Spektrofotometri UV dan Visibel

katalase. Sedangkan antioksidan exogen mencakup beta karoten, vitamin C, vitamin E, zinc Zn, dan selenium Se. Se, misalnya, terdapat pada udang, ikan tuna, lobster, telur, ayam, bawang putih, biji gandum, jagung, beras merah, nasi putih, dan sereal Anonim, 2008a. Antioksidan exogen bekerja dengan tiga mekanisme yaitu 1 pemotongan rantai propagasi dan radikal bebas, 2 mekanisme khelasi, dan 3 memadamkan singlet oksigen Atmosukartono dan Rahmawati, 2003. Aktivitas fotoproteksi dari karotenoid dihubungkan dengan sifat antioksidan yang dimilikinya, secara efektif menetralkan reaksi radikal bebas seperti oksigen singlet. Pengatasan reaksi radikal bebas dilakukan oleh karotenoid secara fisika, dengan penghantaran energi eksitasi oksigen singlet ke karotenoid, sebagai hasilnya oksigen akan kembali stabil ground state, energi dilepaskan oleh karotenoid sebagai energi panas Sies and Stahl, 2004.

H. Spektrofotometri UV dan Visibel

Spektrofotometri ultraviolet adalah bagian dari analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat 190-380 nm dengan instrumen spektrofotometer Mulja dan Suharman, 1995. Spektrofotometri UV dapat melakukan penentuan terhadap sampel berupa larutan, gas atau uap. Pada analisis kuantitatif, pengukuran serapan dilakukan pada panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang serapan maksimum merupakan panjang gelombang dimana suatu senyawa memberikan absorbansi maksimum. Pada panjang gelombang serapan maksimum, perubahan absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi paling besar sehingga akan didapat kepekaan analisis yang maksimal Mulja dan Suharman, 1995. Spektrofotometri Visibel merupakan anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak 380-780 nm. Pada umumnya pelarut yang sering dipakai dalam analisis Spektrofotometri UV-Visibel adalah air, etanol, sikloheksan, dan isopropanol. Namun demikian, perlu diperhatikan absorpsi pelarut yang dipakai di daerah UV-Visibel penggal UV=UV cut off. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam masalah pemilihan pelarut adalah polaritas pelarut yang dipakai, karena akan sangat berpengaruh terhadap pergeseran spektrum molekul yang dianalisis Mulja dan Suharman, 1995.

I. Simplex Lattice Design

Metode optimasi simplex lattice design diaplikasikan untuk melihat profil campuran bahan. Dengan pendekatan ini juga dimungkinkan untuk mendapatkan area optimum campuran ketiga humektan dengan sifat fisis dan stabilitas yang dikehendaki Amstrong, 1996., Bolton, 1997 Suatu formula merupakan campuran yang terdiri dari obat dan eksipien. Setiap perubahan fraksi dari salah satu komponen dalam campuran akan merubah sedikitnya satu atau bahkan lebih fraksi eksipien lain. Jika X i adalah fraksi dari komponen i dalam campuran maka : ≤ X i ≤ 1 i = 1, 2, …. , q 1 Campuran akan mengandung sedikitnya satu komponen dan jumlah fraksi semua komponen adalah seragam, ini berarti X 1 + X 2 + …… + X q = 1 2 Area yang menyatakan semua kemungkinan kombinasi dari komponen- komponen dapat dinyatakan oleh interior dan garis batas dari suatu gambar dengan q titik sudut dan q – 1 dimensi. Semua fraksi dari kombinasi dua komponen dapat dinyatakan sebagai garis lurus. Jika ada 3 komponen q=3 maka akan dinyatakan sebagai dua dimensi dengan 3 sudut yaitu merupakan gambar segitiga sama sisi model special cubic seperti yang terlihat pada gambar 7. Panjang dari tiap sisi segitiga menggambarkan ukuran tiga komponen sebagai suatu fraksi dari keseluruhan komponen. Ga m ba r 7 . Sim ple x la t t ice de sign m ode l spe cia l cu bic Tiap sudut dari segitiga sama sisi tersebut menyatakan komponen murni, oleh karena itu fraksi dari komponen itu adalah satu. Titik A menyatakan suatu formula hanya mengandung komponen A, komponen B dan C tidak ada. Garis AC menyatakan semua kemungkinan campuran komponen A dan C. Titik D menyatakan campuran 0,5 komponen B dan 0,5 komponen C, komponen A tidak ada. Yang harus diperhatikan adalah ketiga sisi segitiga harus mempunyai skala yang sama Amstrong and James, 1996. Hubungan fungsional antara respon variabel tergantung dan komposisi variabel tidak tergantung dinyatakan dengan persamaan : Y = B 1 X 1 + B 2 X 2 + B 3 X 3 + B 12 X 1 X 2 + B 13 X 1 X 3 + B 23 X 2 X 3 + B 123 X 1 X 2 X 3 3 Dengan Y adalah respon, B 1 adalah koefisien dari X 1 , B 12 adalah koefisien dari X 1 dan X 2 bersama-sama, dan seterusnya. Dalam persamaan diatas tidak terdapat B yang merupakan suatu konstanta dari suatu titik potong, karena dalam model segitiga sama sisi ini tidak dimungkinkan adanya suatu titik potong. Untuk q=3 maka persamaan 2 berubah menjadi X 1 + X 2 + X 3 = 1 4 Dari persamaan 4 didapat X 3 = 1 – X 1 + X 2 dan disubstitusikan ke persamaan 3 menjadi: Y = B 1 X 1 + B 2 X 2 + B 3 [1 – X 1 + X 2 ] + B 12 X 1 X 2 + B 13 X 1 [1 – X 1 + X 2 ] + B 23 X 2 [1 – X 1 + X 2 ] + B 123 X 1 X 2 [1 – X 1 + X 2 ] 5 Persamaan 5 diubah dalam bentuk persamaan kuadrat dengan basis X 2 sebagai berikut : 6 Y X B X B X B B X B X X B X B X B B X B X B B B X X B B 2 1 13 1 13 1 3 3 1 1 2 2 1 123 1 123 1 23 23 1 13 1 12 3 2 2 2 1 123 23 = − − + − + + − + − + − + − + − − Dengan didasarkan pada bentuk y = ax 2 + bx + c, maka nilai a, b, dan c pada persamaan 6 adalah sebagai berikut: X B B a 1 123 23 + − = 2 1 123 1 123 1 23 23 1 13 1 12 3 2 X B X B X B B X B X B B B b − + − + − + − = Y X B X B X B B X B c 2 1 13 1 13 1 3 3 1 1 − − + − + = Koefisien diketahui dari perhitungan regresi dan Y adalah respon yang diinginkan merupakan nilai dari contour. Nilai X 1 ditentukan maka nilai X 2 dapat dihitung. Akan didapatkan 2 nilai X 2 dan dicari X 2 yang memenuhi syarat yaitu yang memenuhi persamaan 1 dan 4 dengan kata lain X 2 tidak boleh negatif dan tidak boleh lebih dari satu. Kemudian nilai X 1 dan X 2 digunakan untuk mencari nilai X 3 dengan persamaan 4. Setelah semua nilai didapatkan dimasukkan ke dalam segitiga maka akan didapatkan contour plot yang diinginkan Armstrong and James, 1996. Ta be l I I . D e sa in e k spe r im e n sim ple x la t t ice de sign 3 k om pon e n Percobaan Komponen A Komponen B Komponen C I 100 II 0 100 0 III 0 100 IV 50 50 V 50 50 VI 0 50 50 VII 33,33 33,33 33,33

J. Uji Daya Sebar