Jumlah Penduduk DESKRIPSI KEADAAN BAHASA MASYARAKAT MANGGARAI

29 Penti juga sebagai perjumpaan kekeluargaan. Rasa kekeluargaan dan keakraban sangat terasa. Seperti halnya upacara-upacara adat Manggarai yang lain, pesta Penti mampunyai norma yang mengatur hubungan antara Sang Pencipta Jari Agu Dedek dengan ciptaannya. Memiliki norma yang mengatur hubungan antara sesama manusia dan antara manusia dengan lingkungannya Ngare, 2014.

c. Lodok

Lodok merupakan sebuah sistem pembagian tanah yang sangat adil. Lodok sering disebut dengan pembagian tanah seperti jaring laba-laba. Sebelum mengenal pembagian tanah secara nasional, leluhur orang Manggarai memiliki sistem tersendiri dalam membagi tanah.

d. Arsitektur Rumah Gendang

Rumah Gendang yang berbentuk kerucut menjadi daya tarik bagi arsitektur Indonesia dan dunia untuk meneliti bentuk warisan leluhur orang Manggarai dalam membangun rumah. Rumah adat Gendang orang Manggarai yang disebut Mbaru Niang selalu mengerucut ke langit. Orang Manggarai tidak mengenal seng melainkan mengenal Wunut atau Ijuk. Jadi, orang Manggarai sering menyebut rumah adatnya dengan sebutan Mbaru Wunut.

2.6. Keadaan Bahasa

Bahasa yang digunakan di kabupaten Manggarai adalah bahasa Manggarai. Bahasa Manggarai digunakan oleh sebagian besar masyarakat yang berada di wilayah kabupaten Manggarai yang tersebar di 12 kecamatan yakni Kecamatan Satar Mese, Kecamatan Satar Mese Utara, Kecamatan Satar Mese Barat, Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Ruteng, Kecamatan Wae Rii, 30 Kecamatan Lelak, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Cibal, Kecamatan Cibal Barat, Kecamatan Reok dan Kecamatan Reok Barat. Bahasa Manggarai ini sangat umum digunakan oleh masyarakat Manggarai dalam berkomunikasi antar sesama masyarakat Manggarai. Penggunaan bahasa Manggarai oleh masyarakat Manggarai selain untuk berkomunikasi, juga untuk mempererat hubungan antar sesama masyarakat Manggarai. Selain bahasa Manggarai, terdapat juga penggunaan bahasa Indonesia dalam sistem sapaan masyarakat Manggarai. Dalam percakapan sehari-hari masyarakat Manggarai juga terdapat beberapa dialek bahasa Manggarai yang menjadi ciri khas dari suatu wilayah tertentu di kabupaten Manggarai. Dialek tersebut cenderung berbeda di setiap kecamatan hal itu dipengaruhi oleh unsur kebahasaan yang disebut unsur suprasegmental. Menurut Wijana dan Rohmadi 2011: 2 unsur-unsur suprasegmental terdiri atas keras lemahnya suara tekanan, tinggi rendahnya suara nada, panjang-pendeknya ucapan durasi, dan jarak waktu pengucapan jeda. Adapun dialek yang terdapat di kabupaten Manggarai adalah dialek Reo, dialek Cibal, dialek Rahong, dialek Ruteng, dialek Lelak dan dialek Satarmese. Gambar 2.2. berikut merupakan peta pembagian dialek yang terdapat di kabupaten Manggarai.