Hipotesis Penelitian Perbedaan tingkat asertivitas antara mahasiswa Batak Toba yang ada di Yogyakarta dengan mahasiswa Batak Toba yang ada di Medan.
2. Mahasiswa suku Batak Toba di Medan. Kriteria mahasiswa pada penelitian ini adalah mereka yang masih terdaftar sebagai mahasiswa di salah satu PTN atau
PTS di Medan. Mereka tinggal di Medan sudah sejak kecil atau bahkan sejak dari lahir.
3. Memiliki nama marga Batak Toba, dimana suku ini merupakan salah satu bagian dari suku Batak dengan jumlah populasi yang cukup besar di wilayah
Sumatera Utara, terutama di kota Medan. Berdasarkan pendapat para ahli adat, orang tua, serta pengalaman sehari-hari, suku Batak Toba pada umumnya
percaya diri, lugas, berpendirian tetap konsekuen, gigih mencari ilmu, kritis, dan suka bekerja keras Gultom, 1992. Hal tersebut sekaligus merupakan
salah satu alasan pemilihan subyek dalam penelitian ini. Nama marga Batak Toba tersebut antara lain : Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, Pardede,
Bakkará, Hutabarat, Tambunan, Marbun, Panjaitan, Tampubolon, Siahaan, Simarmata, Hutauruk, Banjar Nahor, Siallagan, Nababan, Simanjuntak,
Sihombing, Aritonang, Siagian, Sihombing, Sinaga, Simbolon, Silalahi, Togatorop, Situmeang, Sianturi, Hutapea, Panggabean, Hutagaol, Sagala,
Sinambela, Pakpahan, Sitorus, Simamora, Nainggolan, Silitonga, Simorangkir, Gultom, Simanungkalit, Simatupang, Sihotang, Dolok Saribu, Simare-mare,
Sitompul, Sitohang, Siringo-ringo, Situmorang, Sitanggang, Sinurat, Sibarani, Hutabarat, Silaen, Hutagalung Gultom, 1992.
4. Usia 17-25 tahun, dimana pada umumnya individu mulai dan masih menjalani pendidikannya di tingkat Perguruan Tinggi. Pada usia tersebut individu
memasuki rentang masa remaja akhir sampai masa dewasa awal. Pemilihan subyek didasarkan pada alasan bahwa perilaku asertif mulai berkembang
dengan baik pada masa remaja dan dewasa Santosa, 1999.