Hakikat Bullying KAJIAN PUSTAKA

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi paparan mengenai kajian teori relevan yang mendasari bangunan konseptual penelitian tindakan ini yang meliputi: Hakikat Bullying, Layanan Bimbingan Kelompok, Sosiodrama.

A. Hakikat Bullying

1. Pengertian Bullying Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, Seperti menakuti melalui ancaman agresi dan menimbulkan teror termasuk juga tindakan yang direncakan maupun yang spontan, bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, di hadapan seseorang atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak Coloroso. 2003 Organisasi Kesehatan Dunia WHO mendefinisikan kekerasan sebagai penggunaan kekuatan atau daya fisik yang disengaja, yang merupakan ancaman atau sebenarnya, terhadap diri sendiri, orang lain, atau terhadap sebuah kelompok atau komunitas, sehingga berakibat atau kemungkinan besar mengakibatkan cidera, kematian atau bahaya fisik, perkembangan yang salah atau kerugian Cowie, 2009. 2. Karakteristik Perilaku Bullying Perilaku bullying mempunyai karakteristik yang unik. Ken Rigby Astuti, 2008:8 berpendapat bahwa perilaku bullying mempunyai tiga karakteristik, yaitu: a. Ada perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti korbannya; b. Tindakan bullying dilakukan secara tidak seimbang sehingga menimbulkan perasaan tersakiti pada diri korban; c. Perilaku bullying terus dilakukan secara berulang. Anak-anak yang terlibat dalam perilaku bullying baik sebagai pelaku, korban maupun penonton semuanya beresiko. Jika dibiarkan saja, pelaku bullying menjadi tidak sensitif terhadap penderitaan orang lain dan kian lama kian tidak menyadari sifat anti sosial dari perbuatannya. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying adalah suatu bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang maupun sekelompok orang terhadap orang lain, yang dilakukan secara sengaja dan terus menerus dengan maksud mengintimidasi korban melalui berbagai bentuk perilaku, yaitu secara fisik, verbal, maupun secara mental. 3. Jenis Perilaku Bullying Yayasan Semai Jiwa Amini SEJIWA, 2008 mengidentifikasi jenis perilaku bullying menjadi tiga kategori, yaitu bullying fisik, bullying verbal, dan bullying mental. Masing-masing dari bentuk perilaku tersebut menimbulkan efek negatif. Ketiga bentuk perilaku bullying tersebut bersifat sama antara satu dengan yang lain, yaitu bersifat merendahkan bagi sang korban bullying. a. Bullying Fisik Bullying fisik merupakan jenis bullying yang kasat mata yang dapat dilihat dan diidentifikasi dibandingkan dengan jenis bullying verbal dan mental SEJIWA, 2008. Contoh bullying fisik antara lain: menampar, menyikut dengan kasar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal dengan sengaja, meludahi, memalak, melempar dengan barang, merusak barang yang dimiliki oleh orang lain, menghukum dan lain sebagainya. b. Bullying Verbal Bullying verbal merupakan jenis perilaku bullying yang juga bisa terdeteksi karena bisa tertangkap dengan indra pendengaran manusia SEJIWA, 2008. Bentuk bullying verbal merupakan bentuk bullying yang umum digunakan dan sering dilakukan baik oleh perempuan maupun laki- laki. Contoh-contoh bullying verbal antara lain: memanggil teman dengan nama orangtua, memaki, menghina, menjuluki, mempermalukan di depan umum, mencela, menuduh, menyoraki, menyebarkan gosip, memfitnah, menolak, meneriaki dan lain sebagainya. c. Bullying Mental Bullying mental merupakan jenis perilaku bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya SEJIWA, 2008. Jenis perilaku bullying mental merupakan jenis perilaku bullying yang dapat melemahkan harga diri korban secara sistematis. Contoh bentuk bullying mental antara lain: 1 Memandangmelirik dengan penuh sinis, 2 Memandang dengan penuh ancaman, 3 Mengucilkan, 4 Mempermalukan, 5 Memandang yang merendahkan, memelototi dan lain sebagainya. 4. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Bullying Faktor-faktor penyebab perilaku bullying dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor dalam diri dan faktor dari luar. a. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang menyebabkan perilaku bullying terjadi yang berasal dari dalam diri pelaku bullying. Cowie 2009:16 berpendapat bahwa individu yang melihat pengalaman masa lalu sebagai pengalaman yang negatif dapat berperan sebagai pelaku bullying terhadap orang lain. Adapun Astuti 2008:4-5 berpendapat bahwa salah satu penyebab terjadinya perilaku bullying adalah karakter dari dalam diri individu itu sendiri, seperti dendamiri hati; adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuatan fisik. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku bullying yang berasal dari luar diri. 1 Faktor Keluarga Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama dalam melaksanakan proses sosialisasi dan sekaligus tempat untuk belajar membentuk kepribadian anak. Keluarga berpengaruh penting bagi pembentukan karakter dan perkembangan anak. Menurut Kartono 2006:120-123, hal-hal yang mempengaruhi anak menjadi pelaku bullying yang berasal dari masalah keluarga antara lain: pertama rumah tangga yang berantakan konflik internal sampai perceraian orangtua; kedua perlindungan lebih dari orangtua; ketiga penolakan dari orangtua; keempat pengaruh buruk dari orangtua. 2 Lingkungan dan komunitas Tempat yang dimaksud dalam faktor lingkungan dan komunitas adalah sekolah, tempat tinggallingkungan tetangga. Faktor lingkungan dan komunitas itu sendiri merupakan tempat dimana anak menghabiskan waktu untuk belajar dan bersosialisasi. 3 Sosial kultural Faktor sosial kultural merupakan faktor yang mencakup norma-norma sosial dan kultur, serta nilai-nilai yang dapat mendukung kekerasan sebagai cara yang wajar dapat diterima yang berlaku di dalam masyarakat yang luas. Menurut Cowie 2009:18 konteks masyarakat yang lebih luas meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial yang mempertahankan tingkat ketidaksetaraan ekonomi atau sosial yang tinggi antara kelompok di dalam masyarakat. 5. Dampak Perilaku Bullying Bagi Pelaku dan Korban Bullying memiliki dampak yang negatif bagi perkembangan karakter anak, baik bagi si korban maupun pelaku. Jika tidak diatasi, perilaku bullying akan menyebabkan agresi yang lebih jauh. Dampak bagi diri korban akan menimbulkan perasaan tertekan. Kondisi ini menyebabkan korban mengalami kesakitan fisik dan psikologis, kepercayaan diri yang kurang, malu, trauma, terisolir, dan takut sekolah. Apabila bullying dibiarkan, pelaku bullying akan belajar bahwa tidak ada resiko apapun bagi mereka bila mereka melakukan kekerasan, agresi ataupun mengancam anak lain. Ketika dewasa, pelaku bullying akan memiliki potensi yang lebih besar untuk menjadi pelaku kriminal dan akan bermasalah dalam fungsi sosialnya maupun hukum Pengaruh Bullying, 2008.

B. Layanan Bimbingan Kelompok