60
Kejadian  aneh  juga  dirasakanya  kembali  ketika  pada  saat  ibunya mengandung  adik  pertama  Saman.  Tiba-tiba  sesuatu  terjadi  pada  ibunya,
bayi  yang  ada  didalam  kandungannya  telah  hilang  begitu  saja.  Tidak hanya itu, pada  beberapa waktu ketika Saman hendak memiliki adik yang
kedua, pada akhirnya adiknya juga meninggal di hari ke tiga.
Tatkala  ibunya  pulang,  entah  dari  mana,  wanita  itu  tak  lagi mengandung. Perutnya tak lagi besar. Ia Nampak kelelahan. Ia rebah
pada dipan di teras belakang, lalu menatap pepohonan, yang semakin jauh semakin rapat Utami, 1998:48.
Setelah  itu  penceritaan  kembali  ke  tahun  1984  ketika  Wis ditugaskan untuk menjadi Pastor di Perabumulih tempat tinggal ia sewaktu
kecil yang setelah sekian  lama ditinggalkannya. Tugasnya di Prabumulih tidak  berjalan  dengan  mulus,  pada  waktu  itu  ia  dituduh  dan    ditangkap
karena  ia  difitnah  telah  menghasut  masyarakat  perkebunan  karet  untuk mengadakan  pemberontakan  kepada  pemerintah  karena  tidak  mau
manyerahkan  tanahnya  kepada  PT  Anugerah  Lahan  Makmur  untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Akhirnya Saman ditahan dan dipenjara.
Tapi  dua  orang  berseragam  hitam-hitam  itu  menangkap  dan mengunci  lenganya,  mendorong  punggungnya  hingga  dada  serta
pelepisnya menghantam tanah, dan memborgol pergelangan sebelum ia sempat mengerang nyeri  Utami, 1998:101.
Wis  merasa  beberapa  orang  menyeret  dan  melempar  tubunya kedalam  mobil  yang  mesinnya  segera  bergemuruh  meninggalkan
tempat  itu.Ia  mencium  percik  api  dan  bau  karet terbakar.  Dan  suara salawat semakin sayup, semakin jauh, akhirnya tak terdengar  Utami,
1998:101-102.
61
2.2.5 Rangkuman
Berdasarkan  gambaran  tokoh  dan  penokohan  tokoh  Saman,  Sihar, Laila,  Yasmin,  Shakuntala,  dan  Upi  di  atas,  terlihat  bahwa  tokoh  Saman
dalam  novel  ini  adalah  tokoh  utama  cerita.  Penggambaran  tentang  tokoh- tokoh tersebut adalah sebagai berikut:
Tokoh  Saman  adalah  laki-laki  yang  menjadi  seorang  Romo  serta mengabdikan  dirinya  di  biara.  Tokoh  Laila  seorang  perempuan  yang
bekerja  sebagai  fotografer  serta  ia  adalah  wanita  yang  menjalin  hubungan dengan  laki-laki  yang  sudah  mempunyai  istri.  Tokoh  Yasmin  adalah  ia
adalah salah satu teman Laila. Diantara teman-temannya, ia terlebih dahulu memutuskan  menikah.  Yasmin  yang  mempunyai  penampilan  paling
menarik  di  antara  teman-temannya,  ia  juga  menjalin  hubungan  dengan Saman  tanpa  adanya  status  pernikahan.  Tokoh  Shakuntala  adalah  seorang
perempuan  biseksual.  Ia  telah  melakukan  hubungan  seksual  dengan  laki- laki,  selain  itu  ia  juga  melakukan  hubungan  seksual  dengan  perempuan.
Shakuntala  mempunyai  gaya  hidup  yang  bebas,  tidak  menyukai  adanya banyak aturan-aturan dalam hidup dan tidak menyetujui  bahwa pernikahan
sangat  penting,  karena  baginya  melakukan  hubungan  seksual  bisa  ia lakukan  dengan  bebas  tanpa  adanya  ikatan  apa  pun  antara  satu  dengan
lainnya.  Upi  adalah  seorang  wanita  yang  mempunyai  keterbelakangan mental,  kebanyakan  orang  menyebutnya  gila.  Selain  ia  mempunyai
keterbelakangan  mental  ia  juga  mempunyai  gairah  seksual  yang  aneh.  Ia
62
sering  memuaskan  gairah  seksnya  dengan  benda-benda  yang  tidak  lazim seperti; pagar, tembok, pohon, balok kayu serta binatang-binatang.
Latar  yang  terdapat  dalam  dalam  novel  ini  ada  tiga  yaitu,  latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat yang terdapat pada Novel
Saman    adalah  pantai  laut  Cina  Selatan,  tempat  pertemuan  anatara  Sihar dan  Laila  di  sebuah  ring.  Kota  Prabumulih  adalah  tempat  tinggal  Saman
dan keluarganya, dan New York adalah tempat persembunyian Saman dari buronan. Kota New York juga merupakan tempat pertemua Sihar dan Laila.
Latar  waktu  pada  novel  ini  dibagi  menjadi  dua;  pertama,  periode kehidupan  Saman  sebelum  keluar  dari  biara.  Kedua,  periode  kehidupan
Saman setelah keluar dari biara. Latar sosial pada novel ini di bagi menjadi tiga. Pertama, latar sosial agama khatolik menceritakan tokoh Saman yang
dithabiskan  menjadi  seorang  Romo  dan  ia  tinggal  di  biara.  Kedua,  latar budaya  mistik  diceritakan  mengenai  ibu  Saman  seorang  Raden  Ayu
mempunyai  kebiasaan-kebiasaan  aneh  dan  terkadang  sikap  ibunya  tidak bisa  dijelaskan  dengan  akal.  Ketiga,  latar  budaya  Jawa  diceritakan  bahwa
dalam novel ini tokoh Shakuntala tidak menyetujui adanya ketentuan dalam bahasa  Jawa  yang  menggagap  derajat  wanita  lebih  rendah  dari  pada  laki-
laki. Latar tentang kehidupan seks diceritakan bahwa dalam novel ini, seks adalah salah satu permasalahan utama yang dialami oleh para tokoh dalam
novel  Saman karya Ayu Utami. Plot atau alur dalam novel ini adalah alur sorot atau flashback.
63
Dari analisis struktur pada Bab II tergambar adanya penyimpangan-penyimpangan seksual dalam diri tokoh-tokoh.
penyimpangan seksual yang dialami para tokoh akan dibahas pada Bab III.