Jenis Sapaan Berdasarkan Referen

18 Mastoyo 2007: 48 metode padan referensial adalah metode padan yang alat penentunya berupa referen bahasa. Referen bahasa adalah kenyataan atau unsur di luar bahasa yang ditunjuk satuan kebahasaan. Metode padan referensial itu digunakan untuk menentukan identitas satuan kebahasaan menurut referen yang ditunjuk Mastoyo, 2007: 48. Tabel berikut menjelaskan contoh sapaan dalam bahasa Manggarai berdasarkan referennya. Tabel 1.2. Contoh Sapaan dalam Bahasa Manggarai Berdasarkan Referen No. Sapaan Referen 1. Weta Saudara perempuan 2. Ema Koe Adik laki-laki dari ayah penutur atau suami dari adik perempuan ibu 3. Ende Koe Adik perempuan dari ibu penutur atau istri dari adik laki-laki ayah 4. To‟a Keponakan laki-laki atau perempuan Metode padan pragmatis adalah metode padan yang alat penentunya mitra bicara. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, misalnya, satuan kebahasaan menurut reaksi atau akibat yang terjadi atau timbul pada lawan atau mitra bicaranya ketika satuan kebahasaannya itu dituturkan oleh pembicara Mastoyo, 2007: 49. Berikut contoh 5 melukiskan seorang ibu meminta obat demam pada seorang bidan yang bernama Selvi untuk anaknya. 5 Penutur : Bidan Selvi, cala manga obat demam sili mbaru? Ai toe manga sehat daku hi nana „Bidan Selvi, apakah ada obat demam di rumah? Karena anak laki- laki saya sedang demam‟ 19 Mitra Tutur : E ga, aku ngo ba rewos eta mbaru tong „Baiklah, saya akan antarkan obatnya ke rumah‟ Pada contoh 5 sapaan Bidan Selvi dipengaruhi oleh adanya faktor keakraban dan hubungan peran dalam masyarakat. Pada penelitian ini metode padan referensial digunakan untuk menentukan jenis-jenis referen yang ditunjuk. Metode padan pragmatis digunakan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sapaan.

c. Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data berupa hasil temuan dari objek yang diteliti. Hasil analisis data akan disajikan dengan metode formal dan informal. Menurut Kridalaksana dalam Mastoyo 2007: 73 metode formal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kaidah. Kaidah itu dapat berbentuk rumus, bagandiagram, tabel, dan gambar. Menurut Sudaryanto dalam Mastoyo 2007: 71 metode informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa. Dalam penyajian ini, rumus -rumus atau kaidah -kaidah disampaikan dengan menggunakan kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca dengan serta merta dapat langsung dipahami.

1.8. Sistematika Penyajian

Tugas akhir ini terdiri dari lima bab. Pada bab I diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan metodologi penelitian. Bab II berupa deskripsi masyarakat Manggarai. Pada bab II