58 dengan yang lain dapat digunakan sekaligus untuk menyapa mitra tutur. Tidak
semua sapaan dapat digunakan secara bersamaan, tentunya harus diperhatikan siapa dan usia mitra tutur.
a. Sapaan Kata Ganti dan Hubungan Kekerabatan
Sapaan jenis kata ganti ite, hau dan meu merupakan sapaan yang dapat digunakan secara bersamaan dengan jenis sapaan lain. Dalam hal ini harus
diperhatikan siapa dan usia lawan tutur . Berikut contoh 71, 72, dan 73 adalah sapaan kata ganti dengan
kekerabatan. 71 Poli ite hang amang?
„Apakah anda sudah makan om?‟ 72 Ngo nia hau ase?
„Kamu mau ke mana adik?‟ 73 Kole meu sekolas ge ko nana?
„Kalian sudah pulang sekolah nana?‟ Sapaan meu yang berarti kalian pada contoh 73, menyatakan bentuk
jamak, meskipun mitra tutur hanya satu orang. Sapaan meu yang dimaksudkan pada contoh 73 adalah keseluruhan dari anak-anak di sekolah.
Sapaan amang, ase dan nana pada masing-masing contoh di atas adalah jenis sapaan kekerabatan.
59
b. Sapaan Kata Ganti dan Nama Diri
Sapaan kata ganti juga dapat dipakai bersamaan dengan jenis sapaan nama diri. Berikut contoh 74, 75 dan 76 menjelaskan penggunaan sapaan gabungan
kata ganti dengan nama diri. 74 Rin, pande apa hau?
„Rin, kamu sedang apa?‟ 75 Rin, pande apa ite?
„Rin, anda sedang apa?‟ 76 Veren toe ngo le mbaru dise ema meu ko?
„Veren, kalian ikut ke rumah kakek tidak?
c. Sapaan Kata Ganti dan Profesi
Jenis sapaan kata ganti yang dapat digabungkan dengan profesi hanyalah sapaan ite. Hal ini dikarenakan sapaan hau den meu tidak sopan apabila digunakan
untuk menyapa seseorang dengan profesi tertentu. Berikut contoh penggunaan sapaan ite apabila digabungkan dengan profesi tertentu, dalam contoh 77 ini
adalah ketika menyapa seorang guru perempuan dan contoh 78 adalah ketika menyapa seorang dokter laki-laki.
77 Bu, co tara toe mai ce sekolah ite meseng? „Ibu, kenapa anda tidak datang ke sekolah kemarin?‟
78 Tuang dokter, kut ngo nia ite? Cengo ce mbaru di ‘Tuang dokter, anda mau kemana? Mampirlah ke rumah ini dulu‟