1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam memajukan sumber daya manusia. Di Indonesia, pendidikan sangat diperjuangkan oleh berbagai pihak agar
semua lapisan masyarakat dapat merasakan pendidikan yang layak untuk menambah pengetahuan mereka. Oleh karena itu, pemerintah mulai
mencanangkan program wajib belajar 9 tahun agar setiap anak mendapat pengetahuan yang cukup sebagai bekal mereka melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi maupun sebagai bekal menghadapi kehidupan selanjutnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam
program wajib belajar 9 tahun, salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah matematika.Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang penting dalam
memajukan perkembangan siswa pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada kenyataannya banyak orang yang kurang menyukai pelajaran matematika dengan
alasan seperti misalnya, mempelajari pelajaran matematika itu sangat sulit karena terlalu banyaknya rumus yang harus dipelajari, susah untuk dipahami,dan lain-
lain. Menurut pengalaman saya, hal semacam itu biasanya sering dikeluhkan oleh siswa-siswi SD, SLTP , dan SLTA. Dampak yang biasanya sering ditimbulkan
adalah hasil belajar siswa yang kurang baik dan kurang maksimal. Faktor
– faktor yang menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa adalah minimnya pengusaaan konsep, penyerapan materi yang tidak sempurna atau
kurang maksimal, pemilihan dan penggunaan metode oleh pengajar yang kurang tepat dalam penyampaian materi pembelajaran, dan lain-lain Djamarah:1994 .
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas III , siswa di SD Negeri Timbulharjo masih kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pada saat akan memulai pembelajaran, ada siswa yang belum siap dalam memulai pelajaran; pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa cenderung pasif
sehingga hanya guru yang aktif menjelaskan materi pelajaran kepada siswa, sebagian siswa tidak memperhatikan pembelajaran dan asyik bermain dengan
teman sebangkunya. Ketika guru memberikan tugas kepada siswa, hanya sebagian siswa yang benar-benar mengerjakan tugas dari guru, dan ketika guru
menawarkan kepada siswa unruk maju ke depan kelas menulis jawaban di papan tulis, hanya beberapa siswa yang berani maju tanpa disuruh, sedangkan siswa lain
hanya menunggu perintah dari guru untuk maju ke depan kelas dan menuliskan jawabannya di papan tulis.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SD Negeri Timbulharjo khususnya kelas III, penggunaan alat peraga kurang maksimal
karena penggunaannya hanya untuk beberapa materi tertentu selebihnya metode ceramah. Pada kelas III, alat peraga baru diperkenalkan saja tanpa ada penjelasan
yang lebih lanjut tentang kegunaan alat peraga tersebut.Penyampaian materi bangun datar persegi dan persegi panjang sudah baik, namun siswa masih
kesulitan membedakan sisi dan sudut. Hal semacam ini membuat anak akan kesulitan menentukan rumus dari luas persegi dan persegi panjang sehingga
akhirnya hasil belajarnya kurang memuaskan. Dari masalah yang di atas, maka peneliti akan mengadakan penelitian di
SD Negeri Timbulharjo tentang pemanfaatan papan berpaku dalam pembelajaran
matematika menghitung luas persegi dan luas persegi panjang untuk hasil belajar siswa kelas III.
B. Rumusan Masalah