Ego Faktor Perbedaan Jenis Kelamin
71 Sapaan yang dipilih oleh masyarakat Manggarai jika mitra tutur telah
dikenal baik oleh penutur ialah nama diri pengurangan di awal, pengurangan di akhir, pengubahan sebagian, menyebut nama utuh, menyebutkan nama anak
pertama dari mitra tutur apabila lawan tutur sudah berkeluarga didahului sapaan bapaema dan endemama terutama untuk menyapa mitra tutur yang sebaya atau
yang lebih mudah dari pembicara, atau dengan menyebut nama ejekan. Perhatikan contoh 58 s.d. 64.
Berikut ini contoh dialog 91 pemilihan sapaan yang dipengaruhi oleh faktor keakraban. Contoh dialog 91 dengan menyebut nama ejekan,
menggambarkan seorang yang mengajak sahabatnya untuk makan bakso. 91 Penutur : Mpedal, mai ngo hang bakso
„Mpedal, ayo makan bakso‟ Mitra tutur : Eng ga, laning hau ata bayar.
„Baiklah, tapi kamu yang traktir.‟ Jika mitra tutur mempunyai umur yang lebih tua lansia dari penutur dan
sudah saling mengenal, mitra tutur akan disapa dengan sapaan ema, ende, atau emaende diikuti dengan nama mitra tutur contoh: Ende Mia. Jika mitra tutur
mempunyai umur yang lebih tua lansia dari penutur dan belum saling mengenal, mitra tutur akan disapa dengan sapaan ema atau ende tanpa diikuti nama mitra
tutur. Jika mitra tutur mempunyai umur yang lebih tua orang dewasa dari
penutur dan sudah saling mengenal, mitra tutur akan disapa dengan amang, om, tanta, inang dan bisa juga diikuti dengan nama mitra tutur, misalnya Inang Erni
72 Erni adalah nama lawan tutur. Jika mitra tutur mempunyai umur yang lebih tua
orang dewasa dari penutur dan belum saling mengenal, mitra tutur akan disapa dengan amang, om, tanta, inang tanpa perlu disertai nama mitra tutur.
Apabila mitra tutur mempunyai umur yang lebih tua tetapi masih tergolong muda atau lebih muda dari penutur maka mitra tutur akan disapa
ka’e kakak, dan ase adik. Sapaan keakraban lainnya yaitu enu untuk menyapa anak
perempuan yang seumuran dan lebih muda dari penutur. Ada juga sapaan weta untuk saudari perempuan baik seumuran, lebih muda, ataupun lebih tua dari
penutur. Perbedaannya hanya weta lebih mengarah pada sapaan kepada saudari oleh saudaranya dan mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat erat,
sedangkan enu penggunaannya secara umum untuk anak perempuan. Sapaan weta mengharuskan penuturnya adalah pria, sedangkan sapaan enu penuturnya bisa pria
maupun wanita. Sama halnya dengan sapaan weta dan enu, sapaan nana juga merupakan sapaan keakraban untuk menyapa anak laki-laki yang seumuran dan
lebih muda dari penutur. Ada juga sapaan nara untuk saudara laki-laki baik seumuran, lebih muda, ataupun lebih tua dari penutur.
Berikut ini contoh dialog 92 pemilihan sapaan yang dipengaruhi oleh faktor keakraban. Contoh dialog 92 menggambarkan seorang penutur meminta
bimbingan belajar bahasa Inggris pada kakak tingkat yang dikenalnya karena berasal dari kampung yang sama.
92 Penutur : Ka’e, ajar koe aku bahasa Inggris
„Kakak, ajarkan saya bahasa Inggris‟ Mitra tutur : Iyo ase, ngo kat sina kos daku leso minggu mane
„Baiklah adik, hari minggu sore datang saja ke kos saya‟
73 Sapaan nara mengharuskan penuturnya adalah wanita, sedangkan sapaan
nana yang penggunaannya secara umum untuk menyapa anak laki-laki, penuturnya bisa pria maupun wanita. Sapaan kae, ase, weta, enu, nara, dan nana
biasa digunakan penutur untuk menyapa seseorang orang muda baik yang memiliki hubungan keakraban dengan maupun tidak, bahkan meskipun tidak
memiliki hubungan keakraban dengan mitra tutur, dengan mengunakan sapaan tersebut diatas terkesan sopan bagi mitra tutur.
Apabila mitra tutur mempunyai profesi tertentu dan sudah saling mengenal dengan penutur maka mitra tutur dapat disapa pabutuang dan dapat diikuti nama
profesi mitra tutur atau langsung menyebut profesi mitra tutur contoh dialog 83 dan 84. Begitupun dengan biarawan seperti PastorRomo dapat disapa
TuangRomo diikuti nama diri contoh dialog 93. Contoh dialog 93 menggambarkan seorang umat meminta pastor untuk
memimpin misa penutupan doa rosario disalah satu lingkunganwilayah. 93 Penutur : Romo Ivan, cala ngance ite pimpin misa penutupan doa
rosario eta Waso hari minggu malam? „Romo Ivan, apakah Anda bisa memimpin misa penutupan
doa rosario di Waso hari minggu malam?‟ Mitra tutur : Coba hubungi romo Herman, ai aku manga pimpin misa
arwah kole du wie minggu hitu „Coba hubungi romo Herman, karena saya juga pimpin
misa arwah di tempat lain di hari yang sama‟
74 Jika mitra tutur mempunyai jabatan tertentu dalam masyarakat maka dapat
disapa tuang, kraeng, pabu, emaende untuk seseorang yang dituakan karena kedudukannya, misalnya bupati, dan dapat diikuti nama jabatan mitra tutur
contoh dialog 90. 4.6. Faktor Perbedaan UmurUsia
Pemilihan sapaan dalam bahasa Manggarai dipengaruhi juga oleh faktor perbedaan umurusia dari lawan tutur. Dalam kaitannya dengan perbedaan
umurusia, beberapa sapaan yang digunakan erat kaitannya dengan sapaan-sapaan kekerabatan namun dalam hal ini ditinjau dari segi usia lawan tutur. Tabel 4.4
berikut menjabarkan beberapa penggunaan sapaan berkaitan dengan faktor umurusia.