Budaya Batak Toba di Medan

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dikemukakan yaitu ada perbedaan asertivitas, dimana mahasiswa Batak Toba yang ada di Medan lebih asertif bila dibandingkan dengan mahasiswa Batak Toba yang ada di Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yang bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat asertivitas antara mahasiswa Batak Toba yang ada di Yogyakarta dengan mahasiswa Batak Toba yang ada di Medan.

B. Variabel Penelitian

Variabel diartikan sebagai suatu konsep yang mempunyai variasi atau keragaman Winarsunu, 2004. Berikut adalah variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. 1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab kemunculan variabel tergantung yang dipandang sebagai akibatnya Winarsunu, 2004. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan tempat tinggal Yogyakarta dan Medan. 2. Variabel tergantung Variabel tergantung adalah variabel yang diramalkan dan dipandang sebagai akibat yang muncul oleh adanya variabel bebas Winarsunu, 2004. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tingkat asertivitas.

C. Definisi Operasional

a.Asertivitas Asertivitas adalah kemampuan individu untuk terbuka terhadap diri sendiri secara jujur dan mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan keinginan secara langsung, serta dapat menyeimbangkan antara keinginan mempertahankan keyakinan, nilai-nilai dan hak pribadi, tanpa adanya perasaan cemas serta tidak melanggar hak orang lain. Ada beberapa indikator yang menunjukkan munculnya perilaku asertif, yaitu : 1. Kemampuan mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhan, pikiran, ide dan hak pribadi tanpa kecemasan. c Mengajukan permintaan secara jelas. d Mempertahankan hak tanpa adanya perasaan cemas. 2. Pengungkapan emosi yang tepat. d Mampu berkata “tidak”. e Mengekspresikan perasaan positif maupun negatif secara wajar. f Mengekspresikan dukungan dan bantahan terhadap pendapat orang lain. 3. Mampu menciptakan kesetaraan dalam hubungan interpersonal. c Menghargai hak, keinginan, dan perasaan orang lain. d Tidak memanfaatkan ataupun merugikan pihak lain. 4. Kemampuan untuk jujur dan terbuka. c Mengekspresikan perasaan secara jujur dan tulus. d Mengungkapkan pendapat dan keyakinan dengan tepat. 5. Kemampuan untuk bersikap tegas dan aktif. c Tegas dan memiliki keyakinan yang kuat akan tindakannya. d Menyatakan diri secara bebas. Kemampuan asertivitas ini akan diukur dengan menggunakan Skala Asertivitas yang dibuat sendiri oleh peneliti. Semakin tinggi skor jawaban yang diperoleh semakin tinggi tingkat asertivitas subyek, demikian pula sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah tingkat asertivitas subyek. b.Lingkungan Tempat Tinggal Yang dimaksud dengan lingkungan tempat tinggal adalah daerah dimana subyek berdomisili guna melakukan aktivitas sosialnya. Dalam hal ini Yogyakarta dan Medan merupakan kota yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Subyek mahasiswa Batak Toba yang ada di Yogyakarta pada umumnya tinggal di pondokan seperti kost. Sedangkan subyek yang ada di Medan tinggal bersama orangtua atau kerabat dekatnya.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa suku Batak Toba yang kuliah di Yogyakarta dan mahasiswa suku Batak Toba yang kuliah di Medan. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu memilih sampel yang karakteristiknya sudah ditentukan dan diketahui lebih dahulu berdasarkan ciri dan sifat tertentu Winarsunu, 2004. Ciri-ciri subyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa suku Batak Toba di Yogyakarta. Kriteria mahasiswa pada penelitian ini adalah mereka yang masih terdaftar sebagai mahasiswa di salah satu PTN atau PTS di Yogyakarta yang tinggal selama ± 2-3 tahun. 2. Mahasiswa suku Batak Toba di Medan. Kriteria mahasiswa pada penelitian ini adalah mereka yang masih terdaftar sebagai mahasiswa di salah satu PTN atau PTS di Medan. Mereka tinggal di Medan sudah sejak kecil atau bahkan sejak dari lahir. 3. Memiliki nama marga Batak Toba, dimana suku ini merupakan salah satu bagian dari suku Batak dengan jumlah populasi yang cukup besar di wilayah Sumatera Utara, terutama di kota Medan. Berdasarkan pendapat para ahli adat, orang tua, serta pengalaman sehari-hari, suku Batak Toba pada umumnya percaya diri, lugas, berpendirian tetap konsekuen, gigih mencari ilmu, kritis, dan suka bekerja keras Gultom, 1992. Hal tersebut sekaligus merupakan salah satu alasan pemilihan subyek dalam penelitian ini. Nama marga Batak Toba tersebut antara lain : Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, Pardede, Bakkará, Hutabarat, Tambunan, Marbun, Panjaitan, Tampubolon, Siahaan, Simarmata, Hutauruk, Banjar Nahor, Siallagan, Nababan, Simanjuntak, Sihombing, Aritonang, Siagian, Sihombing, Sinaga, Simbolon, Silalahi, Togatorop, Situmeang, Sianturi, Hutapea, Panggabean, Hutagaol, Sagala, Sinambela, Pakpahan, Sitorus, Simamora, Nainggolan, Silitonga, Simorangkir, Gultom, Simanungkalit, Simatupang, Sihotang, Dolok Saribu, Simare-mare, Sitompul, Sitohang, Siringo-ringo, Situmorang, Sitanggang, Sinurat, Sibarani, Hutabarat, Silaen, Hutagalung Gultom, 1992. 4. Usia 17-25 tahun, dimana pada umumnya individu mulai dan masih menjalani pendidikannya di tingkat Perguruan Tinggi. Pada usia tersebut individu memasuki rentang masa remaja akhir sampai masa dewasa awal. Pemilihan subyek didasarkan pada alasan bahwa perilaku asertif mulai berkembang dengan baik pada masa remaja dan dewasa Santosa, 1999.