8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakekat Matematika
James Erman Suherman, 2003 : 16 mendefinisikan matematika sebagai ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep
– konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke
dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Secara etimologis, matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar tetapi bukan
berarti ilmu lain diperoleh dengan tidak melalui penalaran, matematika lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran Elea Tinggih
yang dikutip Erman Suherman, 2003 : 16. Istilah mathematics Inggris, mathematic Jerman, mathematique Perancis,
mathematic Itali, matematiceski Rusia, atau mathematicwiskunde Belanda, berasal dari perkataan Latin mathematica,, yang mulanya diambil dari perkataan
Yunani, matematike yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu knowledge, science. Perkataan
mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajarberpikir Erman Suherman, 2011 : 17-18
Dengan demikian pembelajaran matematika adalah cara berpikir dan bernalar yang digunakan untuk memecahkan berbagai jenis persoalan dalam keseharian, sains,
pemerintah, dan industri. Lambang dan bahasa dalam matematika bersifat universal sehingga dipahami oleh bangsa-bangsa dunia.
B. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Pengertian mengenai belajar sangat luas, berikut adalah rumusan mengenai pengertian belajar menurut beberapa ahli :
a. Menurut Siregar, Eveline dan Hartini Nara 2011 : 4 belajar adalah sebuah
proses yang kompleks yang didalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek tersebut adalah : 1 bertambahnya jumlah pengetahuan, 2 adanya
kemampuan mengingat dan mereproduksi, 3 ada penerapan pengetahuan, 4 menyimpulkan makna, 5 menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas, dan
6 adanya perubahan sebagai pribadi. b.
Menurut Muhibbin Syah 2008 : 63 belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa
baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
c. Menurut Gagne dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011 : 4, belajar
adalah suatu perubahan perilaku yang relative menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau
direncanakan. Berdasarkan definisi dari beberapa para ahli mengenai belajar, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau aktivitas perubahan perilaku maupun kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dalam proses belajar yang
dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
2. Pengertian Pembelajaran
Menurut Herman Hudojo 2001, pembelajaran adalah proses aktif individu, siswa yang bersosialisasi dengan guru, sumber atau bahan pelajaran dan
teman dalam memperoleh pengetahuan baru. Proses aktif itu menyebabkan perubahan tingkah laku, mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan
ketrampilannya dimana sebelummya siswa tidak dapat melakukannya. Menurut Miarso dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011 : 12-13,
pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta
pelaksanaannya terkendali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha
pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya dan bersosialisasi dengan guru maupun teman
sekolahnya untuk mendapatkan pengetahuan baru, sehingga terjadi perubahan perilaku yang lebih baik.
C. Materi Pembelajaran Matematika