Kasus Tindak Kekerasan di Dunia dan di Indonesia

lingkup rumah tangga Rena, 2008. Mengingat luasnya pengertian kekerasan dalam rumah tangga yang meliputi jenis kekerasan fisik, psikologis, seksual, dan ekonomi, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan istilah kekerasan dalam rumah tangga terhadap istri.

2.1.2 Kasus Tindak Kekerasan di Dunia dan di Indonesia

Catatan statistik kondisi perempuan di dunia Sulaeman, 2013 menyatakan bahwa perempuan usia 15-44 tahun lebih beresiko mengalami pemerkosaan dan kekerasan dalam rumah tangga dibanding mengalami kanker, kecelakaan mobil, perang, atau malaria. Di negara Australia, Kanada, dan Israel 40-70 dari jumlah perempuan yang tewas terbunuh adalah akibat pembunuhan oleh partner suamipacar mereka. Di Amerika Serikat, 13 dari jumlah perempuan yang tewas terbunuh adalah akibat pembunuhan oleh partner suamipacar mereka dan 83 perempuan usia 12 -16 tahun mengalami pelecehan seksual di sekolah. Sementara di Afrika Selatan, seorang perempuan dibunuh setiap 6 jam, oleh partner intim mereka. Kemudian di India, 22 perempuan dibunuh setiap harinya terkait masalah mas kawin. Guatemala, rata-rata dua perempuan dibunuh setiap harinya. Switzerland, 22,3 perempuan pernah mengalami kekerasan seksual yang dilakukan pria asing non partner sepanjang hidup mereka. Di Kanada, 54 perempuan usia 15-19 tahun mengalami kekerasan seksual saat pacaran. Jumlah perempuan yang mengalami kekerasan seksual yang dilakukan pria asing non partner setelah usia 15 tahun adalah kurang dari 1 di Ethiopia dan Bangladesh, dan 10-12 di Peru, Samoa, Tanzania. Selain itu di Uni Eropa kekerasan dan pelecehan seksual di tempat Universita Sumatera Utara kerja mereka. Selanjutnya di negara-negara Asia-Pasifik, 30 -40 perempuan pekerja mengalami kekerasan seksual di tempat kerja meliputi verbal dan fisik. Di banyak banyak masyarakat, korban pemerkosaan, perempuan yang dicurigai pernah melakukan hubungan seks sebelum pernikahan, dan perempuan yang dituduh berzina, dibunuh oleh keluarga mereka karena dianggap merusak kehormatan keluarga. Pembunuhan yang diistilahkan “honour killing” ini setiap tahunnya di seluruh dunia dilakukan terhadap rata-rata 5000 perempuan. Diperkirakan 2,5 juta orang diselundupkan setiap tahunnya, untuk dipekerjakan di sebagai pelacuran dan budak. 80 dari angka itu adalah perempuan dan anak-anak. Kemudian selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70 persen di Indonesia. Remaja Indonesia SMP-SMA sebanyak 93,7 pernah melakukan hubungan seks dan 21,2 remaja putri pernah melakukan aborsi. Kaum perempuan paling banyak mengalami kekerasan dan penganiayaan oleh orang-orang terdekatnya serta tindak perkosaan di lingkungan komunitasnya sendiri. Pada awal tahun 2004 yang dilansir oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Komnas Perempuan memperlihatkan pada tahun 2003 telah terjadi 5.934 kasus kekerasan terhadap perempuan. Sebanyak 2.703 diantaranya adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga, dengan korban terbanyak adalah istri, yaitu 2.025 kasus 75. Tindakan kekerasan terhadap perempuan terus meningkat konsisten dari tahun ke tahun. Tindakan kekerasan dalam rumah tangga skala Nasional tahun 2008 mencapai 35.398 kasus dan meningkat menjadi 43.000 kasus di Universita Sumatera Utara tahun 2009. Sedangkan tahun 2009, kasus kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2010 meningkat sekitar 6,25. Kasus tindak kekerasan termasuk di dalamnya kekerasan di rumah tangga umumnya dilakukan oleh suami, mantan suami dan pacar. Lembaga non pemerintah Mitra Perempuan mencatat sepanjang tahun 2005 ada sebanyak 86,81 kasus kekerasan yang dialami perempuan adalah kekerasan dalam rumah tangga dan 77,36 dari kasus itu pelakunya adalah para suami. Selain suami, kekerasan dalam rumah tangga juga dilakukan oleh mantan suami 3,08, orangtua atau mertua serta saudara 6,15, majikan 0,22 dan 9,01 dilakukan oleh pacarteman dekat Komnas Perempuan, 2012.

2.2 Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan