Manfaat Hasil Penelitian Tinjauan Pustaka

9 dibahas adalah dinamika keperibadian dan struktur keperibadian tokoh serta prilaku seksualitas tokoh dalam dalam novel Cantik Itu Luka . Andri Wicaksono 2011 dari Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam skripsinya yang berjudul Analisis Strukturalisme Genetik Novel Saman. Andri berpendapat bahwa keberanian Ayu Utami berani melakukan aksentuasi terhadap sesuatu yang tadinya bermakna tabu. “Ini juga patut dihargai, ia telah mengaksentuasikan sesuatu nilai yang tadinya sangat tabu dikatakan oleh kaum perempuan”. Novel Saman karya Ayu Utami sangat menarik dan perlu dikaji, karena novel Saman mempunyai hubungan antara lingkungan sosial saat novel tersebut diciptakan dengan lingkungan sosial pengarang. Hani Solinkha 2011 dalam makalahnya yang berjudul Potret Seksualitas dan Kritik Sosial dengan Kajian Semiotika, berpendapat bahwa Novel Saman adalah novel yang menggambarkan sebuah potret perilaku seksual yang di dalamnya mengkaji tentang gambaran perilaku seksual, perilaku seks menyimpang, serta yang terutama adalah keterkaitan antara seksual dengan hak-hak perempuan. Berdasarkan kajian pustaka di atas, tampak bahwa terdapat persamaan subjek kajianya yaitu novel Saman karya Ayu Utami, tetapi dengan objek kajian yang berbeda. Ada juga persamaan objek kajiannya yaitu psikologis sastra hanya dengan subjek yang berbeda. Jadi kebaharuan peneliti ingin melakukan penelitian secara serius mengenai penyimpangan seksual terhadap 10 novel Saman karya Ayu Utami dengan pendekatan Struktural dan Psikologi Sastra.

1.6 Landasan Teori

Dalam skripsi ini akan digunakan teori struktural, teori psikoanalisis, pengertian seksualitas dan penyimpangan-penyimpangan seksual. 1.6.1. Kajian Struktural Menurut Teeuw 1983:61 pendekatan struktural merupakan pekerjaan pendahulu yang harus dilakukan oleh seorang peneliti sastra sebelum ia melakukan analisis lebih lanjut terhadap suatu karya sastra. Masih menurut Teeuw, karya sastra sebagai dunia, dan kata mempunyai kebulatan makna instrinsik yang hanya dapat digali dari karya itu sendiri.Analisis struktural juga dilakukan agar diperoleh kesistematisan pemahaman yang lebih mendalam terhadap karya sastra, sehingga analisis selanjutnya yang hendak dilakukan menjadi lebih mudah. A.Teeuw 1984:135 berpendapat bahwa, pendekatan struktural mempunyai tujuan yaitu membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin, keterkaitan dan keterjalinan semua analisis dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Damono, 1984:2 juga mengungkapkan bahwa dalam penelitian karya sastra, analisis atau pendekatan objektif terhadap unsur-unsur intrinsik atau struktur karya sastra merupakan tahap awal untuk meneliti 11 karya sastra sebelum memasuki penelitian lebih lanjut.Batasan ini menunjukkan bahwa pendekatan struktural akan tergantung kepada karya sastra yang hendak dianalisis. Analisis struktural tidak cukup dilakukan hanya sekedar mendata unsur tertentu dari karya fiksi, misalnya peristiwa, alur, latar, tokoh, dan lain sebagainya. Akan tetapi, yang lebih penting adalah menunjukkan bagaimana hubungan antara unsur dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetika dan seluruh makna yang ingin dicapai. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa karya sastra merupakan salah satu kajian yang membedakan antara karya sastra satu dengan karya sastra yang lain. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis struktural berusaha memaparkan dan menunjukkan unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra. Aspek intrinsik yang dipilih dalam penelitian meliputi tiga unsur yaitu: tokoh dan penokohan, latar, plot atau alur. Ketiga unsur struktural ini dipilih karena merupakan langkah awal dalam memahami penyimpangan-penyimpangan seksualitas yang akan dibahas selanjutnya. 1.Tokoh dan Penokohan Nurgiyantoro 2005:165 mengungkapkan bahwa tokoh cerita adalah individu orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan 12 kecenderungan seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Penokohan dan karakterisasi - karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjukan pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak -watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti yang dikatan oleh Jones 1968:33, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama.Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar flash character dan tokoh bulat round character.Tokoh datar adalah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Jika dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan adanya tokoh tokoh utama central character, main character, dan tokoh tambahan peripheral character. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam novel yang bersangkutan ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.