang beragama Islam, melainkan juga orang Katolik, Protestan, Hindu Dharma, Buddha, bahkan juga Kaharingan Dayak, Melohe Adu Nias, dan semua kepercayaan yang ada. Folklor juga berkembang baik di desa maupun di kota, di keraton maupun di kampung, baik pada pribumi maupun keturunan asing, asal mereka memiliki kesadaran atas identitas kelompoknya. Agar dapat membedakan antara folklor dengan kebudayaan lainnya, harus diketahui ciri-ciri pengenal utama folklor. Folklor memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Gambar 2.6 Di Toraja, kaum wanita berperan dalam ritual pemujaan terhadap dewa dan leluhur pada acara Ma’bua. Sumber Indonesian Heritage: Agama dan Upcara Di unduh dari : Bukupaket.com 33 Bab 2 Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum dan Sesudah Mengenal Aksara. b Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar. c Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini dise- babkan penyebarannya secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan. d Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya. e Biasanya mempunyai bentuk berpola. Kata-kata pembukanya misalnya. Menurut sahibil hikayat menurut yang empunya cerita atau dalam bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina pada suatu hari. f Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam. g Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan. h Menjadi milik bersama colective dari masyarakat tertentu. i Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal itu disebabkan ba- nyak folklor merupakan proyeksi cerminan emosi manusia yang jujur. Dalam mempelajari kebudayaan culture kita mengenal ada- nya tujuh unsur kebudayaan universal yang meliputi sistem mata pencaharian hidup ekonomi, sistem peralatan dan perlengkapan hidup teknologi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sis- tem pengetahuan, dan sistem religi. Menurut Koentjaraningrat setiap unsur kebudayaan universal tersebut mempunyai tiga wujud, yaitu: a wujud sistem budaya, berupa gagasan, kepercayaan, nilai- nilai, norma, ilmu pengetahuan, dan sebagainya; b wujud sistem sosial, berupa tindakan sosial, perilaku yang berpola seperti upacara, kebiasaan, tata cara dan sebagai- nya; c wujud kebudayaan fisik. Jan Harold Brunvand , seorang ahli folklor Amerika Seri- kat, membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan.

a. Folklor Lisan

Folklor jenis ini dikenal juga sebagai fakta mental mentifact yang meliputi sebagai berikut: 1 bahasa rakyat seperti logat bahasa dialek, slang, bahasa tabu, otomatis; Di unduh dari : Bukupaket.com 34 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X 2 ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran; 3 pertanyaan tradisonal yang dikenal sebagai teka-teki; 4 sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair; 5 cerita prosa rakyat, cerita prosa rakyat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: mite myth, legenda legend, dan dongeng folktale, seperti Malin Kundang dari Sumatra Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari Jawa Tengah, dan Jaya Prana serta Layonsari dari Bali; 6 nyanyian rakyat, seperti “Jali-Jali” dari Betawi.

b. Folklor sebagian Lisan

Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial sosiofact, meliputi sebagai berikut: 1 kepercayaan dan takhayul; 2 permainan dan hiburan rakyat setempat; 3 teater rakyat, seperti lenong, ketoprak, dan ludruk; 4 tari rakyat, seperti tayuban, doger, jaran, kepang, dan ngibing, ronggeng; 5 adat kebiasaan, seperti pesta selamatan, dan khitanan; 6 upacara tradisional seperti tingkeban, turun tanah, dan temu manten; 7 pesta rakyat tradisional seperti bersih desa dan meruwat.

c. Folklor Bukan Lisan

Folklor ini juga dikenal sebagai artefak meliputi sebagai be- rikut: 1 arsitektur bangunan rumah yang tradisional, seperti Joglo di Jawa, Rumah Gadang di Minangkabau, Rumah Betang di Kalimantan, dan Honay di Papua; Gambar 2.7 Suku Sunda menyanyikan pantun. Sumber Indonesian Heritage: Agama dan Upacara. Di unduh dari : Bukupaket.com 35 Bab 2 Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum dan Sesudah Mengenal Aksara. 2 seni kerajinan tangan tradisional, 3 pakaian tradisional; 4 obat-obatan rakyat; 5 alat-alat musik tradisional; Gambar 2.8 Upacara Seren taun di Kasepuhan Banten Kidul sebagai penghormatan kepada Dewi Sri. Sumber: Kompas 6 peralatan dan senjata yang khas tradisional; 7 makanan dan minuman khas daerah.

3. Mitos