Profesi Guru TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan ciri-ciri profesi menurut Gibson 1965, dalam Arikunto 1980: 236:
a. Pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai
suatu profesi, b. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah
tehnik dan prosedur yang unik, c. Diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematik sebelum orang
mampu melaksanakan suatu pekerjaan profesional, d. Dimilikinya organisasi profesional yang di samping melindungi
kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi tidak saja menjaga, akan tetapi sekaligus selalu berusaha
meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindak- tindak etis profesional kepada anggotanya.
Berdasarkan ciri-ciri profesi yang ke empat yaitu adanya organisasi profesi yang merupakan suatu wadah tempat para anggota profesional
tersebut menggabungkan diri dan mendapat perlindungan. Maka di Indonesia organisasi profesional bidang kependidikan yang sudah ada
antara lain, Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI, Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia ISAPI, dan Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia IPBI Idris, 1992: 43. Adapun mengenai PGRI berfungsi sebagai berikut:
a. Menyatukan seluruh kekuatan guru dalam satu wadah b. Mengusahakan adanya kesatuan langkah dan tindakan
c. Melindungi kepentingan anggota-anggotanya d. Mengawasi kemampuan anggota-anggotanya dengan selalu
mengiatkan kemampuannya e. Menyiapkan program-program peningkatan kemampuan anggota
f. Menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan lainnya dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, dan
g. Mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran, dan kemudian melakukan pembinaan Depdikbud, 1983 dalam Idris
dan Jamal, 1992: 43
Untuk mengatur keseluruhan tingkah laku dan sikap anggota, organisasi profesional harus mempunyai kode etik profesioanl. Dengan
kata lain, kode etik itu merupakan ukuran nilai bagi para anggotanya untuk bertingkah laku dan bersikap dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kepada masyarakat. Berikut ini kode etik yang dikutip dari Landasan dan Pedoman Organisasi PGRI Penerbitan Khusus PGRI No.
15 1979: Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari pendidikan
merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan Tanah Air, kemanusiaan pada umumnya; dan guru Indonesia
yang berjiwa Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 merasa turut bertanggungjawab pada terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, 17 Agustus 1945. Atas dasar itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru dengan mempedomani isi
pernyataan berikut ini Idris dan Jamal, 1992: 44: a. Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila. b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing-masing. c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang peserta didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan
peserta didik. e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas
untuk kepentingan pendidikan. f. Guru secara sendiri-sendiri danatau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya. g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian.
2. Pengertian Guru Dalam kamus bahasa Indonesia 1976 guru diartikan sebagai
seseorang yang pekerjaannya mata pencahariannya mengajar. Guru merupakan profesi atau jabatanpekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru Usman, 1995: 6. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau
pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang- bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru
diperlukan syarat-syarat khusus yang dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Masidjo 1992: 10, guru
adalah seorang pekerja profesional yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh atasan yang berwenang untuk melaksanakan
pendidikan di sekolah khususnya dalam kegiatan PBM dan kegiatan instruksional dari mata pelajaran yang diampunya. Dari ke-3 pengertian
di atas tampak bahwa ke-3nya sama-sama menunjuk bahwa guru merupakan pekerjaan.
Menurut Samana 1994: 11, guru atau tenaga pendidik yang dikutipnya dari PP No. 38 1992, Bab I, Pasal I, ayat I adalah warga
masyarakat yang mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan tertentu. Dengan demikian guru
merupakan tenaga pendidik yang bekerja di lembaga pendidikan. Sedangkan pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal Usman, 1995: 15. Adapun persyaratan khusus profesi guru yang dikemukakan oleh
Drs. Moh. Ali 1985, dalam Usman 1995: 15 antara lain sebagai berikut: a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dari teori
ilmu pengetahuan yang mendalam. b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan
bidang profesinya. c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain persyaratan tersebut, masih ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi
Usman, 1995: 15 antara lain: a. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. b. Memiliki klienobyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan
pasiennya, guru dengan muridnya. c. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di
masyarakat. Untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab, seorang guru
wajib memiliki berbagai kemampuan dasar keguruan. Kemampuan dasar keguruan yang dimaksud meliputi kemampuan dasar personal-sosial dan
kemampuan dasar profesional Masidjo, 1992: 10, sebagai berikut: a. Kemampuan Dasar Personal-Sosial
Kurikulum Pendidikan Tenaga Kependidikan Program Studi Strata Satu Depdikbud, Dikti, 19911992 menyebutkan beberapa
kemampuan dasar personal-sosial yang harus dimiliki seorang guru yang meliputi:
1 Kemampuan beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2 Kemampuan berperan dalam masyarakat sebagai warga negara
yang berjiwa Pancasila; 3 Kemampuan berpikir mandiri dan mampu mengungkapkan dalam
bahasa yang baku; 4 Kemampuan mengembangkan sifat-sifat pribadi yang terpuji yang
disyaratkan bagi jabatan guru-pendidik. 5 Kemampuan untuk memahami kemampuan dan keterbatasan
dirinya di dalam pelaksanaan tugas-tugas profesionalnya; 6 Kemampuan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 Kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan dengan mengamalkan bidang studi dan
ketrampilannya.
b. Kemampuan Dasar Profesional Kemampuan dasar profesional yang harus dimiliki seorang guru
meliputi 10 hal Darji Darmodiharjo, 1980, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
1 Penguasaan bahan pelajaran sehingga dapat menjadi infomator yang merupakan sumber informasi kegiatan pengajaran.
2 Pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya.
3 Pengeloaan kelas sehingga memungkinkan dilaksanakan kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan kemampuan siswa.
4 Pemakaian media dan sumber belajar. 5 Pengelolaan interaksi belajar mengajar.
6 Penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak dalam
perannya sebagai pribadi dan pendidik dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar.
7 Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan konseling di sekolah.
8 Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah baik sebagai proses maupun sebagai bidang garapan.
9 Pemahaman prinsip-prinsip dan penafsiran hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
10 Penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 11 Agar hasil belajar benar-benar mencerminkan prestasi belajar yang
sesungguhnya, seorang guru harus mampu melaksanakan kegiatan pengukuran dan penilaian prestasi belajar siswa secara bertanggung
jawab. Dengan demikian seorang guru memperoleh umpan balik yang berharga untuk pengembangan pengajarannya.
Guru sebagai pendidik memiliki tugas-tugas tertentu yang berbeda dengan profesi yang lain. Menurut Samana 1994: 12 tugas pendidik
sebagai berikut: a. Tenaga pembimbing petugas bimbingan konseling sekolah adalah
tenaga kependidikan yang dengan keahliannya membimbing peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
didik klien agar mengenali dirinya termasuk kemampuan potensinya dan mengetahui perkembangan dirinya.
b. Tenaga pengajar adalah tenaga kependidikan yang tugas utamanya menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik, baik yang
bersifat akademis, semi akademis, maupun yang bersifat keterampilan. c. Tenaga pelatihinstruktur latihan keterampilan adalah tenaga
kependidikan yang secara bertahap serta sistematis melatih peserta didik untuk menguasai keterampilan tertentu yang menjadi sasaran
pelajaran. Sedangkan tugas guru menurut Usman 1995: 6 dibagi menjadi
tiga, yakni: a. Tugas guru dalam bidang profesi
Guru merupakan profesijabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tugas ini tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih merupakan kegiatan mengembangkan keterampilan- keterampilan pada siswa.
b. Tugas dalam bidang kemanusiaan Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan
Tugas di dalam masyarakat, tugas guru memberi teladan atau contoh. Dimana dalam lingkungan masyarakat, guru diharapkan dapat
membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitarnya.
Sedangkan peranan guru yang dikemukakan oleh Adams dan Dickey, meliputi Hamalik, 2003: 123:
a. Guru sebagai pengajar Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah
kelas. Guru menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu guru
juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang
diberikannya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan itu maka guru perlu memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggungjawabnya
dan menguasai dengan baik metode dan tehnik mengajar. b. Guru sebagai pembimbing
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya
sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Murid-murid membutuhkan bantuan guru dalam hal
mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, dan kesulitan lainnya.
c. Guru sebagai pemimpin Guru berkewajiban mengadakan supervisi atas kegiatan belajar murid,
membuat rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan manajemen kelas, mengatur
disiplin kelas secara demokratis. Dengan manajemen ini guru dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menciptakan lingkungan belajar yang serasi, menyenangkan, dan merangsang dorongan belajar para anggota kelas.
d. Guru sebagai ilmuwan Guru dipandang sebagai orang yang berpengetahuan. Berkewajiban
menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, guru berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus- menerus
memupuk pengetahuan yang dimilikinya
e. Guru sebagai pribadi Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi
oleh murid-muridnya, oleh orang tua, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat ini sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pengajaran secara
efektif.
f. Guru sebagai penghubung Sekolah berdiri di antara dua lapangan, di satu pihak mengemban tugas
menyampaikan dan mewariskan ilmu, teknologi, dan kebudayaan yang terus-menerus berkembang, di lain pihak ia bertugas menampung
aspirasi, masalah, kebutuhan, minat, dan tuntutan masyarakat. Di antara kedua lapangan inilah sekolah memegang peranannya sebagai
penghubung di mana guru berfungsi sebagai pelaksana.
g. Guru sebagai pembaharu Pembaharuan dalam masyarakat terjadi berkat masuknya pengaruh
ilmu dan teknologi modern, yang datang dari negara-negara berkembang. Masuknya pengaruh-pengaruh itu, ada yang secara
langsung ke dalam masyarakat dan ada yang melalui lembaga pendidikan sekolah. Guru memegang peranan sebagai pembaharu,
karena melalui kegiatan guru menyampaikan ilmu dan teknologi
h. Guru sebagai pembangunan Sekolah turut memperbaiki masyarakat dengan cara memecahkan
masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh
masyarakat. Guru baik sebagai pribadi maupun sebagai guru profesional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk
membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat, seperti: kegiatan keluarga berencana, koperasi dan sebagainya
Di samping tugas-tugas dan peranan guru tersebut, karakteristik kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru Syah, 1995: 227-230
antara lain: a.
Fleksibilitas kognitif keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai
dalam situasi tertentu. b. Keterbukaan psikologis kepribadian merupakan dasar kompetensi
profesional kemampuan dan wewenang melaksanakan tugas keguruan yang harus di pilih oleh setiap guru.
Prof. Dr. Tjokorde Raka Joni dan tim Proyek Pengembangan Pendidikan GuruPTG dalam Arikunto, 1980: 238-239 berhasil
merumuskan tiga kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Ketiga kemampuan tersebut dikenal dengan “tiga
kompetensi” yaitu: a. Kompetensi profesional, artinya bahwa guru harus memiliki
pengetahuan yang luas tentang subject matter bidang studi yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki
pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar-mengajar.
b. Kompetensi personal, artinya bahwa guru harus memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi intensifikasi bagi
subjek. Arti lebih terperinci adalah bahwa ia memiliki kepribadian yang patut diteladani seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara: “Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”.
c. Kompetensi sosial, artinya bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan
sesama guru, dengan kepala sekolah, dengan pegawai tata usaha, dan tidak lupa juga dengan anggota masyarakat di lingkungannya.
Atas dasar ciri-ciri dan persyaratan diatas, jelaslah jabatan profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan
jabatan itu. Demikian pula dengan profesi guru, harus ditempuh melalui jenjang pendidikan pre service education seperti Pendidikan Guru Sekolah
Dasar PGSD, IKIP dan Fakultas Keguruan di luar lembaga IKIP Usman, 1995: 15.