sehari-sehari setelah tamat SMK Akuntansi adalah membantu ibunya di ladang dan sawah.
4.2.2 Kasus Ny. I
I seorang ibu hamil berusia 26 tahun dan sedang mengandung anak kedua. Anak pertamanya berusia 5 tahun dan suaminya bernama N yang bekerja sebagai
seorang supir truk. Kedua orang tua I sudah bercerai sejak dia berusia 3 tahun. Sejak orangtuanya bercerai ia tidak diurus atau tidak dibawa oleh ayah atau ibunya. Dari
cerita bukleknya diketahui bahwa I ini adalah anak dari hasil kehamilan sebelum ayah dan ibunya menikah. Ayah I tidak mengakui bahwa I tersebut adalah anaknya
sehingga dia buang begitu saja dan akhirnya I diasuh oleh neneknya. Setelah neneknya meninggal maka I tinggal dan diasuh oleh pakleknya dan bukleknya dan di
sekolahkan sampai tamat SD. Tamat SD usia 13 tahun I sering keluyuran ke luar rumah untuk mencari pekerjaan. Kerjanya sebagai tukang cuci piring di berbagai
rumah makan sampai usianya menginjak 20 tahun. Selama dia bekerja di rumah makan, di sinilah I bertemu dengan suaminya sekarang yaitu N. Setelah mereka
menjalin hubungan selama 4 bulan, N berniat melamar I dan datang ke rumah paklek I. Namun keluarga I tidak ada yang mau menerima lamaran keluarga N sebab mereka
merasa tidak berhak untuk menerima lamaran tersebut. Ayah dan ibu I juga di
hubungi di tempat mereka masing-masing namun mereka juga tetap menolak. Menurut pengakuan I, mereka sudah melakukan hubungan seks sebelum
mereka menikah. Akhirnya keluarga N mengambil inisiatif sendiri untuk menikahkan mereka, dan yang menjadi wali dari I adalah keluarga N sendiri. Mereka menikah
Universita Sumatera Utara
tahun 2008. Selama pernikahan mereka yang sudah berjalan lima tahun lamanya, kelihatan rumah tangga mereka aman-aman saja. Menurut pengakuan saudara ipar I,
selama pernikahan mereka I kurang membahagiakan suami oleh karena perlakuannya. N adalah seorang yang pendiam dan tidak banyak tingkah. I selalu
marah-marah kepada suaminya setiap dia pulang dari kerja dan selalu menuntut uang yang lebih. I tidak pernah melayani suaminya untuk makan mau pun menyiapkan
pakaian suaminya ketika hendak pergi mau pun pulang kerja. N lebih sering mengurus dirinya sendiri dari pada diurus oleh istrinya. N sering berbesar hati untuk
mengerti sikap istrinya karena istrinya itu. I juga suka marah kalau suaminya tidak membawa uang tiap hari ke rumah atau kalau uang yang dibawa suaminya kurang,
dia selalu ngomel-ngomel dan menyuruh suaminya untuk mencari uang banyak- banyak. Perlakuan I tersebut juga dibenarkan oleh bukleknya bahwa I sifatnya keras
dan suka ngeyel, badannya bau, malas mandi dan tidak mau merias diri. Sering I menolak berhubungan intim dengan suaminya dengan alasan capek dan malas. Di
rumah, I tidak pernah bekerja selain mengurus anaknya yang berumur 4 tahun. Urusan memasak dan mencuci, dilakukan oleh saudara ipar I yang juga tinggal satu
rumah dengan mereka. Menurut pengakuan I, dalam 2 minggu, bisa hanya 1 kali
Intan mau melayani suaminya, itu pun jika I sedang ada mood. Pada tahun 2012 bulan
Juli I hamil yang kedua. Pada saat itu suaminya sudah mulai jarang pulang ke rumah. Suaminya sering
singgah di cafe Anno daerah Jl. Setia Budi Ujung Medan. Mula-mula suaminya pulang agak larut malam namun I kurang peduli asalkan suaminya pulang bawa uang.
Universita Sumatera Utara
Lama-kelamaan suaminya jarang pulang. I memang tidak terlalu mencampuri siapa saja teman-teman suaminya dan selalu membebaskan N untuk bergaul sama siapa
saja, asal suaminya pulang. Setelah beberapa minggu suaminya tidak pulang, maka I mulai mencari N dengan saudara-saudara iparnya di cafe A daerah Jl. Setia Budi
Ujung Medan. Ternyata dijumpai suaminya sedang bersama seorang perempuan wanita malam janda dua anak. Mereka menjumpai N sedang berada di kamar
bersama perempuan tersebut sebut saja namanya A. Kemudian I meminta agar suaminya pulang ke rumah tetapi N tidak mau pulang dan A juga sudah hamil seusia
dengan kehamilan I. Sering I meminta suaminya pulang sambil berkata : ”pak’e pulanglah...ini aku hamil anak kowe..sayanglah sama aku pak’e...” tapi N menjawab :
”urus aja anak di perutmu itu...aku gak sukak lagi sama kau...”.
Perlawanan I atas perlakuan suaminya, ditunjukkan dengan seringnya I mendatangi cafe tersebut untuk meminta suaminya pulang dan meneror perempuan
simpanan suaminya A. Dia selalu memaki A dengan kata-kata
“heiii...lonte...kembalikan suamiku..” tapi dia malah di marahi oleh suaminya dan di lawan juga oleh si A. Menurut I dan ipar-iparnya, penampilan fisik A lebih cantik
dari pada I. Sementara I berkulit sawo matang dan tidak pernah memakai bedak,
kalau A berkulit putih dan selalu bergaya walau pun sudah memiliki dua anak.
Pada usia kehamilan tujuh bulan beberapa waktu yang lalu, I meninggalkan rumah keluarga suaminya di mana dia tinggal selama ini dan hal tersebut
membuatnya semakin jauh dari suaminya. Dia tinggal di tempat paklek dan bukleknya. Sehari-hari pekerjaan Intan di rumah pakleknya hanya mengurus dirinya
Universita Sumatera Utara
dan anak perempuannya yang berusia 4 tahun. Dia tidak terlalu peduli dengan urusan dapur dan urusan rumah tangga. Dia lebih suka telponan sama orang lain dan
menceritakan kehidupannya sama teman-temannya di telepon sambil tertawa dan setelah itu menangis. Bukleknya juga sering heran melihat sikap I yang seperti orang
stres.
Ayah dan ibu I awalnya menikah ketika mereka bertemu di sebuah café dan waktu mereka berpacaran, mereka juga sudah melakukan hubungan seks dan ibunya
mengandung. Namun pernikahan mereka tidak harmonis dan sering bertengkar hebat bahkan sampai-sampai semua keluarga tahu. Akhirnya sewaktu I berusia 3
tahun..orangtuanya bercerai dan masing-masing menikah kembali. Semantara I dibiarkan dan tidak diurus oleh mereka. Ibunya menikah dengan orang Pekan Baru
dan mempunyai tiga orang anak lagi dan ayahnya menikah dengan orang Percut Sei Tuan dan mempunyai dua orang anak. Akhirnya I diasuh sama pakleknya di daerah
Kuala Begumit Langkat.
Latar Belakang Keluarga Ny. I
4.2.3. Kasus Ny. A