Dalimartha, 2001. Secara umum dalam 122 gram wortel, terdapat beta karoten 10,108 mg, vitamin B
1
0,081 mg, dan vitamin C 7,2 mg Anonim, 2007a. Wortel berwarna orange oleh karena kandungan beta karoten, yang
mana dalam tubuh manusia untuk diubah menjadi vitamin A. Wortel juga kaya akan serat, mineral dan dikenal sebagai antioksidan. Wortel mengandung porfirin.
Zat yang dapat merangsang kelenjar pituitary dan meningkatkan hormon seks. Buah mengandung bisabolene, tiglic acid dan geraniol. Biji wortel liar
mengandung flavonoid, minyak menguap termasuk asarone, carotol, pinene dan limonene
. Sebuah wortel ukuran sedang mengandung sekitar 15.000 IU beta karoten Dalimartha, 2001. Kadar beta karoten yang terkandung dalam wortel
740 g hampir dua kali lipat lebih banyak dari kandungan beta karoten dalam kangkung 380 g dan tiga kali lebih banyak kandungan beta karoten daun caisin
286 g. Makin jingga warna wortel, makin tinggi kadar beta karotennya Afriansyah, 2002.
B. Beta Karoten
Karotenoid adalah pigmen warna yang memberikan warna merah, orange, kuning dan hijau pada sayuran dan buah. Karotenoid adalah senyawa
poliisoprenoid yang memiliki 40 atom karbon dan ikatan rangkap terkonjugasi yang kompleks. Beta karoten merupakan golongan karotenoid. Beta karoten
digunakan oleh tubuh untuk membuat retinol, yang dibutuhkan untuk kesehatan penglihatan. Konsumsi vitamin A berlebih adalah berbahaya karena konsumsi
lebih dari 300.000 IU dosis tunggal dapat menyebabkan hiperavitaminosis dengan
gejala: mual, sakit kepala dan anoreksia Anonim, 2008b, tetapi beta karoten adalah supplemen yang aman karena tubuh akan mengubah beta karoten menjadi
vitamin A sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu tidak meracuni tubuh. Beta karoten adalah antioksidan dan melindungi tubuh dengan
menangkap radikal bebas mencegah oksidasi Anonim, 2007b. Karotenoid diketahui mampu menginhibisi radikal bebas menginduksi lipid peroksidase. Beta
karoten mempunyai kemampuan mengikat singlet oksigen
1
O
2
yang baik, mengikat radikal peroksil dan menginhibisi lipid peroksidase.
Rantai terkonjugasi dalam golongan karotenoid menunjukkan bahwa mereka menyerap dalam area visible dan memberikan warna. Spektrum pada
gambar 2 menunjukkan beta karoten menyerap kuat antara 400-500 nm, beta karoten
tampak orange karena merefleksikan warna merah atau kuning Anonim, 2007c
.
Ga m ba r 1 . St r u k t u r m ole k u l be t a k a r ot e n An on im , 2 0 0 7 b
Ga m ba r 2 . Spe k t r a UV - V is Be t a Ka r ot e n An on im , 2 0 0 7 c
C. Gel
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan Ansel, 1989. Gel merupakan sistem semi rigid yang pergerakan medium pendispersinya dibatasi oleh jaringan
tiga dimensi dari partikel atau makromolekul yang terdispersi. Beberapa sistem gel merupakan sistem yang jernih transparan seperti air; tetapi ada yang memiliki
tampilan keruh buram karena bahan-bahan penyusun tidak terdispersi secara keseluruhan atau gel tersebut membentuk aggregat.
Konsentrasi dari
gelling agent kurang dari 10, biasanya dalam rentang
0.5 sampai 2 . Gel dapat digunakan secara oral, topikal, intranasal, vaginal, dan rektal Allen and Loyd, 2002. Gel merupakan sistem penghantaran obat yang
sempurna untuk cara pemberian yang beragam dan kompatibel dengan banyak bahan obat yang berbeda Allen and Loyd, 2002. Gel merupakan bentuk sediaan
semisolid yang mengandung larutan bahan aktif tunggal maupun campuran dengan pembawa senyawa hidrofilik atau hidrofobik atau dapat pula didefinisikan
sebagai sistem dua komponen dari sediaan semipadat yang kaya akan cairan Barry, 1983. Disebut sebagai hydrogel apabila pembawanya adalah air Peppas
et al. , 2000.
Hydrogel adalah sediaan semisolid yang mengandung material polimer
yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dalam air tanpa larut dan bisa menyimpan air dalam strukturnya. Salah satu alasan disukainya hydrogel sebagai
komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan obat adalah kompatibilitasnya
yang relatif baik dengan jaringan biologis. Polimer yang digunakan dalam hydrogel
terhidrolisis lambat dan secara bertahap melepaskan obat bebas. Banyak polimer untuk tujuan ini telah disintesis Zatz and Kushla, 1996. Hydrogel
mengandung bahan-bahan yang terdispersi sebagai koloid atau larut dalam air Allen and Loyd, 2002. Setelah kering, hydrogel akan meninggalkan suatu
lapisan tipis transparan elastis dengan daya lekat tinggi, tidak menyumbat pori kulit, tidak mempengaruhi respirasi kulit, dan dapat mudah dicuci dengan air
Voigt, 1994. Beberapa mekanisme mungkin bertanggungjawab pada pembentukan gel
dan sepertinya kombinasi dari beberapa proses terjadi. Pada kondisi asam, sebagian gugus karboksil pada rantai polimer akan terputus untuk membentuk
gulungan yang lentur. Penambahan basa memutuskan lebih banyak gugus dan gaya tolak-menolak elektrostatis antara tempat-tempat yang diserang
memperbesar molekul, membuatnya menjadi gel yang rigid dan mengembang. Akan tetapi penambahan basa yang berlebihan membuat gel menjadi cair karena
kation-kation melindungi gugus-gugus karboksil dan juga mengurangi gaya tolak- menolak elektrostatis Barry, 1983.
D. Carbomer