Tema III : Latar Belakang Keluarga Korban adalah Sebagai Pelaku Kekerasan

dalam rumah tangga adalah stress, depresi, rasa takut, trauma, cacat fisik, perceraian, bahkan kematian.

4.3.3 Tema III : Latar Belakang Keluarga Korban adalah Sebagai Pelaku Kekerasan

Para istri yang pernah mengalami kekerasan fisik dari orang tua mereka atau ayah mereka yang melecehkan ibu mereka di masa lampau. Mereka rentan terhadap siklus atau pengulangan dari apa yang mereka alami dan lihat sebelumnya.karena dilahirkan di keluarga yang demikian, mereka mereproduksi secara destruktif kebiasaan ini di keluarga mereka sekarang potret masa kecil. Selain itu, oleh karena dibesarkan dalam keadaan seperti ini, mereka mengembangkan ketidakmampuan mengontrol dan mengkomunikasikan secara efektif emosi yang kuat, seperti kecemasan, ketakutan dan frustrasi terhadap pasangan. Akibatnya para istri-istri ini cenderung bermasalah dalam hubungan-hubungan dengan ketidakmampuan untuk memulai dan mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain dan keluarga sendiri. Bersamaan dengan hal-hal tersebut, mereka juga tidak mampu menghargai diri sendiri dan kehamilannya karena sering dipukuli dan orang lain, dan bermasalah dengan figur otoritas yang memukuli mereka dalam hal ini adalah suami. Para perempuan yang biasanya menjadi korban penganiayaan adalah mereka yang tumbuh di dalam keluarga yang dipenuhi dengan praktik kekerasan fisik. Mereka adalah para saksi mata bagaimana ayah mereka menganiaya ibu mereka atau mengalami sendiri penganiayaan yang dilakukan oleh ayah mereka. Storm 2012 Universita Sumatera Utara dalam penelitiannya mengatakan “karena mereka bertumbuh dalam keluarga yang mempraktekkan kekerasan, beberapa perempuan yang teraniaya berasumsi bahwa cara hidup yang demikian adalah wajar dan normal”. Latar belakang kehidupan ketiga informan sewaktu kecil selalu melihat ayah dan ibu mereka juga sering bertengkar dan ayah sering menyakiti ibu. “Dulu aku paling benci sama yang namanya laki-laki kak, karna bapakku dulu jahat trus kejam kali. Sering kali dulu dipukulinya mamakku. Sejak kakakku yang nomor dua ada, bapakku sring mabuk trus dipukulinya mamakku. Kalo bapakku ngamuk, mamakku pasti kena tendang, kadang-kadang dikasi cabe ke matanya sama badannya….kadang-kadang kan kak, dia pulang dah mabuk trus ditelanjanginya mamakku…tinggal BH sama celana dalam…diseret bapakku ke halaman rumah…rambut mamakku kan panjang kak…jadi ditarek pake rambut mamakku sampe menjerit-jerit tapi bapakku ga peduli…mamakku sabar aja. Kadang-kadang aku mikir juga, kok bisa mamakku punya anak 9 padahal suaminya kayak setan gt?...kadang mau juga dicelupkan bapak kepala mamakku ke sungai sambil dipukuli…ihhhhh…. Informan 1 Lanjutnya : “Dulu…kalo mamakku lagi dipukuli, aku di kamar aja pura-pura belajar tapi bapakku malah nyari aku trus aku ditendangnya juga. Sering kali aku ditendangnya kak..” “Sampe dia mati tahun 2004, ga ada air mataku keluar waktu itu, kupeluk pun gak, Karna benci kali aku ama dia. Dulu dia mati karna diguna-gunai orang selama 3 tahun. Dia memang pernah minta maaf samaku, tapi kubilang ama dia, ga usah lagi diingat-ingat yang dulu pak, gitu la kubilang kak, biar tenang dia mati pikirku….itu lah yang bikin aku benci sama laki-laki, karna kuanggap semua laki-laki sama jahatnya, karna itu pula lah makanya aku ga mau pacaran…” Informan 2 ”ibu sama bapak aku dulu sering berantem katanya buuk…orangtu cere waktu aku umur tiga tahun..sekarang bapak awak kawin lagi trus mamak awak juga udah bolak balek kawin lagi” kamu gak berusaha mencarinya ? “gak lah buuk…awak aja gak dipedulikan” Universita Sumatera Utara Informan 3 “ibu awak itu pun kurang ajar itu buk...dia itu pilih kasih sama ayu dan adekku. Ibu awak tu dah 3 kali nikah. Ayah awak suami sah..yang lain siri...Hartanya habis dijual ama suaminya. Pernah dulu awak laporkan suaminya tu ke polisi karena dia pukul aku gara-gara aku berantem sama ibu. Awak berantem karena awak marah uang dan harta ibu habis oleh suaminya itu. Tapi ibu awak yang brengsek itu malah belain suaminya itu daripada awak anaknya..” 4.3.4. Tema IV : Reaksi Istri terhadap SuamiPasangan “Iiiiiihhh,,,,tidak adalah kak… jangan pernah aku liat muka setan penipu dan kurang ajar itu lagi…dia sudah aku buang dari otakku…aku tidak mau ditipu laki-laki lagi.. Informan 1 “Apa pendapatmu ttg kelakuannya samamu ? “Gak tau lah aku kak…aku dah pasrah aja trus dalam pikiranku aku sebenarnya tidak boleh dibuatnya seperti itu sm aku…tapi mungkin ini sudah nasib yang aku trima…kalo dia cinta sm aku kan pasti tidak spt ini aku ditinggalkan..trus aku tidak dia tipu dan ga dia ambil perawanku dan ga buat aku hamil… “aku berharap dia mendapat karmanya udah buat aku begini..kalo bisa dia ditangkap dam supaya tidak buat kyk gini lagi sama orang lain”… “Jadi apa rencanamu selanjutnya, say ?” “Anak ini nanti kalo lahir, mau kukasi aja sama orang kak.. Karena ga sampe hati aku bikin hati mamakku sedih dan malu keluargaku karena hamilku ini…Tiap malam aku sering nangis dan kuelus-elus perutku sambil kubilang “ sabar ya nakku, bapakmu ga da..kuharap ada orang yang dikirim Tuhan Yesus untuk pelihara dan besarkanmu…mamak ga sanggup…” “Sering kutawarkan ke orang lain anak yang di perutku ini, trus dibawa orang aku USG, ternyata anakku laki-laki, orang itu ga mau ambil karena orang itu mau anak perempuan..” “Jadi gmn itu say…kalo ga da yang mau ngambil anakmu itu nanti ?” “Ga tau lah aku kak…yg penting aku ga mau ngurusnya, uangku pun ga da, apa nanti kata sodaraku di kampung..Tapi aku yakin kak, pasti nanti ada yang mau ngambil anakku ini”. Informan 2 “aku tidak mau menyerah, aku terus hubungi dia dan cari dia tapi aku tetap dimaki dan diusir sama dia…aku selalu bilang : “aku salah apa sama kau pak’e ?” aku sengaja panggil dia pak’e supaya dia ingat dia punya anak….tapi perempuan itu yang suka jawab sama aku dan mulutnya kasar kali. dia terus nangis sambil memandang kosong halaman di depan rumah pakleknya. Universita Sumatera Utara “Apa tindakanmu waktu kw dikasari suamimu? Ga kw lawan dia atau kw tinggali dia?” Informan 3 “Tidaklah buk…aku malu dan diam aja. mamak aku juga dulu tdk tahu aku kawin siri sama dia…aku masih terima dia…namanya juga cinta kan buk.,..dia minta maaf waktu itu buuk…yaaah..aku luluh jugalah buuk…dia bilang dia cinta sm aku sambil nangis-nangis…ya namanya aku juga cinta sm dia makanya gak melapor ke polisi..” Seperti uraian yang di atas bahwa setiap informan selalu pasrah dan diam tanpa ada perlawanan terhadap pasangannyasuaminya sebab merasa tidak mampu melakukan tindakan yang berarti. Akhirnya mereka menanggung sendiri akibat daripada perlakuan pasangan atau suami mereka.

4.3.5. Tema V : Melakukan Hubungan Seks Sebelum Menikah