Letak Geografis Mata Pencaharian Pemerintahan

158 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X 1 Kerajaan Candragupta Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Gupta, yaitu: 1 Candragupta I 320-330 2 Samudragupta 330-375 3 Candragupta II 375-415 Pada masa Candragupta II, kondisi Kerajaan Gupta mengalami kemajuan yang pesat terutama di bidang perdagangan, kesenian dan ilmu pengetahuan, bahkan pada masa ini ditemukan teknologi pembuatan cat, pengawetan kulit dan pembuatan kaca. 2 Kerajaan Harsha Setelah Candragupta II wafat, Kerajaan Gupta mulai mundur malah membawa India mengalami masa kemunduran selama dua abad hingga muncul kembali masa kejayaan India dengan berdirinya Kerajaan Harsha pada abad ke-7 dengan ibukota Kanay. Kerajaan ini pun akhirnya runtuh pada abad ke-11.

B. PERADABAN SUNGAI HWANG HO

KEGIATAN 6.1 Carilah olehmu fotogambar kuil candi atau relief peninggalan Hindu-Buddha atau Jaina. Kalian bisa mencarinya di internet atau media cetak, lalu klipinglah untuk lebih mengenali dan memahami peninggalan-peninggalan dari kedua agama tersebut

1. Letak Geografis

Secara garis besar, letak geografis Cina dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: a Lembah Sungai Hwang Ho Sungai Kuning Sungai Hwang Ho dianggap berkah bagi bangsa Cina, lahan- lahan di sekitar sungai menjadi subur setelah terjadi banjir yang membawa lumpur-lumpur. Aliran Sungai Huang Ho dari hulu yang berada di Kwen Lun Tibet sampai muara Teluk Tsi-Li. b Lembah Sungai Yang Tse Lembah Sungai Yang Tse merupakan pusat pertanian sehingga banyak ditemui kota-kota di sekitarnya. Sungai Yang Tse memiliki sumber di Pegunungan Kwen Lun Tibet dan bermuara di Laut Cina Timur. c Cina Selatan Di daerah ini banyak ditemukan bahan timah. Daerah ini sebagai bukti bahwa bangsa Cina di masa prasejarah sudah mampu membuat perkakas dari bahan-bahan logam. Di unduh dari : Bukupaket.com 159 Bab 6 Peradaban Kuno di Asia, dan Afrika Kedua sungai yang telah disebutkan merupakan cikal bakal tumbuhnya peradaban di Cina, namun walau demikian kebudayaan yang timbul ditemukan berada di Lembah Sungai Hwang Ho.

2. Mata Pencaharian

Kekayaan alam Cina yang begitu melimpah menyebabkan kemajuan kebudayaan yang cepat dan beragam. Mengalirnya Sungai Hwang Ho dan Sungai Yang Tse merupakan sumber kehidupan bangsa Cina dengan cara bercocok tanam dan beternak. Tantangan cara hidup bertani mendorong bangsa Cina membuat perkakas pertanian dari bahan logam, apalagi ditunjang dengan wilayah Cina Selatan yang kaya akan barang tambang, seperti besi timah, emas dan tembaga. Selain menjadi perkakas pertanian, logam pun diolah menjadi perabot rumah tangga seperti periuk, tombak, pisau dan lain-lain. Cepatnya kemajuan bangsa Cina di bidang teknologi pertanian mendorong terbentuknya kerajaan, dinasti yang pertama adalah dinasti Hsia.

3. Pemerintahan

a. Dinasti Shang 1523-1027 SM

Dinasti Shang merupakan dinasti tertua di negeri Cina, namun tidak adanya bukti tertulis maka pada zaman itu bisa dikategorikan sebagai masa prasejarah. Setelah dinasti Hsia runtuh, muncul Dinasti Shang dengan ibukota Anyang sebelah Utara Lembah Sungai Hwang Ho. Posisi wilayah kerajaan ini sangat aman, terutama ditunjang oleh kondisi geografi yang tidak mendukung adanya serbuan dari luar, sebelah Barat sampai Barat Daya dikelilingi oleh pegunungan, sebelah Utara adalah padang Gurun Gobi dan sebelah Timur dan Selatan adalah Laut Pasifik. Pada zaman Dinasti Shang muncul kepercayaan menyembah banyak dewa, sebagai dewa tertinggi adalah dewa langit Shang Ti , tetapi bangsa Cina tidak meninggalkan kepercayaan kepada roh nenek moyang.

b. Dinasti Chou 1027 – 256 SM

Dinasti Chou menggantikan Dinasti Shang setelah terjadi perebutan kekuasaan dengan alasan raja dari Dinasti Shang dianggap salah mengurus negara dan telah meninggalkan mandat dari Dewa Langit. Sebagai ibukota dipilih Kota Hao. Kondisi sosial dalam masyarakat semasa Dinasti Shang sudah terbentuk, secara tidak disadari telah terbentuk dua golongan, yaitu golongan bangsawan dan golongan rakyat biasa. Adanya kondisi ini melahirkan sistem feodalisme yang diterapkan pada masa Dinasti Chou. Sistem pemerintahan pada Dinasti Chou dikuasai secara terpusat di bawah kekuasaan Kaisar, dan daerah-daerah yang dikuasai raja dipimpin oleh raja bawahan Raja Vazal sebagai pembantu. Sistem seperti ini, Raja Vazal selalu menekan kepada Gambar 6.9 Tembikar pada masa Dinasti Shang. Sumber: Lukisan Sejarah. Di unduh dari : Bukupaket.com 160 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X rakyatnya untuk membayar upeti dan memperkuat daerahnya sendiri dengan membentuk pasukan militer yang menguasai daerah-daerah tetangga yang lemah dengan alasan memperkuat kekuatan pusat apabila dibutuhkan. Adanya serangan bangsa barbar dari sebelah barat Cina ke ibukota Hao, menyebabkan dipindahkannya ibukota ke Loyang di sebelah Timur. Akibat serangan ini memperlemah kekuatan Dinasti Chou ditambah lagi dengan lemahnya kekuatan pusat yang beralih ke daerah maka tahun 770 SM terjadi pergantian kekuasaan oleh persekutuan raja-raja Vazal. Karena lemahnya kerajaan, pada tahun 480 SM Cina terbagi menjadi tiga penguasa, yaitu Chi di Shantung, Chu di bagian Utara Sungai Yang Tse dan Chin di Lembah Sungai Hwang Ho. Kondisi pemerintahan seperti ini melahirkan para tokoh filsafat, di antaranya Lao Tse, Kong Fu Tse , Meng Tse, dan lain-lain. c. Dinasti Chin 221 – 206 SM Di antara tiga penguasa, Chin adalah penguasa yang agresif dan mengalahkan kekuatan lainnya. Barulah tahun 221 SM, Pangeran Cheng sebagai penguasa Chin membeli wilayah untuk kekuasaanya dari Manchuria sampai Yang Tse. Keberhasilannya itu, Pangerang Cheng menamai dirinya Shih Huang Ti Kaisar Pertama. Kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh Shih Huang Ti selama berkuasa, yaitu: 1 Penghapusan sistem feodalisme dan raja vazal. 2 Sistem birokrasi terpusat, dengan seorang gubernur untuk mengatur provinsi. 3 Menyusun tulisan yang seragam. 4 Memperluas wilayah Cina, bahkan hingga Korea. 5 Memerintahkan pembangunan tembok Cina, untuk menahan serangan tentara Mongol dari Utara. 6 Pengaturan takaran dalam perdagangan. 7 Petani dan masyarakat golongan biasa dikenai wajib militer, pajak tinggi dan kerja paksa. 8 Menghancurkan faham Kong Fu Tse dengan membunuh sarjana dan membakar buku-buku ajarannya. Shih Huang Ti wafat tahun 210 SM, terjadi kekacauan di provinsi yang diakibatkan oleh keserakahan para gubernur dan bangsawan yang ingin mengambil kekuasaan di Cina, dan timbulnya pemberontakan rakyat terhadap sistem yang diterapkan oleh Shih Huang Ti. Salah seorang petani bernama Liu Pang berhasil mengatasi kekacauan dan menduduki tahta kerajaan dengan mendirikan Dinasti Han. Gambar 6.10 Tulisan pada lempengan perunggu mengenai syair pada masa Dinasti Chou. Gambar 6.11 Untuk menahan serangan bangsa Barbar, Kaisar Shih Huang Ti membangun Tembok Besar Cina. Sumber: Encarta. Sumber: Lukisan Sejarah. Di unduh dari : Bukupaket.com 161 Bab 6 Peradaban Kuno di Asia, dan Afrika

d. Dinasti Han 206 SM – 221 M

Kedekatan Liu Pang kepada rakyat dan pendidikan, ajaran Kong Fu Tse dihidupkan kembali bahkan ajarannya dipakai sebagai seleksi calon pegawai negara dan kenaikan jabatan, sistem feodalisme dikekang, penghapusan pajak, dan pembangunan irigasi dan jalan yang baru. Dinasti Han, tetap mempertahan tradisi dinasti-dinasti sebelumnya untuk memperluas wilayah Cina, bahkan pada saat kekuasaan kaisar Wu Ti menghasilkan sebuah imperium yang luas hingga ke Korea, Turkestan, sebagian India dan IndoCina. Berkat imperium ini, terjadi hubungan perdagangan antara Cina dan India sehingga terjadi percampuran kebudayaan dan dimulainya masuk ajaran agama Buddha. Jalur perdagangan Cina dengan Asia Tengah menggunakan Jalur Sutera, yaitu jalur perjalanan dari Cina ke Asia Tengah melalui India Utara. Adanya kerawanan keamanan selama perjalanan, jalur perdagangan diganti melalui laut melalui Indonesia. Sepeninggal Wu Ti, Cina mengalami kemunduran akibat kebijakan yang tidak menguntungkan orang kaya dengan cara penghapusan budak, pembagian pemilikan tanah dan penetapan harga. Kehancuran Dinasti Han terjadi pada tahun 221 SM.

e. Dinasti T’ang 618 – 906 M

Pada zaman Dinasti T’ang bangsa Cina mengalami kejayaan kembali yang sebelumnya telah hancur dan terpecah-pecah menjadi negara kecil. Kemajuan Dinasti T’ang ditunjang kedekatannya kepada para petani dan kaum bangsawan dengan diberlakukannya Undang-undang tentang pembagian tanah dan perpajakan. Wilayah Cina diperluas hingga ke Persia dan Laut Kaspia sehingga terjalin hubungan perdagangan dengan Asia Tengah. Dari perdagangan inilah masuknya agama Kristen dan Islam ke daratan Cina.

4. Pengetahuan dan Teknologi