47
dilakukanya karena ia ingin melayani masyarakat ditempat ia dibesarkan. Keinginanya untuk kembali lagi ketempat tersebut sangat besar.
Saman mengunjungi tempat dimana ia dahulu di besarkan. Ia merasa sangat senang karena bisa kembali ketempat ini meskipun ia tidak
lagi menemukan keluarganya, tetapi ia cukup senang karna ia bias membantu masyarat Lubukrantauyang berkesusahan.
2.2.1.3 Kota New York
Kota New York adalah tempat Saman bersembunyi dari buronan. Yasmin yang menyamar seperti amoy Singapura yang paling menor
sehingga ia berhasil melarikan Saman ke luar negeri.
Ia muncul dengan dandanan seperti amoy Singapura yang paling menor- celana panjang ketat motif kulit macan. Jaket hitam plastic, kaca mata
matahari besar aku tak mengenali
.
Rupanya ia menyamar sebagai rekan bisnis pemilik butik yang kutempati. Menurut lobi ayahnya di kepolisian
Jakarta, aku termasuk lima orang yang paling diburu ia membujukku untuk melarikan diri keluar negeri Utami, 1998:175.
Laila dan sihar menghabiskan waktu untuk bersama dengan Sihar.Tanpa ada istri sihar dan tanpa ada orang tua dari Laila.Hubungan
mereka semakin dekat.Perselingkuhan mereka semakin jelas terlihat.
Dan kita di New York.Beribu-ribu mil dari Jakarta.Tak ada orang tua, tak ada istri.Tak ada dosa.Kecuali pada Tuhan, barangkali. Tapi kita bisa
kawin sebentar, lalu bercerai. Tak ada yang perlu ditangisi.bukankah kita saling mencintai? Atau pernah saling mencintai?Apakah Tuhan
memerintahkan lelaki dan perempuan untuk mencintai ketika mereka kawin?Rasanya tidak,Utami, 1998:30.
Kota New York digambarkan sebagai suatu kota yang penuh dengan kebebasan. Buktinya, Saman dan Yasmin menjalin hubungan tanpa
48
adanya ketakutan dari suaminya terjadi di kota ini. Laila pun juga bisa secara bebas menjalin hubungan bersama yang sudah mempunyai istri dan
anak. Hubungan seksual Sihar dan Laiala terjadi di New York serta kisah percintaan yang mereka alami dapat tercurahkan ketika mereka ada di kota
New York ini.
2.2.2 Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi
.Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada
kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Kejelasan waktu yang diceritakan amat penting dilihat dari segi waktu penceritaanya,
Nurgiyantoro, 1995: 230-231. Menurut urutan waktu yang terjadi di dalam novel Saman, latar
waktu dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama latar waktu pada periode kehidupan Saman sebelum keluar dari Biara. Yang kedua pada
periode kehidupan Saman setelah keluar dari Biara.
2.2.2.1 Periode Kehidupan Saman Sebelum Keluar dari Biara
Latar waktu pada periode kehidupan Saman sebelum keluar dari Biara akan mencakup masa hidup Saman dari iadilahirkan dengan
nama Wisanggeni hingga ia menghadapi permasalahan yang sangat sulit dalam tugasnya di Perabumulih, sehingga ia mengganti nama Wisanggeni
menjadi Saman. 1.
Saman dilahirkan padaTahun 1962
49
Saman dilahirkan di Perabumulih pada tahun 1962 dan ia dibesarkan di kota ini juga. Kota ini masih sangat sepi dan jauh dari
keramaiandan kota Perabumulih pada masa itu masih merupakan kota yang kecil. Ia merupakan anak tunggal karena kedua adiknya tak pernah
diizinkan untuk hidup di dunia. Adik pertamanya hilang pada saat masih di dalam kandungan sedangkan, adik keduanya meninggal saat berusia
tiga hari. Saman tumbuh menjadi anak yang baik, dan ia juga merupakan laki-laki yang kurang bergaul dengan perempuan.
PERABUMULIH 1962 Barangkali ia beruntung. Dia adalah anak yang berhasil lahir dari Rahim
ibunya dan hidup.Dua adiknya tak pernah lahir, satu mati pada hari ketiga, Utami, 1998:44.
Perabumulih masih kota minyak ditengah Sumatra Selatan yang sunyi masa itu. Cuman ada satu bioskop, sehingga orang-orang bisa membawa
anaknya bertamsya ke luar kota, melihat mesin penimba minyak mengangguk-angguk seperti dinosaurus, Utami,1998:45.
2. Saman dithabiskan menjadi Frater pada tahun 1983
Saman yang pada waktu itu masih bernama Wisanggeni mempunyai keinginan untuk menjadi seorang frater atau Romo. Bapaknya
tidak mendukung sepenuhnya dengan keinginannya karena Saman merupakan anak satu-satunya. Menurut bapaknya apabila Saman kelak
menjadi seorang imam, ia tidak dapat memberikan keturunan. Tetapi alasan itu tidak membuat Saman mundur.Ia tetap berusaha memwujudkan
keinginannya. Pada tahun 1983 ia dithabiskan menjadi pater atau Romo.