Akibat Tindak Kekerasan terhadap Ibu Hamil dan Janin

Meski demikian sistem kapitalis yang penuh persaingan telah menciptakan tekanan-tekanan pada laki-laki di dalam mencari kebutuhan hidup. Tekanan dibawa ke rumah dan semakin lama semakin menumpuk. Jika seseorang dalam situasi tidak nyaman, tidak mampuputus asa akan berubah menjadi stres atau depresi. Di sinilah peluang kekerasan dalam keluarga muncul. Seperti apa yang diungkapkan oleh liputan salah satu harian Republika pada tanggal 25 Oktober 2001 yang menceritakan betapa seorang suami bahkan tega membunuh istrinya karena alasan ekonomi.

2.7.1 Akibat Tindak Kekerasan terhadap Ibu Hamil dan Janin

Korban kekerasan yang biasanya perempuan ini ternyata juga sering dialami oleh ibu hamil. Menurut Barrier dalam Hakimi, et all, 2001 sekitar 30 sampai 40 wanita dibunuh mati oleh pasangan intim atau oleh mantan pasangannya. Sekitar 25 - 45 wanita korban kekerasan ini berada dalam kondisi hamil. Penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah ditemukan data dari seluruh kasus kekerasan, kekerasan pada ibu hamil memang tampak sedikit yaitu kekerasan fisik selama hamil 1, kekerasan seksual selama hamil 7, kekerasan emosional selama hamil 10 Hakimi, et all, 2001. Kekerasan selama kehamilan ini cenderung meningkat dengan alasan : 1 stress biopsikososial selama kehamilan mengganggu hubungan dan kemampuan koping, frustrasi dan akhirnya melakukan kekerasan ; 2 suami cemburu dengan janin yang dikandung pasangannya dan menjadikan pasangannya sebagai sasaran Universita Sumatera Utara kemarahannya ; 3 marah pada janin yang belum lahir ; 4 kekerasan dilakukan suami karena bingung dan ingin mengakhiri kehamilan pasangannya. Dalam penelitian Handayani 2010 bahwa terdapat kekerasan emosipsikologis pada ibu hamil sebanyak 38. Sesuai dengan pendapat ahli bahwa kekerasan selama kehamilan adalah bentuk kekerasan yang paling besar banyak dialami Buzama dan Carl dalam Handayani, 2010. Hasil penelitian juga diperoleh bahwa kekerasan ekonomi yang terjadi selama kehamilan berjumlah 24. Kekerasan ekonomi sering dianggap sebagai pendorong timbulnya kekerasan domestik yang lain meliputi kekerasan fisik, mental dan seksual Mardiana, et all dalam Handayani, 2010. Kekerasan yang dilakukan oleh suami atau pasangan selalu akan membawa efek kepada korban dan berpengaruh pada kehamilan. Newton dalam Raharjo 2009 mencoba memaparkan beberapa efek jangka panjang pada wanita yang mengalami kekerasan dalam rumahtangga, seperti 1 timbulnya kecemasan,2 depresi kronis, 3 rasa nyeri kronis, 4 kematian, 5 dehidrasi, 6 ketergantungan obat dan alkohol, 7 kelainan makan, 8 timbulnya reaksi emosional yang berlebihan, 9 masalah kesehatan, 10 kekurangan gizi, 11 serangan panik mendadak, 12 disfungsiseksual, 13 kesulitan tidur, 14 kemungkinan melakukan bunuh diri, dan 15 ketidakmampuan menyeimbangkan diri dalam mengasuh serta memenuhi kebutuhan anak-anak. Crampein, et all 2010 dalam penelitiannya menemukan bahwa fek langsung akibat tindak kekerasan pada masa kehamilan dapat meliputi : blunt trauma to the Universita Sumatera Utara abdomen, p Penelitian yang dilakukan Kisinku 2013 pada lima puluh orang perempuan yang menikah muda dan menderita kekerasan. Diperoleh bahwa dampak kekerasan psikis yang dialami subjek adalah: subjek merasa malu dan tidak percaya diri untuk bertemu dengan orang lain. Dampak kekerasan fisik yang dialami subjek lebam- lebam, memar dan merasakan badannya pegal-pegal setelah mengalami kekerasan fisik dari suami. Dampak kekerasan seksual yang dialami subjek kurang menikmati dan malas untuk melakukan hubungan seksual dengan suaminya, subjek juga mengalami haid yang tidak teratur. Dampak kekerasan ekonomi yang dialami subjek adalah karena kurang terpenuhinya kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan anaknya, suami yang terkadang tidak memeberikan uang untuk kebutuhan rumh tangga membuat subjek memutuskan untuk bekerja agar dapat memebantu memenuhi kebutuhan keluarga dan anaknya. Dampak yang paling terlihat saat ini adalah subjek berencana untuk bercerai dengan suaminya karena sudah tidak sanggup menghadapi sikap suami yang tidak berubah. endarahan termasuk pemisahan plasenta, rahim pecah, keguguranlahir mati, lahir premature untuk pekerja, lahir prematur akibat pecahnya ketuban. Ketika mereka mengalami sedikit pendarahan dua orang informan tidak memeriksakan diri ke puskesmas atau bidan setempat. Mereka tidak terlalu peduli dengan janin atau keadaan kehamilannya. Dampak lain yang juga mempengaruhi kekerasan organ reproduksi istri dalam rumah tangga diantaranya adalah perubahan pola pikir, emosi dan ekonomi keluarga. Dampak pada pola pikir istri membuat mereka tidak dapat berpikir jernih karena Universita Sumatera Utara selalu merasa takut, cenderung curiga paranoid, sulit mengambil keputusan, tidak dapat percaya kepada apa yang terjadi. Istri yang menjadi korban kekerasan memiliki masalah kesehatan fisik dan mental dua kali lebih besar dibanding yang tidak menjadi korban termasuk tekanan mental, gangguan fisik, pusing, nyeri haid, terinfeksi penyakit menular. Dampak terhadap status emosi istri yang sedang hamil, istri dapat mengalami depresi, tindakan pengguguran kandungan, kecemasan, percobaan bunuh diri, keadaan pasca trauma dan rendahnya kepercayaan diri Curry, 1998. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akibat kekerasan yang dilakukan oleh pasangan dari ibu yang sedang hamil akan selalu membawa dampak yang negatif baik dari segi fisik, psikologis bahkan kepada janin yang ada di kandungan. Universita Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah pemahaman yang fundamental tentang proses yang melatar belakangi kejadian yang diteliti. Oleh karena itu peneliti kualitatif berkepentingan untuk mendapatkan informan yang dapat memberikan informasi yang kaya tentang apa yang di teliti. Peneliti akan langsung berhubungan dengan orang yang diteliti, lokasi penelitian untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya. Peneliti kualitatif merupakan isntrumen pokok untuk pengumpulan dan analisa data. Data didekati dengan instrumen manusia bukan melalui inventaris, daftar pertanyaan atau mesin Merriam dalam Craswell, 2002. Dalam hal ini peneliti menggunakan studi kualitatif karena peneliti ingin menggali realita sebenarnya yang belum tentu tergali bila dengan hanya menggunakan angket, bagaimana tindak kekerasan pada ibu hamil di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2013.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Selayang tahun 2013.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Januari sd Maret 2013. 50 Universita Sumatera Utara