Profesi Guru TINJAUAN PUSTAKA

Sedangkan ciri-ciri profesi menurut Gibson 1965, dalam Arikunto 1980: 236: a. Pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi, b. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah tehnik dan prosedur yang unik, c. Diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematik sebelum orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan profesional, d. Dimilikinya organisasi profesional yang di samping melindungi kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi tidak saja menjaga, akan tetapi sekaligus selalu berusaha meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindak- tindak etis profesional kepada anggotanya. Berdasarkan ciri-ciri profesi yang ke empat yaitu adanya organisasi profesi yang merupakan suatu wadah tempat para anggota profesional tersebut menggabungkan diri dan mendapat perlindungan. Maka di Indonesia organisasi profesional bidang kependidikan yang sudah ada antara lain, Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI, Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia ISAPI, dan Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia IPBI Idris, 1992: 43. Adapun mengenai PGRI berfungsi sebagai berikut: a. Menyatukan seluruh kekuatan guru dalam satu wadah b. Mengusahakan adanya kesatuan langkah dan tindakan c. Melindungi kepentingan anggota-anggotanya d. Mengawasi kemampuan anggota-anggotanya dengan selalu mengiatkan kemampuannya e. Menyiapkan program-program peningkatan kemampuan anggota f. Menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan lainnya dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, dan g. Mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran, dan kemudian melakukan pembinaan Depdikbud, 1983 dalam Idris dan Jamal, 1992: 43 Untuk mengatur keseluruhan tingkah laku dan sikap anggota, organisasi profesional harus mempunyai kode etik profesioanl. Dengan kata lain, kode etik itu merupakan ukuran nilai bagi para anggotanya untuk bertingkah laku dan bersikap dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Berikut ini kode etik yang dikutip dari Landasan dan Pedoman Organisasi PGRI Penerbitan Khusus PGRI No. 15 1979: Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan Tanah Air, kemanusiaan pada umumnya; dan guru Indonesia yang berjiwa Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 merasa turut bertanggungjawab pada terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Atas dasar itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru dengan mempedomani isi pernyataan berikut ini Idris dan Jamal, 1992: 44: a. Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila. b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing-masing. c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang peserta didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan. d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta didik. e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan. f. Guru secara sendiri-sendiri danatau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya. g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan. h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian. 2. Pengertian Guru Dalam kamus bahasa Indonesia 1976 guru diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya mata pencahariannya mengajar. Guru merupakan profesi atau jabatanpekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru Usman, 1995: 6. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang- bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus yang dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Masidjo 1992: 10, guru adalah seorang pekerja profesional yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh atasan yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah khususnya dalam kegiatan PBM dan kegiatan instruksional dari mata pelajaran yang diampunya. Dari ke-3 pengertian di atas tampak bahwa ke-3nya sama-sama menunjuk bahwa guru merupakan pekerjaan. Menurut Samana 1994: 11, guru atau tenaga pendidik yang dikutipnya dari PP No. 38 1992, Bab I, Pasal I, ayat I adalah warga masyarakat yang mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan tertentu. Dengan demikian guru merupakan tenaga pendidik yang bekerja di lembaga pendidikan. Sedangkan pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal Usman, 1995: 15. Adapun persyaratan khusus profesi guru yang dikemukakan oleh Drs. Moh. Ali 1985, dalam Usman 1995: 15 antara lain sebagai berikut: a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dari teori ilmu pengetahuan yang mendalam. b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya. c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai. d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya. e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain persyaratan tersebut, masih ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi Usman, 1995: 15 antara lain: a. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. b. Memiliki klienobyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya. c. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat. Untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab, seorang guru wajib memiliki berbagai kemampuan dasar keguruan. Kemampuan dasar keguruan yang dimaksud meliputi kemampuan dasar personal-sosial dan kemampuan dasar profesional Masidjo, 1992: 10, sebagai berikut: a. Kemampuan Dasar Personal-Sosial Kurikulum Pendidikan Tenaga Kependidikan Program Studi Strata Satu Depdikbud, Dikti, 19911992 menyebutkan beberapa kemampuan dasar personal-sosial yang harus dimiliki seorang guru yang meliputi: 1 Kemampuan beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2 Kemampuan berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila; 3 Kemampuan berpikir mandiri dan mampu mengungkapkan dalam bahasa yang baku; 4 Kemampuan mengembangkan sifat-sifat pribadi yang terpuji yang disyaratkan bagi jabatan guru-pendidik. 5 Kemampuan untuk memahami kemampuan dan keterbatasan dirinya di dalam pelaksanaan tugas-tugas profesionalnya; 6 Kemampuan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan dengan mengamalkan bidang studi dan ketrampilannya. b. Kemampuan Dasar Profesional Kemampuan dasar profesional yang harus dimiliki seorang guru meliputi 10 hal Darji Darmodiharjo, 1980, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut: 1 Penguasaan bahan pelajaran sehingga dapat menjadi infomator yang merupakan sumber informasi kegiatan pengajaran. 2 Pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya. 3 Pengeloaan kelas sehingga memungkinkan dilaksanakan kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan kemampuan siswa. 4 Pemakaian media dan sumber belajar. 5 Pengelolaan interaksi belajar mengajar. 6 Penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak dalam perannya sebagai pribadi dan pendidik dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar. 7 Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan konseling di sekolah. 8 Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah baik sebagai proses maupun sebagai bidang garapan. 9 Pemahaman prinsip-prinsip dan penafsiran hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 10 Penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 11 Agar hasil belajar benar-benar mencerminkan prestasi belajar yang sesungguhnya, seorang guru harus mampu melaksanakan kegiatan pengukuran dan penilaian prestasi belajar siswa secara bertanggung jawab. Dengan demikian seorang guru memperoleh umpan balik yang berharga untuk pengembangan pengajarannya. Guru sebagai pendidik memiliki tugas-tugas tertentu yang berbeda dengan profesi yang lain. Menurut Samana 1994: 12 tugas pendidik sebagai berikut: a. Tenaga pembimbing petugas bimbingan konseling sekolah adalah tenaga kependidikan yang dengan keahliannya membimbing peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI didik klien agar mengenali dirinya termasuk kemampuan potensinya dan mengetahui perkembangan dirinya. b. Tenaga pengajar adalah tenaga kependidikan yang tugas utamanya menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik, baik yang bersifat akademis, semi akademis, maupun yang bersifat keterampilan. c. Tenaga pelatihinstruktur latihan keterampilan adalah tenaga kependidikan yang secara bertahap serta sistematis melatih peserta didik untuk menguasai keterampilan tertentu yang menjadi sasaran pelajaran. Sedangkan tugas guru menurut Usman 1995: 6 dibagi menjadi tiga, yakni: a. Tugas guru dalam bidang profesi Guru merupakan profesijabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tugas ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih merupakan kegiatan mengembangkan keterampilan- keterampilan pada siswa. b. Tugas dalam bidang kemanusiaan Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan Tugas di dalam masyarakat, tugas guru memberi teladan atau contoh. Dimana dalam lingkungan masyarakat, guru diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitarnya. Sedangkan peranan guru yang dikemukakan oleh Adams dan Dickey, meliputi Hamalik, 2003: 123: a. Guru sebagai pengajar Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah kelas. Guru menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu guru juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu maka guru perlu memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggungjawabnya dan menguasai dengan baik metode dan tehnik mengajar. b. Guru sebagai pembimbing Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Murid-murid membutuhkan bantuan guru dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, dan kesulitan lainnya. c. Guru sebagai pemimpin Guru berkewajiban mengadakan supervisi atas kegiatan belajar murid, membuat rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan manajemen kelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis. Dengan manajemen ini guru dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menciptakan lingkungan belajar yang serasi, menyenangkan, dan merangsang dorongan belajar para anggota kelas. d. Guru sebagai ilmuwan Guru dipandang sebagai orang yang berpengetahuan. Berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, guru berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus- menerus memupuk pengetahuan yang dimilikinya e. Guru sebagai pribadi Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh murid-muridnya, oleh orang tua, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat ini sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pengajaran secara efektif. f. Guru sebagai penghubung Sekolah berdiri di antara dua lapangan, di satu pihak mengemban tugas menyampaikan dan mewariskan ilmu, teknologi, dan kebudayaan yang terus-menerus berkembang, di lain pihak ia bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat, dan tuntutan masyarakat. Di antara kedua lapangan inilah sekolah memegang peranannya sebagai penghubung di mana guru berfungsi sebagai pelaksana. g. Guru sebagai pembaharu Pembaharuan dalam masyarakat terjadi berkat masuknya pengaruh ilmu dan teknologi modern, yang datang dari negara-negara berkembang. Masuknya pengaruh-pengaruh itu, ada yang secara langsung ke dalam masyarakat dan ada yang melalui lembaga pendidikan sekolah. Guru memegang peranan sebagai pembaharu, karena melalui kegiatan guru menyampaikan ilmu dan teknologi h. Guru sebagai pembangunan Sekolah turut memperbaiki masyarakat dengan cara memecahkan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat. Guru baik sebagai pribadi maupun sebagai guru profesional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat, seperti: kegiatan keluarga berencana, koperasi dan sebagainya Di samping tugas-tugas dan peranan guru tersebut, karakteristik kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru Syah, 1995: 227-230 antara lain: a. Fleksibilitas kognitif keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. b. Keterbukaan psikologis kepribadian merupakan dasar kompetensi profesional kemampuan dan wewenang melaksanakan tugas keguruan yang harus di pilih oleh setiap guru. Prof. Dr. Tjokorde Raka Joni dan tim Proyek Pengembangan Pendidikan GuruPTG dalam Arikunto, 1980: 238-239 berhasil merumuskan tiga kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Ketiga kemampuan tersebut dikenal dengan “tiga kompetensi” yaitu: a. Kompetensi profesional, artinya bahwa guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang subject matter bidang studi yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar-mengajar. b. Kompetensi personal, artinya bahwa guru harus memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi intensifikasi bagi subjek. Arti lebih terperinci adalah bahwa ia memiliki kepribadian yang patut diteladani seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara: “Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”. c. Kompetensi sosial, artinya bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru, dengan kepala sekolah, dengan pegawai tata usaha, dan tidak lupa juga dengan anggota masyarakat di lingkungannya. Atas dasar ciri-ciri dan persyaratan diatas, jelaslah jabatan profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu. Demikian pula dengan profesi guru, harus ditempuh melalui jenjang pendidikan pre service education seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD, IKIP dan Fakultas Keguruan di luar lembaga IKIP Usman, 1995: 15.

C. Persepsi Mahasiswa

Seorang guru harus memiliki kecakapan, keterampilan, serta pengelolaan kelas yang baik. Dengan kecakapan, keterampilan serta penguasaan dari guru yang baik, maka tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional akan dapat tercapai. Mahasiswa FKIP dididik dan disiapkan untuk menjadi guru yang profesional. Pendidikan yang diberikan pada mahasiswa FKIP mulai dari keahlian khusus tentang dunia sekolah, siswa, hingga keahlian bidang studi. Tidak hanya membutuhkan waktu yang sedikit untuk mempersiapkan mahasiswanya sehingga benar-benar matang untuk terjun kedunia pendidikan. Selain itu mahasiswa juga dibekali praktik pengalaman lapangan yakni praktik langsung di sekolah selama ± 1 semester Noviyanti, 2004: 14. Mahasiswa non FKIP tidak dididik untuk menjadi guru. Persepsi mahasiswa terhadap profesi guru adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan profesi guru melalui panca indra mahasiswa. Apakah persepsi tersebut positif ataupun negatif? Dari persepsi ini akan menimbulkan reaksi mahasiswa Noviyanti, 2004: 15.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap profesi

guru Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap profesi guru, antara lain aspek kesejahteraan, aspek sosial, aspek profesionalisme. 1. Aspek kesejahteraan Masalah kesejahteraan tidak pernah lepas dari seorang guru, apalagi di Indonesia. Meskipun kesejahteraan guru bukan satu-satunya penentu kehormatan dan martabat guru. Kesejahteraan merupakan tema sentral dalam banyak pembicaraan mengenai profesi guru selama ini. Profesi dan status guru dilihat dari pendapatannya, memang bukan suatu pekerjaan yang menjanjikan. Kita mengakui gaji dan tunjangan yang diperoleh guru masih minim dibandingkan dengan profesi lain seperti hakim, jaksa, dokter, dosen dan lain sebagainya. Sementara kesempatan untuk mencari penghasilan tambahan di luar pekerjaan pokoknya tidak banyak, masih ada guru SD yang menerima honor Rp 94.000,- per bulan. Lebih kecil dari UMR buruh di Jakarta yang mencapai angka Rp 320.000,- per bulan Suroso, 2002: 51. Bahkan seorang guru SD yang telah bekerja selama 38 tahun gaji yang diperoleh tidak lebih dari Rp 600.000,-. Padahal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengeluaran seorang guru dengan istri dan tiga anak tidak kurang dari Rp 700.000,- Suroso, 2002: 67. 2. Aspek sosial Status sosial guru berkaitan dengan profesi guru itu sendiri dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru. Menurut Supriadi 1998: 68 makin tinggi tingkat sekolah tempat guru mengajar, makin baik status sosial keluarganya. Secara umum status sosial keluarga guru SLTA umumnya lebih baik daripada asal keluarga guru SLTP dan SD. Hal ini dapat dipahami karena untuk menjadi guru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dituntut tingkat pendidikan guru yang lebih tinggi pula, yang berkaitan dengan faktor sosial keluarga disamping faktor kesejahteraan. 3. Aspek profesionalisme Profesional menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk itu. Menurut jurnal Educational Leadership edisi Maret 1993 Supriadi, 1998: 98 guru sebagai pekerja profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. b. Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkannya pada para siswa.

Dokumen yang terkait

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELAKSANAAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELAKSANAAN MICRO TEACHING DALAM MEMBERIKAN KOMPETENSI GURU SEBAGAI BEKAL UNTUK PPL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMS.

0 0 14

MOTIVASI STUDI MAHASISWA DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELUANG KERJA MOTIVASI STUDI MAHASISWA DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PELUANG KERJA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UMS ANGKATAN 2008.

0 0 15

PENDAHULUAN Minat Maha Persepsi Mah Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari Mahasiswa Tentang Profesi Guru Dan Prestasi Belajar Mahasiswa FKIP

0 0 12

Persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk keguruan, prestasi mata kuliah PPL II dan latar belakang orang tua : studi kasus mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

0 0 142

Pengaruh prestasi PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

0 2 166

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 146

Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Kesejahteraan Guru dan Prestasi BelajarTerhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS

0 1 13

Ekonomi Drn ltflrhrsbwr ffi;il;; sddi Manrfeme-n den Akuntansi

0 1 128

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 164

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI MINAT MAHASISWA MASUK KEGURUAN, PRESTASI MATA KULIAH PPL II DAN LATAR BELAKANG ORANG TUA

0 0 140