Hasil Belajar Kerangka Berpikir

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa Kartika Budi, 2001 : 54 Interval Skor Nilai ≤ 44 4 45 – 54 5 55 – 64 6 65 – 74 7 75 – 84 8 85 – 94 9 95 - 100 10 Tabel 2.2 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar secara Kualitatif Jumlah yang memperoleh nilai Efektivitas ≥ 8 ≥ 7 ≥ 6 ≥ 5 ≥ 4 ≥ 75 Sangat Tinggi 75 ≥ 75 Tinggi 75 ≥ 65 Cukup 65 ≥ 65 Rendah 65 Sangat Rendah Kartika Budi, 2001 : 54

G. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya Sudjana 2010 : 22. Menurut Sudjana 2010 :56 hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar-mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut : 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. 2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya ia punya potensi yang tidak kalah dari orang lain apa bila ia berusaha sebagai mestinya. 3. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan memgembangkan kreatifitasnya. 4. Hasil belajar siswa yang diperoleh siswa secara menyeluruh komperhensif, yakni menyangkut mencakup ranah kognitif, pengetahuan, atau wawasan; ranah efektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku. 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai atau mengendalikan proses dan usaha belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah ranah kognitif yang berupa nilai tes. Kemampuan siswa dapat diukur berdasarkan tinggi rendahnya nilai atau skor yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran.

H. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang eksak yang berhubungan dengan bilangan dan menggunakan penalaran yang logik dan sistematis.Matematika sering dianggap dan dipandang sulit, sehingga banyak siswa yang merasa tidak tertarik dengan pelajaran matematika dan hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.Padahal matematika mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu upaya untuk melihat perkembangan hasil belajar matematika maka diperlukan suatu media pengajaran yang tepat, dapat mengembangkan pembelajaran matematika yang menyenangkan dan dapat menarik minat siswa untuk belajar matematika. Untuk menanamkan konsep matematika pada proses pembelajaran dibutuhkan sesuatu yang lain dan konkret yang dapat membantu anak dalam memahami hal-hal maupun ide-ide yang abstrak pada objek matematika. Papan Berpakuakan dihadirkan dalam proses pembelajaran, anak-anak akan melihat sendiri bentuk dari persegi maupun persegi panjang, kemudian anak diajak untuk mendeskripsikan sendiri pengertian dari persegi dan persegi panjang dibantu oleh peneliti, kemudian diajak menggunakan papan berpakuuntuk mempelajari tentang luas yakni luas persegi dan persegi panjang. Papan Berpaku yang terbuat dari bahan sederhana yakni menggunakan papan berbentuk persegi dengan ukuran 50cm x 50 cm, dan pada papan tersebut dibuat petak-petak berukuran 5 cm x 5 cm ,kemudian ditancapkan paku diatasnya. Setelah itu siswa akan diminta untuk mencari luas dari persegi dan persegi panjang dengan menggunakan karet gelang yang telah disediakan. Dengan meggunakan alat peraga papan berpaku diharapkan siswa dapat lebih memahami dan mengetahui perolehan rumus luas persegi dan persegi panjang dengan usaha mereka sendiri, sehingga anak tidak lagi berpikir abstrak tentang luas persegi dan persegi panjang sehingga hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik dan memuaskan. 24

BAB III METODE PENELITIAN