Radikal bebas dan Antioksidan karotenoid

dengan MED kulit manusia tanpa perlindungan agen UV protection Walters et al. , 1997. Meskipun pengukuran SPF dapat dilakukan secara alami, namun juga diketahui hubungan yang sederhana antara SPF dan absorbansi sebagai berikut : ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = Io I A 10 log SPF SPF A 10 10 log 1 log = ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = Walters et al. , 1997. I sebagai intensitas sinar dengan pemakaian sunscreen dan A merupakan absorbansi. Suatu produk dikatakan mempunyai harga SPF 2 apabila seseorang menggunakan sunscreen dan dia memperoleh perlindungan dari radiasi UV tanpa mengalami burning dua kali lebih lama dibandingkan jika dia tidak menggunakan sunscreen Walters et al., 1997.

G. Radikal bebas dan Antioksidan karotenoid

Radikal bebas adalah molekul dengan satu atau lebih elektron tidak berpasangan di orbit terluarnya. Molekul tidak stabil ini berinteraksi dengan cepat dengan molekul yang ada didekatnya, memberikan, menarik, atau bahkan saling melengkapi elektron terluar mereka. Reaksi ini tidak hanya mengubah molekul yang berdekatan tetapi juga menghasilkan radikal bebas yang kedua atau ROS yang lain. Karena kereaktifan dari ROS maka terjadi reaksi yang berkesinambungan. Reaksi ini memiliki efek yang mengubah struktur dan fungsi dari jaringan hidup. Bila tubuh kita secara terus-menerus terpapar radikal bebas dan ROS yang lain, jaringan yang dirusak oleh ROS dapat semakin parah berkembang menjadi sejumlah penyakit, salah satunya kanker kulit Gregory, 2002. Paparan UV pada kulit dapat dianggap sebagai stress yang dapat menimbulkan terbentuknya ROS Reactive Oxygen Species. ROS adalah suatu bentuk radikal bebas yang dapat menyebabkan bahaya, salah satunya adalah terjadinya lipid peroksidasi. Lipid peroksidasi akan menyebabkan terjadinya disfungsi sel yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan dan kematian sel. Lipid peroksidasi mengacu pada degradasi oksidatif dari lipid. Ini adalah proses dimana radikal-radikal bebas mencuri elektron-elektron dari lipid pada membran sel, menghasilkan kerusakan sel. Proses ini dihasilkan oleh mekanisme rantai reaksi radikal bebas. Proses ini lebih sering mempengaruhi polyunsaturated fatty acid , karena mengandung kelipatan ikatan ganda diantara methylen -CH2- yang memiliki hidrogen reaktif yang istimewa. Lipid peroksidasi yang dihasilkan oleh ROS akan menyebabkan terjadinya disfungsi sel yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan dan kematian dari suatu sel hidup. Lipid peroksidasi juga menghasilkan gas-gas seperti ethane, pentane dan ethylen sebagai tanda terjadinya kerusakan sel atau bahkan kematian sel. Antioksidan adalah bahan kimia yang dapat memberikan sebuah elektron yang diperlukan radikal bebas, tanpa menjadikan dirinya berbahaya. Antioksidan dibedakan menjadi antioksidan endogen dan exogen. Antioksidan endogen berupa enzim dalam tubuh, misalnya superoksida dismutase SOD, glutathion, atau katalase. Sedangkan antioksidan exogen mencakup beta karoten, vitamin C, vitamin E, zinc Zn, dan selenium Se. Se, misalnya, terdapat pada udang, ikan tuna, lobster, telur, ayam, bawang putih, biji gandum, jagung, beras merah, nasi putih, dan sereal Anonim, 2008a. Antioksidan exogen bekerja dengan tiga mekanisme yaitu 1 pemotongan rantai propagasi dan radikal bebas, 2 mekanisme khelasi, dan 3 memadamkan singlet oksigen Atmosukartono dan Rahmawati, 2003. Aktivitas fotoproteksi dari karotenoid dihubungkan dengan sifat antioksidan yang dimilikinya, secara efektif menetralkan reaksi radikal bebas seperti oksigen singlet. Pengatasan reaksi radikal bebas dilakukan oleh karotenoid secara fisika, dengan penghantaran energi eksitasi oksigen singlet ke karotenoid, sebagai hasilnya oksigen akan kembali stabil ground state, energi dilepaskan oleh karotenoid sebagai energi panas Sies and Stahl, 2004.

H. Spektrofotometri UV dan Visibel