74 Jika mitra tutur mempunyai jabatan tertentu dalam masyarakat maka dapat
disapa tuang, kraeng, pabu, emaende untuk seseorang yang dituakan karena kedudukannya, misalnya bupati, dan dapat diikuti nama jabatan mitra tutur
contoh dialog 90. 4.6. Faktor Perbedaan UmurUsia
Pemilihan sapaan dalam bahasa Manggarai dipengaruhi juga oleh faktor perbedaan umurusia dari lawan tutur. Dalam kaitannya dengan perbedaan
umurusia, beberapa sapaan yang digunakan erat kaitannya dengan sapaan-sapaan kekerabatan namun dalam hal ini ditinjau dari segi usia lawan tutur. Tabel 4.4
berikut menjabarkan beberapa penggunaan sapaan berkaitan dengan faktor umurusia.
75
Tabel 4.4. Pemilihan Sapaan Berdasarkan UmurUsia No. Penyapa
Lawan Tutur Sapaan
Keterangan 1.
Ego Orang tua yang sebaya
dengan kakek
Emaopa Kakek
2. Ego
Orang tua yang sebaya dengan nenek
Endeoma Nenek
3. Ego
Orang dewasa
sebaya
dengan Ayah
EmaBapa,
Amang, Om
Bapak,
PamanOm
4. Ego
Orang dewasa
yang sebaya dengan Ibu
EndeMama, Inang, tanta
Ibu, BibiTante
5. Ego
Orang sebaya dengan adik laki-laki
Ase, Nana Adik, Nana anak
laki-laki 6.
Ego Orang sebaya dengan adik
perempuan Ase, Enu
Adik, Enu anak perempuan
7. Ego
Orang yang
umurnya lebih tua dari penutur
Kae Kakak
8. Ego
Anak-anak kecil Nana dan enu
Sapaan untuk anak laki-laki dan
anak perempuan 9.
Ego Teman sebaya
Nama diri, Nama ejekan
76 Berikut ini contoh dialog 94 dan 95 pemilihan sapaan yang dipengaruhi
oleh faktor umurusia. Contoh dialog 94 menggambarkan seorang anak laki- laki yang menyapa seorang nenek yang datang berbelanja di warung penutur.
94 Penutur : Ende, kut weli apa? „Nenek, mau beli apa?‟
Mitra tutur : weli ci’e nana.
„Beli garam nana.‟ Contoh dialog 95 menggambarkan seorang ibu yang bertanya kepada
anaknya perempuan yang hendak pergi. 95 Penutur : Kut ngo nia enu
? Ai rapi keta mane ho’o. „Mau kemana enu? Kelihatannya rapi sekali sore ini.
Mitra tutur : Kud ngo ulang tahun de teman mama. „Mau ikut acara ulang tahun teman, mama.‟
4.7. Faktor Hubungan Kekerabatan
Faktor hubungan kekerabatan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap pemilihan sapaan. Hal ini dikarenakan
kebanyakan penggunaan sapaan-sapaan dalam bahasa Manggarai karena adanya hubungan kekerabatan. Untuk lebih memperjelas, berikut akan ditampilkan
beberapa bagan hubungan kekerabatan. Pada bagan di bawah ini dibagi ke dalam empat 4 bagan yakni bagan hubungan keluarga terbatas yang meliputi sapaan
untuk ayah, ibu, saudara, dan saudari kandung, bagan keluarga luas 1 ayah yang meliputi sapaan untuk saudara-saudara ayah, bagan keluarga luas 1 ibu yang
77 meliputi sapaan untuk saudara-saudara ibu, dan bagan keluaga luas 2 yang
meliputi sapaan kekerabatan karena adanya hubungan perkawinan.
a. Hubungan Keluarga Terbatas
3 Anak Laki-laki
Anak Perempuan Anak Laki-laki
Suami
Anak Perempuan Istri
4 5
6 2
1
Gambar 4.1. Bagan Keluarga Terbatas
Keterangan: = Menerangkan nomor penutur dan lawan tutur
= MenyapaMenyebut
= EndeMama, EndeMama diikuti dengan menyebut nama anak pertama, Enu, menyebut nama diri.
= EmaBapa, EmaBapa diikuti dengan menyebut nama anak pertama, Nana, menyebut nama diri.
dan dan = Nana, menyebut nama diri.
dan dan = Enu, menyebut nama diri.
, , dan = Ema, bapa.
1 2
2 1
1 2
3 5
1 2
4 6
3 4
5 6
1
78
, , dan = Ende, mama.
dan = Weta, Enu, Ase, menyebut nama diri
= Ase, Nana, menyebut nama diri. = Nara, Nana, Kae.
= Nara, Nana, Ase, menyebut nama diri. = Ase, Enu, menyebut nama diri.
= Kae.
= Weta, Enu, Kae.
= Weta, Enu, Ase, menyebut nama diri.
dan = Nara, Nana, Kae.
= Kae
3 4
5 6
2 3
4 6
3 5
5 3
4 3
4 5
4 6
5 4
5 6
6 5
3 6
4
79 Berikut ini contoh dialog 96 dan 97 pemilihan sapaan yang dipengaruhi
oleh faktor hubungan kekerabatan keluarga terbatas. Contoh dialog 96 menggambarkan seorang suami menanyakan kepada istrinya tentang keberadaan
anak-anak mereka. 96 Penutur : Mama Alfan, ngo labar nias ise Alfan agu asen bo? Mane
keta ho ga, tapi toe di kole ise „Mama Alfan, tadi Alfan dan adik-adiknya bermain
dimana? Sudah sore, tapi mereka belum pulang Mitra tutur : Ise Alfan ngo labar sale mbaru de inang de. Pasti manga
kad cai ise tong „Alfan dan adik-adiknya tadi bermain di rumah bibinya.
Sebentar lagi mereka pasti pulang‟ Contoh dialog 97 menggambarkan seorang anak laki-laki meminta
bantuan saudarinya untuk menyeterika baju. 97 Penutur : Weta, cuci koe baju daku
„Weta, tolong cucikan baju saya‟ Mitra tutur : Iyo nara, seterika laku tong.
„Iya nara, nanti saya cucikan.‟
80
b. Keluarga Luas I Ayah
Saudara-saudara tua Ayah
Laki-laki Perempuan
Saudara-saudara muda Laki-laki
Perempuan
Anak 1
4 2
4 2
4 3
4
Gambar 4.2. Bagan Keluarga Luas I Ayah
Keterangan : 1.
Ema koe, Bapa koe, Ema koeBapa koeEma diikuti dengan menyebut nama diri.
2. Inang, tanta, inangtanta diikuti dengan menyebut nama diri.
3. Ema tu’a, Bapa tua, Ema tu’aBapa tuaEma diikuti dengan menyebut nama
diri. 4.
Nana untuk anak laki-laki, Enu untuk anak perempuan, To’a, menyebut
nama diri. Berikut ini contoh dialog 98 pemilihan sapaan yang dipengaruhi oleh
faktor hubungan kekerabatan keluarga luas I Ayah. Contoh dialog 98 menggambarkan seorang anak yang menanyakan keberadaan ompamannya
kepada bibitantenya yang baru saja datang.