Pendekatan Psikologi Sastra Landasan Teori
19
oleh hasrat seksual baik lawan jenis maupun sesama jenis Sarwano, 1986:137
Seksualitas meliputi sebuah perasaan, hubungan manusia serta konikasi antar pasangan sehingga tidak dibatasi oleh fisik seseorang.
Seksualitas adalah aspek penting dalam kehidupan yang mempengaruhi cara kita memperlihatkan kasih sayang, menilai diri sendiri dan hubungan
dengan orang lain. Identitas seksual adalah jenis kelamin seseorang yang lebih
tertarik secara seksual. Identitas seksual dikategorikan menjadi dua yaitu hoteroseksual penyuka lawan jenis dan homoseksual penyuka sejenis.
Sesama lelaki disebut gay dan sesama perempuan disebut lesbian. Dalam pembahasan di atas ada dua pemikiran yang masih tersisa; pertama,
kecendrungan biseksual diasumsikan sebagai inverse meski kita tidak mengerti detailnya selain formasi-formasi yang terjadi; dan kedua, kita
berhadapan dengan bentuk-bentuk gangguan yang dialami insting seksual selama proses perkembangannya Freud, 2014:13.
Dalam penyimpangan seksual, Freud berpijak pada konsep; objek seksual sexual object dan tujuan seksual sexual aim. Objek seksual
berhubungan dengan arah pilihan sasaran aktivitas seksual, apakah diarahkan kepada sesama jenis homosexual, lain jenis heterosexual
ataukah kombinasi antar keduanya bisexual. Mengenai penyimpangan berdasarkan tujuan seksual, Freud berangkat dari titik pijak bahwa tujuan
20
seksual yang mendasar adalah penyatuan alat kelamin sexsual union, penetrasi penis ke dalam vagina. Namun, di luar tujuan tersebut, ternyata
Freud menemukan banyak kasus yang tidak lazim.Cara memperoleh tujua
n seksual yang “aneh” seperti ditemui pada kasusgangguan dan penyimpangan seksual diperoleh dengan mempertontonkan alat kelamin
kepada orang yang tidak menaruh curiga atau biasa disebut dengan istilahekshibionisme Freud,20014.
3. Penyimpangan yang Berhubungan dengan Tujuan Seksual
Pertemuan penyetuan alat kelamin pada saat aktivitas khas persenggamaan dianggap sebagai tujuan seksual normal. Aktivitas ini
bertujuan untuk mengurangi ketegangan seksual dan mematikan hasrat seksual secara temporer sensasi kepuasaan yang biasa disamakan dengan
kepuasan mengatasi rasa lapar. Meski demikian, dalam perilaku seksual paling normal sekalipun, ada aspek-aspek tambahan yang bias dibedakan.
Perkembangan aspek-aspek tersebut mungkin akan menampakkan suatu kecenderungan menyimpang yang disebut perverse. Perverse adalah
bentuk perilaku sksual menyimpang yang secara sosial tidak dapat diterima Freud, 2014:18-19.
Pada penyimpangan yang berhubungan dengan tujuan seksual akan dibahas mengnai objek seksual yang tidak lazim. Aktivitas seksual yang
mengunakan “objek-objek yang tidak lazim”, misalnya dalam kasus fatisisme, atau cara memperoleh
tujuan seksual yang “aneh” seperti ditemui
21
pada kasus fetitisme. Fetitisme adalah aktivitas seksual dengan menggunakan benda-benda yang tidak lazim. Pengganti objek lain biasanya
adalah salah satu bagian tubuh yang agak tidak layak untuk menjalankan fungsi-fungsi seksual, seperti kaki, rambut, atau benda-benda mati lainnya
potongan baju, tembok, kayu, tiang listrik dan benda-benda mati lainya, yang memiliki hubungan jelas dengan pribadi seksual, terutama dengan
seksualitasnya. Objek pengganti ini tidak bisa disamakan dengan fetish oleh masyarakat tempo dulu dianggap sebagai penjelmaan Tuhan. Tradisi atau
peralihan ke arah fetitisme, berikut munculnya penolakan terhadap tujuan seksual normal atau tujuan seksual menyimpang, dibentuk melalui kasus-
kasus yang menunjukan bahwa suatu keadaan fetisisme dibutuhkan. 4.
Penyimpangan yang Berhubungan dengan Objek Seksual Teori insting seksual popular mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan kisah puitik seputar pemisahan umat manusia dalam dua bagian pria dan wanita dengan cinta akan berjuang menjadi satu. Sangat
mengherankan jika kemudian kita menemukan bahwa kondisi sejumlah pria mempunyai objek seksual bukan wanita, melainkan sesama pria atau
sebaliknya.Pada penyimpangan yang berhubungan dengan objek sosial akan dibahas mengenai perilaku invert atau pembalikan perilaku seksual
yang dialami oleh tokoh yang terdapat pada novel Saman. Perilaku invert yang akan dibahas dalam pembahasan ini ada dua yaitu; kelompok yang
terbalik dalam dua arah amphigenously inverted dan pribadi yang hanya kadang-kadang memperlihatkan inversi accasionally inverted.
22
1. Kelompok yang terbalik dalam dua arah amphigenously
inverted, atau
secara psikoseksual
hermaprodit psychosexually hermaphroditic; objek seksual mereka
mungkin ditunjukan secara umum, baik sesama jenis maupun lawan jenis. Dalam kasus ini, inversi tidak memperlibatkan
karakternya yang khas. 2.
Pribadi yang hanya kadang-kadang memperlihatkan inversioccasionally
inverted. Dalam
kondisi tertentu,
terutama jika objek seksual normal tidak dapat dijangkau, atau melalui tindakan-tindakan imitasi, kelompok ini mampu
beranggapan sesama jenisnya sebagai objek seksual,dan meraih seksual bersamanya Freud, 2014: 1-4.
5.
Penyimpangan Seksual Sosial
Dari berbagai pengertian tentang defenisi penyimpangan sosial, dapat dikatakan bahwa penyimpangan sosial di pahami sebagai tindakan
yang dilakuakan oleh individu atau kelompok sosial yang tidak sesuai atau melawan kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Kaidah yang
berlaku di masyarakat tersebut berwujud nilai dan norma yang mengatur perbuatan mana yang baik dan yang kurang baik untuk dilakukan.
Perilaku seksual di luar pernikahan merupakan perilaku atau tindakan yang melanggar norma masyarakat atau norma agama, di katakan
melanggar norma karena hubungan seksual tanpa adanya status pernikahan.
23
seorang yang tidak setia pada pasangannya yang terjalin dalam sebuah komitmen dalam masa pacaran atau sudah menikah.
Perselingkuhan disebut suatu penyimpangan seksual sosial karena perilaku yang dilakukan tokoh merupakan perbuatan yang melanggar norma-norma
agama dan masyarakat.