Tema I : Alasan Suami dan Bentuk Tindak Kekerasan pada Ibu Hamil

4.3 Gambaran Kekerasan yang Dialami Oleh Informan

Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa semua informan mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami atau pasangannya pacar sendiri. Kemudian pada umumnya kekerasan yang diterima korban dalam penelitian ini adalah mereka kebanyakan dibohongi oleh pasangansuami dengan adanya wanita lain dalam kehidupan suami mereka . Tindak kekerasan yang dialami oleh informan selama hamil dapat dijelaskan sebagai berikut : kekerasan selama kehamilan yang dialami oleh korban terdiri atas empat bentuk yang meliputi kekerasan fisik, ekonomi, psikologisemosi, dan seksual. Kemudian kekerasan yang dialami korban membawa efek pada ibu hamil baik dari segi fisik dan psikologisnya serta efeknya kepada janin yang ada di kandungan. Adapun gambaran bentuk kekerasan tersebut terdapat dalam dua belas tema, yaitu : alasan suami dan bentuk kekerasan ; efek kekerasan pada ibu hamil dan janin ; latar belakang keluarga korban adalah sebagai pelaku kekerasan ; reaksi istri terhadap suami ; melakukan hubungan seks sebelum menikah, keadaan ekonomi menengah ke bawah, informankorban memiliki pendidikan rendah ; berasal dari keluarga yang tidak agamais ; latar belakang kehidupan sewaktu kecil di kampung ; korban tidak memiliki pekerjaan dan belum mandiri secara ekonomi ; pendidikan suamipasangan rendah ; jenis pekerjaan suami adalah buruh kasar.

4.3.1. Tema I : Alasan Suami dan Bentuk Tindak Kekerasan pada Ibu Hamil

Suami atau pacar melakukan kekerasan terhadap istri mereka dengan berbagai alasan dan bentuknya, yang dilakukan dengan sadar. Kekerasan yang mereka Universita Sumatera Utara lakukan adalah dikarenakan ingin menguasai, inginn memuaskan hasrat dan akibat tidak adanya ikatan yang resmi, istri tidak melayani suami dengan baik, cemburu dan adanya wanita lain di kehidupan suami. Adapun bentuk-bentuk kekerasan yang mereka alami adalah : a Kekerasan psikisemosional adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Ketiga informan mengakui mengalami rasa tak berdaya untuk melawan dan tidak dapat bertindak oleh karena laki-laki yang mengambil tindakan sendiri dan berkata kasar pada pasangannya. “sekarang dunia dah kebalek, maunya dia tu, awak aja yang harus nurut ama dia...dia mulai maki-maki aku kak...berubah kali dia sejak aku dia berhasil masukan barangnya sama aku...suka marah-marah ga jelas...padahal waktu bikin anak ini habis aku dirayunya, dah berontak pun aku tapi dipaksanya trus,,, sampe aku ga ingat apa- apa lagi....sekarang anak ini tidak ditanggungjawabinya, dia bilang lagi sama aku kak..urus aja anak itu, aku mo balek sama istri aku..” Informan 1 “Waktu bulan lima tadi, kami campur dan rupanya setelah itu aku hamil..aku bilang sm dia..iki lho aku hamil..gimana ? trus suamiku jawab : “ya udah..kowe hamil aja dan urus”. Waktu itu dia sudah mulai sering pulang lama dan jarang pulang ke rumah buk…aku pikir dia kerjalah dan cari uang buat aku dan anak aku…Sering aq telponin dia tp hpnya sering dimatikan..trus aq cari-cari dia dengan kakaknya…semua kakaknya bela aku dan sayang sama aku…. Akhirnya aq dapatin dia di café sama perempuan…bajunya orang itu masih terbuka setengah badan.. dia menangis sambil terlihat geram dan mengurut dadanya….Aku nangis dan suruh suami aku pulang…”pak’e…kowe kalo sayang sm aku..pulanglah..ini kowe bang buat aku bunting…ojo ninggalin aku..aku sayang karo kowe..kowe iku bapak anakku..tulungi aku…kenopo kowe tego nggawe ini karo aku pak’e… Informan 2 Jawabnya sm aku : “suka akulah…kau jadi lonte kau aja biar sama kayak aku…” Suamiku diam aja dan tidak membela aku, dia juga maki-maki aku dan bilang aku “lonte”…dia bilang : “pulang kau sana…aku ga suka lagi sama kau…” aku nangis- Universita Sumatera Utara nangis dan marah…aku juga maki dia : “dasar suami edan…tak beres…sialan..kena setan apa kau…udah kena pelet kau sama janda itu ? rupanya dia punya lebih enak ya ?” Informan 3 “Suamiku itu selalu aja nyalahin aku kak...ga pernah sekali pun dijaganya perasaanku. Kalo dah marah, lancar kali mulutnya maki-maki aku...tertekan kali aku....berteman aja aku ga dkasi, dikekangnya kali aku...dia itu cemburu buta ama ku..tega dia bilangin aku perempuan murahan..kk lah dulu, gimana perasaan kk kalo dibilang perempuan murahan padahal kk lagi ngandung anaknya sambil menangis....kalo ga enak rasanya masakan di rumah, mau nanti dia marah-marah sambil banting barang-barang. Ga pernah dihargainya perasaanku, tiba-tiba marah ga ada sebab... dia ga cocok sama bos nya atau dia lg nganggur tapi awak jadi sasarannya...kayak ga suamiku aja dia tu...padahal dah habis aku “dikerjainya”...kalo lagi ada maunya, dibilangnya pepekku enak kali, tapi kalo dia marah dibilangnya aku lonte.... aku main lagi berhubungan sama dia buuk…beberapa kali…rupanya waktu itu aku mulai masa subur dan aku langsung hamil… dia gak percaya…katanya : “kau koq cepat kali bunting ? kau ngelonte ya ? itu bukan anak aku…dasar kau lonte…” aku bilang sama dia buuk.,…”bukan bang aku tidak ngelonte tapi aku memang hamil sama abang” aku nangis-nangis buk supaya dia percaya…tapi tetap tidak percaya dan tidak akui ini yang di perutku anaknya…padahal aku sudah hitung sama dia masa sabur aku habis haid….dasar dia kurang ajar buuk…tapi aku tetap sayang sm dia…” b Kekerasan fisik adalah perbuatan yang menimbulkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. Termasuk dalam golongan ini antara lain menampar, memukul, meludahi, menarik rambut menjambak, mendorong dan sebagainya. Dua dari informan mengalami kekerasan fisik dari suami mereka dengan perlakukan menjambak rambut dan ditendang perut sehingga satu orang mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya. Pemahaman yang keliru sering kali menempatkan perempuan istri sebagai pihak yang berada di bawah kekuasaan laki- laki suami sehingga suami menganggap dirinya berhak melakukan apa pun terhadap istri. Misalnya “pemukulan” dianggap sebagai cara yang wajar untuk “mendidik” istri. Universita Sumatera Utara Informan 2 “Pernah haritu dijambaknya aku gara-gara kumarahi dia buk....udah 6 hari dia ga pulang alasannya karena dia lembur kerja bawa truk ke luar kota. Aku kan cemas buk, kok ga pulang-pulang ga da kabar.hapenya ga aktif-aktif. Pertamanya kutanya dia baik-baik tapi suaranya langsung kuat sampe tersentak aku trus mau ditendangnya perutku. Karena ga dapatnya perutku, akhirnya rambutku yang dijambaknya. Sakit kali kak..sampe menjerit aku.perutku rasanya kesemutan...dibilangnya dia cari uang trus dibilangnya aku harus tau diri karena ga kerja cuma ngarepin dia..pake otakmu sialan, gitu katanya amaku kak...” “Dipaksanya aku ke kamar biar kuambil uang simpananku.karena ga mau aku, diambilnya rotan tilam trus dilibasnya aku. Kesetanan dia waktu itu. Aku ini suamimu..aku yang ngatur kw. Kalo ga bisa lg kw dibilangi, aku mau kawin lagi gitu katanya kak..takut kali aku ditinggalinya kak, siapa nanti bapak anakku kalo dia pigi..aku ga mw jd janda...akhirnya kukasi jugalah uangku untuk persiapan lahiran... Informan 3 “kenapa suamimu itu gampang kali mukul ? ga diliatnya rupanya perutmu yang makin besar ?” “kw ini kayak lembu, dihajar dulu baru nurut”gitu katanya kak..” “ trus waktu dia tendang dan pukul kamu, gimana kehamilan kamu ? “Aku langsung keguguran buk dan harus dikurek sama bidan di Klinik Bersalin Antara…itu terjadi bulan Maret 2012 td buuk… c Kekerasan ekonomiditelantarkan adalah setiap orang yang ditelantarkan dalam lingkup rumah tangga yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya, contoh dalam hal ini adalah tidak member nafkah dan menghabiskan uang istri. Dalam kehidupan informan, tekanan hidup yang dialami pasangan berumah tangga. Misalnya, himpitan ekonomi kemiskinan, kehilangan pekerjaan pengangguran, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut memungkinkan seseorang mengalami stress dan kemudian dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Ketiga informan mengalami penelantaran dalam nafkah dan mereka tidak ditanggungjawabi, satu informan malah selalu dikuras uangnya oleh suaminya. Universita Sumatera Utara “Kujumpai lah si P, trus kubilang sama dia, “bg,,kekmana ini…aku dah 3 minngu terlambat haid…mungkin perutku udah “isi” maksudnya hamil…tapi dijawabnya..aaakkhhh..gugurkan aja lah, aku ga mw dia ada…buang aja..”. Informan 1 “aku pun pigi trus kutetapkan hatiku utk berangkat ke Medan. Kubilang sama mamak kalo aku mau kerja di Medan. Dari bulan 7 si P ga pernah bisa dihubungi lagi dan dia ga ada ngasi apa-apa samaku dan anakku ini..” Informan 2 “Aku benci sama kau…istri tak tau diri’ aku tidak tahu salah apa buk…malah perempuan jalang itupun ikut maki-maki aku…aku hanya bisa nangis…tiap hari aku nangis…apa yang bisa aku buat…aku tidak tahu hidupku nanti…. Pernah dia kasi uang tapi hanya Rp. 25.000.,- selama aku hamil, katanya lagi sepi, ga da kerjaan...katanya ga da uang tapi bisa nyewa lonte dia..” Informan 3 “Iya buk…dia gak kerja tetap…kalo dia lagi nganggur atau hanya mocok-mocok bantu orang antar-antar barang…dia juga kuat kali merokok dan isap ganja…dia sering mintak uang awak buk..aku kasi aj..padahal awak lagi hamil anaknya…waktu aku hamil dua bulan kan buk..dia mulai kasar..smua awalnya karna uang…uang awak dah mulai habis dan awak mulai tahan-tahan sama dia….eeeh nanti uang itu dia habiskan untuk rokok dan ganja buk…jadi kalo awak gak kasi uang dia slalu pukul dan tendang awak buuk..padahal awak lagi hamil…sekarang dia keluar kota buk ke Jambi…katanya mo cari kerja…aku minta uang sama dia tapi alasannya selalu tidak ada uang… “Karna aku tidak kasi uang sama dia,,,dasar dia kurang ajar mau enaknya aja..udah aku tidak pernah dikasi uang sampe sekarang tapi selalu minta uang awaak…gimana itu kan? kenapa tidak kau tinggalkan aja dia? Dia tidak punya kerja ? tahunya buat anak dan tidak tanggung jawab ? …aku juga gak tau ….mmm..awak seperti orang bodoh aja terikut sama dia…setelah itu kalian masih sering hubungan seks ? …masihlah buuk…dia sukak datang minta sama awak…yaah awak ladenilah namanya suami juga kan…trus dia sukak cemburu sm aku .. “Aku ada simpan dikit buuk…klw dia si kurang ajar itu gak mau tanggung jawab lagi…aku udah ngomong sama bidan..supaya dikasi kurang dikit biayanya nanti klw awak melahirkan…bidannya mau ?…mau buuuk..bidannya baik sama awak dan kasian sama awak,,,,sering nasehatin awak dia buuk…” Universita Sumatera Utara d Kekerasan seksual adalah memaksa hubungan seksual tanpa persetujuan dan tidak memperhatikan kepuasan pasangan. Para informan mengalami kekerasan seksual yaitu dengan cara pemaksaan agar istri mau melayani hasrat suaminya. “Tapi ntah kenapa akhirnya aku bisa suka sama si P itu, mungkin karna kami sering telponan sama smsan, luluh pula lah hatiku kak..padahal mula-mula aku sering marah dan cuek sama dia..tapi tiap hari ada 10x dia nelpon aku dan SMS stiap saat. Jadi waktu ketemu di Siantar trus kampung kami pun dekatan, mmmmmm….di Sinangor, itu yang bikin tambah suka aku sama dia, sopan kali dia dulu kak, manis lah pokoknya…tapi rupanya busuk juga otaknya kayak setan..itu lah kak, akhirnya aku mau juga dicium, tapi belum campur….tapi aku selalu nangis kalo dicium sama dipeluknya aku…” Informan 1 “Itu lah kak, ga tau juga aku tiap hari dirayunya aku, kalo ga kukasi dibilangnya lah aku pelit..gara-gara itu bisa kami berantem trus kak..Lama-lama luluh juga aku, aahhh…ntar lagi kami kawin kok…itu lah yang bikin akhirnya mau aku diajaknya berhubungan…. “Ingat kali aku haritu, tanggal 18 bulan 4, haritu mamakku ga dirumah, ga da 1 orang pun dirumah…ihhhh..silap kali aku haritu lah kak.. aku bersih haid tanggal 5 bulan 4, padahal kami Cuma satu kali berhubungan, dirayunya aku trus…aku selalu nangis tiap diciumnya…tapi marah pula dia trus diejeknya aku…”kok kayak anak-anak kw?”gitu katanya kak. Digerayanginya badanku trus dikangkanginya kakiku…dibukanya celana pendekku sama celana dalamku setengah trus dimasukkannya barangnya itu ke punyaku….nangis-nangis aku haritu kak, tapi dipaksanya aku trus….trus siap dia keluarkan, dia masih diatasku…padahal aku dah nangis-nangis nahankan sakit….tapi dibikinnya lagi kedua kali sampe dia keluar lagi…nangis aku trus….baru dicabutnya barangnya…aku nangis lagi trus kumerengkan badanku…trus diluruskannya lagi badanku…dikangkanginya lagi aku…dimasukkannya lagi dia punya yang ketiga kalinya…” Informan 2 “waktu itu malam-malam aku sudah tidur buk..aku memang malas melayani suamiku apalagi dia udah sering pulang malam dan kadang jarang pulang, udah jam 1 malam, suamiku langsung datang ke kamar, trus angkat daster aku, buka celana dalam padahal aku lagi tidur, aku nolak tapi dia maksa terus…aku lagi kesal dan marah sama dia..trus dia masukkan dia punya sama aku..aku akhirnya nangis aj buk dan lemas……..” Universita Sumatera Utara “waktu itu aku baru habis dikurek buk hamil aku sebelumnya dan belum kering juga luka kurek itu…tapi I datang dan minta berhubungan sama aku, waktu itu aku larang dia buk karna aku masih merasa sakit di perut tapi dia maksa dan mo pukul aku kalo aku gak kasi sama dia….” Informan 3 Ketiga informan tersebut di atas mengalami pemaksaan hubungan seksual baik sebelum mereka menikah maupun selama mereka menikah dengan pasangannyasuaminya.

4.3.2 Tema II : Efek Kekerasan pada Ibu Hamil dan Janinnya