Pendidikan Keadaan Budaya atau Tradisi

30 Kecamatan Lelak, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Cibal, Kecamatan Cibal Barat, Kecamatan Reok dan Kecamatan Reok Barat. Bahasa Manggarai ini sangat umum digunakan oleh masyarakat Manggarai dalam berkomunikasi antar sesama masyarakat Manggarai. Penggunaan bahasa Manggarai oleh masyarakat Manggarai selain untuk berkomunikasi, juga untuk mempererat hubungan antar sesama masyarakat Manggarai. Selain bahasa Manggarai, terdapat juga penggunaan bahasa Indonesia dalam sistem sapaan masyarakat Manggarai. Dalam percakapan sehari-hari masyarakat Manggarai juga terdapat beberapa dialek bahasa Manggarai yang menjadi ciri khas dari suatu wilayah tertentu di kabupaten Manggarai. Dialek tersebut cenderung berbeda di setiap kecamatan hal itu dipengaruhi oleh unsur kebahasaan yang disebut unsur suprasegmental. Menurut Wijana dan Rohmadi 2011: 2 unsur-unsur suprasegmental terdiri atas keras lemahnya suara tekanan, tinggi rendahnya suara nada, panjang-pendeknya ucapan durasi, dan jarak waktu pengucapan jeda. Adapun dialek yang terdapat di kabupaten Manggarai adalah dialek Reo, dialek Cibal, dialek Rahong, dialek Ruteng, dialek Lelak dan dialek Satarmese. Gambar 2.2. berikut merupakan peta pembagian dialek yang terdapat di kabupaten Manggarai. 31 1 2 3 4 5 6 DIALEK REO DIALEK CIBAL DIALEK RAHONG DIALEK RUTENG DIALEK LELAK DIALEK SATARMESE KETERANGAN : Gambar 2.2. Peta Pembagian Dialek Kabupaten Manggarai 32

BAB III JENIS-JENIS SAPAAN DALAM BAHASA MANGGARAI BERDASAKAN

REFERENNYA

3.1. Pengantar

Bahasa Manggarai mengenal berbagai jenis sapaan yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Jenis sapaan dalam bahasa Manggarai dibedakan berdasarkan referennya, yakni sapaan berdasarkan hubungan kekerabatan, sapaan berdasarkan profesi, sapaan berdasarkan jabatan, sapaan dengan menyebut nama, sapaan berdasarkan kata ganti, dan sapaan gabungan.

3.2. Sapaan Berdasarkan Hubungan Kekerabatan

Sapaan kekerabatan di daerah Manggarai adalah jenis sapaan yang paling banyak ditemui. Sapaan kekerabatan adalah sapaan yang digunakan untuk menyapa seseorang yang memiliki hubungan pertalian kekerabatan. Dalam penggunaannya jenis sapaan ini tidak hanya digunakan untuk menyapa mitra tutur yang memiliki hubungan pertalian kekerabatan tetapi juga untuk menyapa mitra tutur yang bahkan tidak mempunyai hubungan pertalian kekerabatan apa-apa. Sapaan yang berasal dari pertalian kekerabatan itu adalah ende, mama, oma, ema, bapa, opa, inang, tanta, amang, om, kae, ase, ende koe, mama koe, ema koe, bapa koe, ende tu’a, mama tua, ema tu’a, bapa tua, enu, nana, nara, weta, empo, kesa, ipar, koa, wote, to’a. Berikut ini akan diuraikan sapaan-sapaan kekerabatan itu satu per satu.